[This part was written by Amethyst_Orchid]
☆
“Aku tidak gila. Tapi demi Tuhan, mungkin kita diberi lebih banyak waktu untuk bersama” kata Harry.
“Why thank you Harry. I’m flattered.” kata Cyro sambil melangkah mengitari Harry menuju lemari pakaian.
“Aku tidak sedang mencoba merayu atau menaklukkkan hatimu, boy. Aku tengah berusaha membuatmu tetap hidup untuk sehari lebih lama.” kata Harry lagi mengikuti langkah Cyro
“Uh-uh. Whatever you say Mister.”
Cyro mengambil koper berwarna merah keunguan. Membawanya ke tempat tidur, lalu membantingnya di tempat tidur. Ia membuka koper itu dan memasukkan beberapa celana dalam dan boxer yang ia siapkan. Harry bahkan tidak memperhatikan saat ia menjejalkan benda-benda itu ke dalam koper.
Harry tidak ingin tahu apakah Cyro mengenakan celana dalam dengan brand Calvin Klein atau bukan. Ia memakai brief atau boxer biasa. Ia tidak butuh imajinasi lain untuk mengacaukan pikirannya yang sudah membara.
Perburuan ini tak akan berjalan seperti yang ia rencanakan. Saat ia berdiri di hadapan pria mengagumkan yang mampu mengganggu keseimbangannya. Iblis dan vampir itu berkemungkinan besar berada di luar sana memilih korban berikutnya. Entah itu laki-laki maupun perempuan. Entah untuk mereka bunuh atau mereka jadikan budak. Seharusnya Harry membuntuti mereka berdua sekarang. Namun, ia masih belum bisa meninggalkan Cyro Sexton untuk melindungi dirinya sendiri. Laki-laki itu bahkan tidak terlihat bisa membunuh lalat.
Cyro tak tahu betapa berbahayanya kedua monster haus darah itu. ia tidak tahu kalau dunia yang selama ia tinggali ini hanyalah sebagian kecil dari keseluruhan kisah yang sebenarnya. Jika Harry menceritakan pada laki-laki itu mengenai keberadaan dimensi lain yang hadir berdampingan dengan dimensi manusia ini, masing-masing dengan realita dan kisahnya sendiri, laki-laki itu akan semakin berasumsi kalau Harry lebih gila daripada yang ia bayangkan, dan itu akan menjadi hal terakhir yang Harry inginkan.
Bukan berarti Harry memperdulikan anggapan pria itu akan dirinya. Tapi, semakin berbahaya dirinya dalam pikiran Cyro, semakin kecil pula kesempatan yang ia punya untuk bisa menyelamatkan pria itu dari sasaran kekejian vampir dan iblis yang berikutnya.
Ketika pikiran itu dan ribuan pikiran lainnya berkelebat dalam benak Harry, Cyro masih sibuk berkemas. Ia melipat kemeja, celana jeans, celana bahan, dan menyusun rapi pakaian-pakaian itu di koper. Lalu Cyro melangkah ke kamar mandi dan Harry dapat mendengar laci ditarik terbuka dan kemudian ditutup kembali. Saat Cyro kembali, pria itu membawa dua tas peralatan mandi, hairdryer, dan beberapa buah sikat gigi.
“Kau harus pergi.” ucap Cyro acuh dengan hanya melirik sekilas pada Harry.
“Aku akan pergi ketika kau pergi.”
“Apa yang akan aku lakukan, ke mana aku akan pergi, bukanlah urusanmu.” kata Cyro lagi. Berusaha menjaga agar suaranya tetap datar dan tegas.
“Boy, kau menguji kesabaranku.” geram Harry
“Dan berhenti memanggilku boy! Namaku Cyro. C-Y-R-O kau manusia neanderthal bajingan!” bentak Cyro smabil menutup dan meresletingkan kopernya.
Harry tidak ingin mengucapkan nama pria itu. karena hal itu akan membuat Cyro merasa penting. Dian ia tidak mau pria itu menjadi penting baginya. Jika Cyro memang benar adalah mate-nya, ia tidak tertarik. Sejak malam dimana ia tewas di tangan selingkuhan istrinya, Harry menjaga hatinya dengan keteguhan yang ia miliki dan memfokuskan diri untuk menjaga gerbang antar-dimensi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Immortal (LGBT) {INCOMPLETE} [OLD VERSION]
Paranormal♠ SILAHKAN BACA VERSI REVISI YANG SUDAH TAMAT DI AKUN @ksnapdragon ♠ Ketika bertemu dengan Cyro Sexton, Harry D'Vasquez tahu bahwa ia akhirnya telah menemukan mate-nya. Setiap kali mereka bersama, ikatan diantara mereka berdua terjalin semakin erat...