XV

1.7K 146 13
                                    

Pohon-pohon tinggi mengelilingi halaman dan bangunan kastil. Lebih tinggi dari menara pengawas. Melindungi bangunan dari orang-orang yang penasaran. Ada banyak bangunan-bangunan tempat tinggal yang mengesankan lainnya di daerah ini. Sepanjang pengetahuan Harry, kebanyakan bangunan itu berada di dalam kompleks perumahan mewah yang terlihat dari jalan raya atau dari atas bukit.

Ek, mapel, pinus, dan pepohonan tinggi yang dapat Harry temukan ditanam dengan strategis. Memastikan Harry mendapat kesunyian yang ia butuhkan dan perlindungan dari dunia luat saat ia ingin identitasnya tidak terbongkar. Namun, ia dikenal sebagai sosok yang dermawan. Ia bersedia menyumbangkan uangnya demi tujuan-tujuan mulia. Selain dapat membantu orang lain, kemurahan hatinya menciptakan selubung misteri, sehingga semua orang menghargai privasinya. Terutama karena orang-orang itu tidak ingin membuat Harry tersinggung dan berhenti menyumbang.

Semua itu berjalan lancar selama berpuluh-puluh tahun. Hingga ketika Cyro Sexton memasuki hidupnya. Tatapan Harry, yang saat malam setajam seperti saat siang hari, menyapu halaman belakang kastil. Memeriksa tiap semak, bunga, tiap air mancur dan bangku-bangku taman. Semua seperti biasanya. Tidak ada yang mencurigakan.

Lalu pandangannya terjatuh pada Cyro, yang tengah duduk di bangku dari kayu pinus di bawah pohon maple di pinggir kebun. Cyro tengah memandang ke kejauhan. Matanya seolah memancarkan berbagai macam seluk kehidupan yang ia jalani. Seolah mengingatkan Harry tentang kehidupannya selama ini.

‘Ha! Seakan aku butuh kehidupan saja.’ pikir Harry masam.

Harry meninggalkan teras dan berjalan di atas rumput yang terpotong rapi. Pengurus rumah tangga dan suaminya, pengurus kebun, sudah bersama Harry selama empat puluh lima tahun. Mereka mempercayai keberadaan Pemburu, karena mereka dilahirkan dalam keluarga yang telah bersumpah setia untuk melayani Hunter. Bila tiba waktu untuk pasangan Royen sudah terlalu tua dan tidak sanggup lagi untuk bekerja, mereka akan tinggal di rumah yang sudah Harry siapkan di Burdick. Dan anak mereka, beserta istrinya akan pindah ke kastil dan melanjutkan tugas untuk membantu para Hunter.

Langkah kakinya di rumput yang basah itu tidak terdengar. Harry dapat membuat dirinya tak kasat mata. Itulah yang membuatnya bisa dengan mudah menyelinap tanpa disadari oleh Cyro. Namun Harry menduga Cyro tidak akan bisa menerima kejutan lain. Guncangan-guncangan itu juga bisa mengganggu diri Harry sendiri. Banyak hal dalam hidup Harry yang telah berubah belakangan ini semenjak kehadiran Cyro. Tapi Harry selalu mengingatkan dirinya sendiri bahwa hidup Cyro jauh lebih kacau semenjak pertemuan mereka.

Cyro tidak siap untuk menghadapi semua kejadian yang sekarang tengah dilemparkan ke wajahnya. Dan meski Harry malu mengakuinya, Harry justru tidak membuat segala sesuatu menjadi lebih mudah bagi Cyro meski ia tahu situasi pria berambut ikal itu.

Cyro menoleh saat menyadari Harry berjalan mendekat. Ia segera berdiri seolah siap untuk kabur kapan saja. Tapi kemudian ia berubah pikiran. Ia melipat kedua lengannya di dada, menegakkan dagu dan memicingkan mata ke arah Harry.

“Bahkan seorang tahanan pun punya hak untuk dapat sedikit menikmati yang namanya privasi.” ujarnya gusar.

“Kau bukan tahanan.” respon Harry singkat.

“Bukan?” Cyro bertanya dengan dengusan, “Bagaimana dengan ‘tetap di sekitar kastil’? Bukankah itu yang kau katakan beberapa menit yang lalu?”

“Itu untuk keselamatanmu.” sanggah Harry.

“Bagaimana aku tahu bahwa aku aman berada di sini?”

“Kau bisa merasakannya.” Harry berkata lagi dengan hendikkan bahu.

“Jangan memberitahuku apa yang aku rasakan!” tukas Cyro sengit.

Immortal (LGBT) {INCOMPLETE} [OLD VERSION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang