chapter 27

5.1K 508 25
                                    

[Scorpius Malfoy]
Pelajaran Sejarah sebagai pelajaran penutup untuk hari ini, sama dengan baru saja mendengar cerita pengantar tidur. Suara Pak Tua itu benar-benar membuatku bosan sekaligus mengantuk. Suaranya seperti... lullaby.

Jadi, untuk mengatasi rasa bosan yang ternyata berlanjut sampai selesai pelajaran, aku mengajak Al dan Hugo untuk pergi ke Lapangan Quidditch.

Lapangan itu kosong melompong karena tidak ada tim Quidditch yang sedang berlatih, ataupun anak-anak yang kebosanan seperti kami bertiga.

Aku dan Al sudah membawa sapu terbang kami masing-masing, sementara Hugo sudah berada di tribun penonton.

Hugo tidak ikut bermain karena ia takut ketinggian, sama seperti Ibunya, kalau aku tidak salah? Entahlah, aku tidak begitu tahu-menahu tentang keluarga Hugo.

Aku melesat ke atas, lalu melajukan sapuku menuju tribun tempat di mana Hugo berada untuk meletakkan jubahku di sana.

Setelahnya, aku kembali melesat di udara. Menukik tajam ke kanan dan kiri, atas dan bawah. Aku terbang ke tengah-tengah lapangan, sementara Al menyusulku.

Al tertawa kecil, "Hug, ayo kemari!"

Hugo memasang tampang tersakiti karena ejekkan Al dan hal itu membuatku tertawa.

"Lihat saja kalau tiba-tiba akulah yang menjadi pemain Quidditch internasional!" Balas Hugo tak mau kalah. Jawabannya malah membuatku semakin terbahak.

"Tidak mungkin, Hug! Ayolah, akui saja kalau kau takut tinggi!" Balasku. Aku bisa melihat kalau Hugo menggerutu di sana. Aku dan Al saling ber-high five ria.

"Ayo, kita turun. Langitnya sudah semakin gelap," ujar Al. Aku mengangguk pelan dan tanpa basa-basi, aku langsung melesat turun.

"Scorp, tangkap ini!" kata Hugo sambil melemparkan jubah yang langung kutangkap.

Kami bertiga berjalan berdampingan menuju Kastil dan saat kami sudah sampai di sekitar sana, ternyata ada beberapa siswi Hogwarts yang berada di luar; beberapa sedang mengobrol, beberapa sedang bermain, dan beberapa sedang belajar sambil mencari angin.

Namun pandangan mereka langsung jatuh pada kami bertiga saat kami sedang berlalu dan kikik-kikikkan kecil merekapun terdengar.

Menyadari perhatian yang kami dapat, aku, Al, dan Hugo saling berpandangan dengan seringaian yang tertempel di wajah kami masing-masing.

Masih dengan seringaian, kami bertiga memulai aksi. Aku menarik dasiku agar lebih longgar, kemudian menyisir rambutku ke belakang. Lengan kemeja Al sudah terlipat, jadi dia merapikan kerahnya, lalu menyibakkan poninya. Hugo melepas jubahnya, menunjukkan tubuhnya yang kuakui atletis dan jarang diperlihatkan di muka umum seperti sekarang. Dia mengerling nakal ke arah kerumunan gadis-gadis Ravenclaw.

Aku bisa mendengar kalau mereka menahan napas dan jeritan mereka akibat tindakkan kami bertiga. Beberapa perempuan berbisik-bisik, seperti:
"Astaga, mereka hot sekali!"
Atau "I CAN'T BREATHE!!!"
Atau "Demi Merlin!! Rasanya aku ingin menjadi kekasih mereka. Mereka hot dan seksi sekali." Dan sebagainya.

Menyeringai puas, aku menyisir rambutku ke belakang sekali lagi, lalu berjalan ke dalam Kastil. Diikuti oleh Al dan Hugo.

Begitu kupastikan bahwa kami sudah berada di luar jangkauan pendengaran, aku tertawa terbahak-bahak, begitu juga dengan kedua sahabatku itu.

"Parah!" Ujar Hugo sambil kembali memakai jubahnya.

"Aku tahu. Mereka bilang kita seksi," kata Al.

"Dan hot," sambungku dengan penuh canda. Kami kembali tertawa kecil.

"Sudahlah. Aku lapar sekarang," ujar Hugo sambil menepuk-nepuk perutnya pelan. Al mengacungkan ibu jarinya tanda setuju.

A Deal With Malfoy [Scorose]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang