chapter 23

4.8K 478 51
                                    

Q: Scorpius - Scorpius lu kok sering ena ena sama cewek tp gk pernah ena ena sama gue :( #plak
A: makanya sini samperin gue, entar kita ena ena *wink*

****

[Rose Weasley]
Aku berjalan menyusuri jalan setapak di Hogsmeade yang ramai dengan anak-anak Hogwarts karena sekarang adalah hari Minggu.

Al dan Hugo mengajakku kemari, maka dari itu aku berada di sini sekarang. Mereka bilang harus menjalani waktu berkualitas bersama keluarga, lalu menyuruhku untuk pergi ke Three Broomsticks.

Saat baru saja aku ingin masuk ke dalam Three Broomsticks, tiba-tiba seseorang --Damian-- menyapaku. "Hey, Rose!"

Aku tersenyum ke arahnya. "Hey!"

"Kau sendirian?"

"Tidak. Aku baru saja ingin masuk untuk menemui para sepupuku," jawabku santai yang dibalas dengan anggukkan oleh Damian.

"Oh. Kupikir kau sendirian. Baru saja aku ingin mengajakmu untuk berkeliling sebentar," katanya, lalu mengedikkan bahu.

"Um, well... Mungkin lain kali?"

"Yeah, tentu saja! Sudah lama kita tidak jalan bersama---"

Belum sempat Damian menyelesaikan kata-katanya, tiba-tiba seseorang merangkul pundakku. "Hey, Rosie! Aku kira kau ke mana, ternyata kau di sini! Ayo, masuk. Hugo sudah memesankan Butterbeer untukmu," katanya. Kutebak, orang itu adalah Lily.

Aku membalikkan tubuh untuk menghadap orang yang merangkulku tadi dan benar saja -- aku mendapati Lily Potter.

"Oh, iya.. Tapi aku sedang---" Lily menggeleng-gelengkan kepalanya, tidak menerima penolakkan ataupun alasan.

"Ayo. Nanti Butterbeer-mu sudah tidak enak lagi," paksanya. Aku menggigit bibir bawahku, lalu mengalihkan pandangan ke arah Damian yang hanya memberikan sebuah senyuman lemah.

"Sampai ketemu nanti. Aku mau---"

"Rose! Ayo. Kau terlalu banyak berbasa-basi," protes Lily yang sudah membuka pintu Three Broomsticks. Aku tersenyum meminta maaf ke arah Damian dan akhirnya mengekor di belakang Lily.

Begitu kami memasuki Three Broomsticks, suasananya begitu berbeda. Di dalam sini lebih hangat daripada di luar. Namun semua kehangatan ini tidak bisa mengurangi rasa kesalku terhadap Lily.

"Dengan segala hormat, Lily Luna Potter -- apakah kau tidak bisa bersikap lebih baik sedikit kepada Damian?"

Lily menengok ke arahku dengan tatapan malas, kemudian memutar bola matanya. "Untuk apa? Supaya akhirnya dia berpikir kalau dia mempunyai kesempatan untuk mengambil sepupuku, alias kau? Begitu?"

Boom. Ucapannya tepat mengenai sasaran. Aku terdiam sejenak, kemudian membuka mulutku untuk kembali berbicara. "Bukan begitu, Lils. Dia juga temanku dan aku hanya ingin kalian akur!"

"Membosankan. Semua orang juga tahu kalau dia ingin lebih dari sekedar teman. Mungkin kau yang terlalu buta untuk melihat kenyataan itu," katanya pedas dan lagi, tepat pada sasaran.

Seandainya kata-kata Lily adalah belati yang sedang menancap padaku, sekarang sedang ada troll yang menduduki belati itu sehingga semakin menusuk ke dalam.

Aku menghela napas karena beradu pendapat dengan Lily adalah sebuah kesia-siaan belaka. Aku tahu kebenciannya terhadap Damian sudah sangat besar sampai-sampai semua ucapanku yang berupaya untuk membela Damian bisa dibantah olehnya.

Kami sampai di bagian terujung ruangan. Di sana sudah terdapat Al, Hugo, Dom, Louis, Roxie, Molly, dan Lucy. Seluruh keluarga Weasley-Potter yang masih berada di Hogwarys dan mereka semua memasang tampang muram sekaligus kesal. Kecuali Roxie dan Louis yang terlalu asyik dengan Butterbeer mereka.

A Deal With Malfoy [Scorose]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang