chapter 2

18.3K 1.1K 62
                                    

[Author]
Hari ini tidak berjalan dengan lancar bagi Rose. Sehabis makan malam di Aula Besar, Rose langsung terburu-buru menuju perpustakaan untuk meminjam beberapa buku. Setelah itu dia segera berjalan ke asrama Ketua Murid, namun langkah-langkahnya harus terhenti karena dia menubruk seseorang. Buku-bukunya berjatuhan dan Rose segera mengambilnya.

"Kau ini punya mata atau tidak sih?!" Jerit seorang cewek. Rose bersumpah dia nyaris menutup telinga karena jeritan cewek itu membuat telinganya sakit, namun karena Rose masih sopan, dia tidak melakukan hal tersebut.

Akhirnya Rose memandang cewek itu---Arletta Goyle. "Maaf," katanya singkat, kemudian berusaha untuk pergi namun dia didorong lagi oleh Goyle.

"Apa lagi sih masalahmu? Kau kan sudah mendapatkan ucapaan maaf yang sangat kau inginkan itu." Kata Rose, sudah naik darah. Dia benar-benar terburu-buru. Dia harus mengerjakan tugas yang menumpuk.

"Setelah menabrak seorang Slytherin sepertiku, kau tidak bisa pergi secepat itu!" Balas Goyle, kemudian tersenyum licik.

"Ya, ya. Apa lagi maumu?" Tanya Rose malas. Dia sudah tidak mau meladeni anak Slytherin manapun, apa lagi yang sinting seperti Goyle ini.

"Dengar ya, kau itu tidak pantas menjadi Ketua Murid perempuan! Yang lebih pantas itu aku!!" Teriaknya mantap di depan wajah Rose.

Rose menatapnya tidak percaya. Dia iri karena Roselah yang terpilih menjadi Ketua Murid perempuan? Konyol sekali.

"Yah, mana aku tahu kalau aku yang terpilih menjadi Ketua Murid perempuan," kata Rose santai, tidak takut sama sekali dengan Goyle yang notabenenya pernah mengerjai Rose habis-habisan di tahun kelima.

"Mentang-mentang sekarang kau seasrama dengan Scorpiusku, bukan berarti kau bisa seenaknya tidur dengannya. Camkan itu di otak besarmu!" Kata Goyle lagi. Rose benar-benar membelalakkan matanya sekarang. Dia pikir Rose ini perempuan macam apa, hah?

"Kau gila! Aku ini perempuan baik-baik dan aku masih punya mata yang bagus untuk melihat kalau bajingan itu jeleknya minta ampun," ujar Rose sebal. Kalimat terakhirnya mampu membuat Goyle menganga sambil melotot tidak terima kalau pangerannya diejek jelek.

"Jaga ucapanmu, Weasel! Dia itu mempunyai pesona yang bisa membuat siapa saja bertekuk lutut, termasuk cewek-cewek idiot Ravenclaw. Lagipula setelah aku melihat kau berlagak bego dengan baju compang-camping dan rambut berantakkan seperti habis bercinta tadi pagi sudah mengubah pemikiranku kalau kau ini anak baik-baik," ucapan Goyle terasa menusuk ke ulu hatinya.

"Ini semua salah Malfoy!!" Balas Rose berang. Dia benar-benar sudah tidak tahan dengan kata-kata Goyle yang tajam.

"Benar, kan kau habis bercinta dengannya!!!" Jerit Goyle. Sial, bukan itu maksud Rose.

"Tidak, kau tidak akan meng--"

"Kau memang jalang tidak tahu malu. Asal kau tahu saja ya, kau sama sekali tidak pantas untuk bersanding dengannya! Kau ini half-blood, sedangkan Scorpius pure-blood." Katanya dengan segala penekanan di kata-kata half-blood dan pure-blood. Cewek ini sudah melewati batas. Status darah sudah tidak dipermasalahkan namun masih dibahas juga olehnya?? Rose mendengus sebal.

"Jangan begitu yakin, Goyle. Asal kau tahu saja Scorpius bilang dia sangat mencintaiku sejak tahun keempat dan kami sudah resmi sebagai sepasang kekasih sekarang." Kata Rose kemudian menyeringai. Goyle tersenyum mengejek, "mustahil! Dasar pembohong. Mana mungkin Scorpius mau denganmu!"

"Oh ya? Kita buktikan saja, Goyle. Siapa yang benar dan siapa yang salah." Balas Rose, masih dengan seringaian dibibirnya.

"Yeah, kita lihat saja besok," kata Goyle kemudian melenggang pergi.

A Deal With Malfoy [Scorose]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang