[This part was written by Amethyst_Orchid]
☆
Harry tidak terlalu mendengarkan petugas polisi yang berkeliaran di teras kecil itu. Ia sama sekali tidak tertarik pada spekulasi-spekulasi yang mereka diskusikan. Ia tak perlu repot-repot menerka-nerka monster jenis apa yang membunuh kedua teman Cyro Sexton. Ia telah memiliki jawaban dari pertanyaan itu sejak awal.
Rasa bersalah bergejolak dalam dirinya seperti gema aneh dan ia mencoba untuk menyingkirkan perasaan itu. Harry telah hidup selama beberapa abad lamanya. Bergerak diantara manusia bagaikan bayangan yang tak kasat mata.
Ia melakukan setiap tugasnya tanpa pernah sekalipun tenggelam dalam perasaan bersalah yang sia-sia. Tak pernah merenung dalam kubangan rasa bersalah yang menggerogotinya dan terlalu personal hanya karena ia tak mampu menyelamatkan setiap korban yang tewas di tangan monster keji itu. Ia bukanlah penyelamat alam semesta. Ia hanyalah saah satu dari sekian banyak Hunter yang ada. Ia hanya bisa menelusuri jejak dan membunuh iblis setelah iblis itu melakukan pembunuhannya yang pertama.
Harry tak mampu menyelamatkan mereka yang memang telah ditakdirkan untuk mati. Oleh atau bukan karena iblis keji itu. Dengan marah, ia mengingatkan dirinya sneidri bahwa ia telah memperingatkan Cyro akan bahaya yang ada di depan laki-laki itu. Ia telah mengikuti jejak iblis dan vampir itu semalaman. Namun, tak pernah terbersit dalam benaknya bahwa kedua makhluk barbar nan terkutuk itu akan kembali dan melakukan pembunuhan di rumah ini.
Tapi, jika ia tidak terganggu oleh Cyro sejak awal, mungkin dia bisa menangkap kedua monster itu sebelum mereka mendapat kesempatan untuk membunuh lagi. Jika saja dia benar-benar melakukan tugasnya dan bukannya mencium pria yang tak memiliki urusan apapun dengannya, mungkin kedua orang itu tak akan mati mengenaskan.
“Bajingan keji.” seorang petugas bergumam dan Harry diam-diam menyetujuinya. Kedua makhluk itu baru memulai aksi mereka yang sesunggungnya. Harry berjalan melewati petugas kepolisian yang tengah membungkuk mencari bukti di lantai teras berpetak yang tak akan pernah mereka temukan.
Para petugas itu tak akan meyadari kehadirannya. Hunter sepertinya memiliki kemampuan untuk menyamarkan diri sesuai keinginan. Ia bisa menjadi tidak lebih penting daripada bayangan yang meringkuk di bawah cahaya.
Harry melangkah memasuki rumah. Pandangannya menyapu seluruh penjuru ruangan. Menatap melewati para penyelidik TKP untuk mencari pria penghuni rumah yang selamat yang tidak lain adalah Cyro.
Kenapa? Kenapa pria manis itu bisa selamat? Apakah kedua makhluk itu terlalu asik dengan korban mereka yang cantik, hingga tak repot-repot memeriksa setiap ruangan yang ada di rumah itu, untuk memastikan tak ada lagi manusia yang masih bernapas?
Gerakan yang tertangkap oleh ekor matanya menarik perhatian dan Harry menoleh. Lalu ia melihat Cyro, pria yang ia cari sejak tadi melangkah pelan dan gontai ke arah dapur. Mengikuti nalurinya, Harry mengikutinya. Sambil tetap mempertahankan aura yang mampu membuatnya tak kasat mata.
Harry menjaga jarak dari Cyro yang berjalan menuju dapur melewati lorong panjang yang ia duga kamar laki-laki itu. Ia mendengar isakan Cyro dan tubuhnya tampak berguncang karena tangis. Di sudut hatinya yang terdalam, Harry merasakan dorongan untuk meraih laki-laki itu. Memeluknya dengan erat, menenangkannya dan menghilangkan semua ketakutan ataupun kecemasan yang mengguncang perasaan Cyro. Namun, kenyamanan apa yang ia miliki untuk ditawarkan pada Cyro?
Cyro menyelinap masuk ke kamar dan menutup pintu perlahan. Harry pun diam-diam menyelinap bersamanya. Sinar matahari menerobos jendela yang tirainya terbuka lebar. Harry memandang sekeliling kamar. Lalu pandangannya kembali terfokus pada Cyro, yang kini menjatuhkan diri ke tepi ranjang. Pria itu menutupi wajah malaikatnya dengan tangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Immortal (LGBT) {INCOMPLETE} [OLD VERSION]
Paranormal♠ SILAHKAN BACA VERSI REVISI YANG SUDAH TAMAT DI AKUN @ksnapdragon ♠ Ketika bertemu dengan Cyro Sexton, Harry D'Vasquez tahu bahwa ia akhirnya telah menemukan mate-nya. Setiap kali mereka bersama, ikatan diantara mereka berdua terjalin semakin erat...