Part 7

5.2K 462 2
                                    

Aku melangkahkan kakiku dengan bimbang ke dalam kantor Dokter Adriel. Rupanya pria gagah itu sudah ada di kursinya, sedang menulis resep-resep untuk pasien. Aku menghela napas panjang dan memutuskan untuk langsung duduk di depannya. Saat ini aku benar-benar butuh kejelasan... Apa benar Adriel tepat seperti yang dikatakan Edwin?

"Selamat pagi, Dok," dengan gugup aku duduk di depannya. Adriel kelihatan kaget, tapi ia cepat-cepat tersenyum.

"Halo, Suster," ia menyapa, "ada apa?"

"Ehmm... aku mau bertanya sesuatu kepadamu... Apakah sepanjang kau menjadi seorang dokter... ada satu pasien yang meninggal di tanganmu?" tanyaku hati-hati.

"Aaa... biar kuingat-ingat... Sepertinya sampai saat ini belum ada," jawabnya.

DEG! Jantungku seperti berhenti berdetak. Tepat seperti kata Edwin...

"Menurut Dokter, apa penyebab mereka semua selamat?" tanyaku lagi.

"Hmm... keberuntunganku?" lalu ia tertawa. Hei, apa dia benar-benar tidak sadar akan karunianya? Malaikat Pelindung Kehidupan?

"Apa Dokter tidak berpikir bahwa ada sesuatu di balik itu? Ehm, maksudku semacam kemampuan khusus, begitu. Kemampuan supaya orang tidak meninggal ketika ditangani olehmu," lanjutku.

Dokter Adriel mengerutkan kening sejenak, lalu tiba-tiba ia menyodorkan tangannya ke dahiku. Wajahku langsung memerah.

"Uhm, nggak panas kok. Kamu nggak pa pa kan?" tanyanya khawatir, "kok dari tadi pertanyaanmu aneh-aneh?"

"Tidak, eh, tidak pa pa, makasih Dok!" ujarku gugup lalu segera beranjak berdiri dan pergi ke kursiku sendiri.

Jantungku masih berdebar cepat karena sentuhan Adriel, tapi aku cepat-cepat mengenyahkannya. Jadi... kesimpulannya... Sang Malaikat Pelindung Kehidupan sama sekali belum menyadari kemampuannya...

DEATH ANGEL 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang