chapter 7

7.7K 791 52
                                    

[Scorpius Malfoy]
Aku langsung kembali ke Asrama Ketua Murid setelah membuat cewek Gryffindor itu meminta lebih, juga memintaku untuk kembali. Yang benar saja? Jangan pernah berharap aku akan melakukannya.

Hari ini adalah hari Sabtu, jadi aku hanya berbaring di atas kasurku, kelelahan. Aku tidak memakai baju, hanya mengenakan celana panjang hitamku.

Tiba-tiba, suara ketukkan terdengar.

"Masuk," jawabku malas. Kepala Rose menyembul dari pintu, lalu dia masuk dan menutup pintu tersebut.

"Ada apa?" Tanyaku sambil memejamkan mata, mencoba untuk relaks.

"Tidak, hanya ingin memberitahumu kalau tadi Al mencarimu," ujarnya. Aku membuka mata dan melihat Rose berdiri di dekat kaki kasurku.

"Oh yeah, memangnya dia ingin membicarakan apa denganku?" Aku mencoba untuk duduk, namun seisi ruangannya berputar-putar. Jadi aku membatalkan niatku dan kembali berbaring.

"Well, dia tidak memberitahuku. Katanya agak privasi---kau tidak apa-apa?" Aku bisa mendengar nada khawatir di dalam suaranya. Aku menyeringai, masih memejamkan mataku. Samar-samar, aku mendengar suara dengusan. "Aku bertanya, kau malah menjawab dengan seringaian seakan sebuah seringaian bisa menjawab pertanyaanku," katanya sarkastis.

"I don't need your sarcasm, Miss Know-It-All." Balasku, masih memejamkan mata karena enggan membukanya.

"Aku serius, kau baik-baik saja atau tidak?" Tanyanya lagi. Aku mengangguk pelan, "yeah, hanya sedikit pusing."

"Kau sudah makan? Sekarang sudah jam sebelas." Aku terbelalak. Serius?!

"Jam sebelas??!" Ujarku shock. Rose menutar bolamatanya, kemudian mengangguk.

"Oh," jawabku. Tiba-tiba aku tidak mempunyai mood untuk mengobrol. Aku menarik selimutku, menutupi seluruh tubuhku sampai ke dagu.

Aku bisa mendengar suara langkah kaki mendekatiku, kemudian sebuah tangan menyentuh dahiku. Pelan-pelan, aku membuka mataku. Melihat mata biru Rose yang dengan serius memperhatikan dahiku. Bahkan dia tidak sadar kalau aku sudah membuka mataku.

"Kau panas," ucap Rose, masih belum sadar kalau aku sedang memperhatikannya. Begitu matanya turun ke mataku, aku langsung memejamkan mata.

"Aku memang panas." Jawabku. Sebuah pukulan mendarat di lenganku, tapi rasa sakitnya tidak terasa berkat selimut tebal yang melindungiku. Aku tertawa kecil.

"Kau mau makan?" Tanyanya. Aku menggeleng kecil. "Oh, kau butus asupan gizi. Kau harus makan," paksanya. Untuk apa dia bertanya kalau akhirnya dia yang mengatur? Merlin.

Hening. Tidak ada suara, langkah kaki, ataupun pintu yang tertutup. Yang kurasakan hanyalah---

Bibir hangat Rose menyentuh bibirku yang kering. Aku langsung terbelalak, menatap matanya yang terpejam. Bibirnya lembut. Aku menutup mataku lagi, membalas ciumannya, lalu dia melepaskannya begitu saja.

Aku kembali membuka mataku. Pipinya bersemu merah. "Well..." Katanya gugup. "Itu permulaan baru, kurasa." Kemudian Rose keluar dari kamarku. Pelan-pelan, sebuah seringaian mulai terbentuk dibibirku.

****

Tak lama kemudian, Rose datang dengan sebuah nampan di tangannya. Dia memaksaku untuk makan sup, tapi aku menolak. Sudah sekitar sepuluh kali aku menolak, namun dia tetap bersikeras untuk menyuruhku makan.

"Scorp, nanti kau tidak sembuh." Ujarnya lembut. Oke, apakah ini termasuk permulaan baru juga?

"Oh, ayolah Rose. Aku tidak berselera. Lagipula aku bisa ke Hospital Wing.." Ujarku. Suaraku agak serak.

A Deal With Malfoy [Scorose]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang