XI

3.1K 233 13
                                    

[The rest of those chapters ahead were all written by Amethyst_Orchid, so I won't put anymore tag like this above the contents]

Cyro Sexton aman. Untuk saat ini. Harry merasakan keraguan, kebingungan, dan sedikit ketakutan menguar dari tubuh pria itu. Ia memejamkan mata saat mendongak ke hotel dan memusatkan pikiran. Mencoba untuk meraih pikiran Cyro dan menenangkannya. Meredakan rasa takut yang pasti akan membuat Cyro terjaga sepanjang malam lagi. Namun ia tidak dapat menjangkau pikiran pria itu. setelah berusaha mencoba beberapa kali, ia menyerah.

Harry menggeram. Sadar bahwa ikatan diantara mereka belum cukup kuat baginya untuk bisa mengikat mereka dari jarak jauh. Setidaknya ada sisi baik dari kenyataan itu. Ia juga tidak menginginkan ikatan apapun dengan Cyro.

Paling tidak, Cyro memiliki insting untuk meninggalkan kawasan tempat tinggalnya saat ia memerlukan keamanan. Dia berada cukup jauh dari lokasi pembunuhan sehingga iblis maupun vampir itu tak akan repot-repot mencarinya. Harry tidak begitu yakin sepenuhnya, jadi dia hanya memikirkan itu untuk meyakinkan dirinya.

Dengan jalan bebas hambatan yang menghubungkan setiap sudut kotasampai ke daerah-daerah terpencil di kota ini. Tidak ada lagi lokasi yang tak dapat dijangkau. Cyro seharusnya bersembunyi di rumahnya. Setidaknya dengan begitu Harry bisa yakin bahwa pria itu aman di bawah perlindungannya.

Such a stubborn guy he is’ pikir Harry. Matanya sendu. Bibirnya terkatup membentuk segaris tipis yang menandakan ketidaksenangan. Pria itu malah lebih memilih resiko terbunuh daripada menerima pertolongan yang ia tawarkan.

Mungkin itu cara terbaik. Harry sudah pasti tidak ingin melihat keberadaan pria itu di dekatnya. Pria itu hanya akan membuat persoalan yang seharusnya terang benderang justru semakin rumit seperti berjalan di ruang hampa udara tanpa seberkas cahaya.

Pikiran-pikiran pengganggu masih menaungi kepalanya sehingga ia tidak bisa mengalihkan pikiran dari Cyro sepenuhnya. Menurut legenda, setelah ia bercinta dengan orang yang ditakdirkan sebagai ‘Mate’ untuknya, ia akan mampu terhubung secara telepatis dengan iblis yang sedang diburunya. Jika ia tahu dimana keberadaan sang iblis, ia juga akan tahu di mana teman vampir iblis itu. Hal itu akan memudahkan upaya untuk menangkap mereka.

Dengan menggumamkan sederet sumpah serapah, ia menyisir rambut dengan satu tangan. Perburuan ini semakin rumit saja dari waktu ke waktu. Selama berabad-abad, ia mengikuti buruannya, dan tak pernah gagal. Dan lagi, ia melakukan semua itu tanpa ‘Mate’ di sisinya.

Ia mengalihkan pandangan dari hotel. Memandang melalui kaca depan mobil dan menyalakan mesin. Cyro akan cukup aman di tempatnya. Bahwa iblis itu tidak mengikutinya. Tidak ada aroma tertentu yang mencurigakan di tempat ini. tidak ada jejak kejahatan di udara malam.

Di manapun iblis itu berada sekarang, dia sedang berkonsentrasi pada pembunuhan yang berikutnya. Jika sang tuan saja fokus pada rencana, maka sudah pasti sang vampir melakukan hal yang sama. Mereka tidak akan repot-repot memikirkan apakah ada korban selamat dari pembantaian yang sebelumnya atau tidak.

Handphone-nya berdering dengan nada yang mengganggu. Ia menariknya keluar dari kantong mantel, dan menjawab panggilan yang masuk.

“Ya?”

“Ah, temanku. Kau terdengar tidak senang. Kutebak buruanmu masih bebas berkeliaran?” kata Sean. Suara rendah pria itu berdengung di kegelapan.

Harry mengerutkan dahi, memasukkan roda gigi, melepas rem pengaman, dan menginjak pedal gas. Mengemudikan mobilnya menjauhi kawasan hotel dan bergerak menuju keramaian lalu lintas.

Immortal (LGBT) {INCOMPLETE} [OLD VERSION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang