Chapter 4 comes out! :D S
***
Polo biru tua dan Levi's jeans sangat cocok untuk mengawali hari yang cerah ini. Aku sedang menyetir menuju rumah Aira dan berencana untuk mengajak keponakannya yang bernama Kimmy untuk berjalan-jalan.
Sampai di depan rumahnya, aku tidak melihat satupun kendaraan yang terparkir di garasi. Mungkin semuanya sedang keluar rumah kecuali Aira yang membuka pintu setelah mendengar suara mobilku.
"Pagi banget, Dev. Baru juga jam 9" Aira mempersilahkan aku masuk ke dalam rumahnya. Suasana hangat dari warna rumahnya langsung menyambutku. Aku duduk di sebuah sofa putih dan menonton siaran televisi dari ruang keluarga yang bisa dilihat dari sini.
"Kimmy! Bajumu di mana?!" teriak Aira sambil mondar mandir kamar ke kamar mandi. Aku jadi penasaran, rupa Kimmy seperti apa dan berapa umurnya.
Setelah menunggu hampir setengah jam, Aira selesai mendandani Kimmy dan dirinya sendiri. Aira menarik Kimmy keluar dari kamar. Aku sukses dibuat kaget karena Kimmy ternyata masih berumur sekitar lima tahunan.
"Sekarang, Dev?"
"I-iya, ayo" aku bergidik ngeri, tidak pernah sekalipun aku menyukai anak kecil, apalagi perempuan. Aku masuk ke dalam mobil terlebih dahulu untuk menghidupkan mesin dan air conditioner, sebut saja pelayanan ekstra untuk dua penumpangku hari ini.
"Om! Kimmy mau di depan!" rengek Kimmy manja saat aku membuka pintu belakang untuknya. Aku menggaruk tengkukku dan meminta izin kepada Aira untuk membiarkan Kimmy duduk di bangku depan.
"Rasain" Aira menjulurkan lidahnya ke arahku. Mati sudah, aku tidak yakin hari liburku akan berjalan lancar.
Ketika masuk ke dalam mobil, aku disambut dengan suara-suara aneh. Lagu soundtrack film barbie menggema di dalam mobilku dengan volume keras. Ini pasti ulah Kimmy. Aku heran, dia cepat sekali mempelajari mp3 player.
"Sabar aja ya, Dev." Aira menepuk pundakku saat aku sedang menyetir. Kimmy bernyanyi dengan suara cemprengnya membuatku ingin menendang diriku sendiri dari dalam sini.
Tak berapa lama kemudian kami sampai di Pacific Place Jakarta Selatan. Aira dan Kimmy terlebih dahulu mengantri untuk membeli tiket masuk ke dalam wahana permainan Kidzania.
"Kimmy seneng banget main ke sini sama Mamanya. Hampir setiap Minggu. Tapi karena Mamanya lagi ke luar negeri, jadi sama aku." Kata Aira saat kami mengikuti kemana Kimmy pergi. Dia sedang memilih wahana untuk ia kunjungi terlebih dahulu.
Pilihannya jatuh ke sebuah wahana yang bertemakan tentang rumah sakit. Aku menunggu di luar bersama Aira sedangkan Kimmy sudah bisa masuk seorang diri. "Dev, kamu ga ada keluarga di sini?"
"Semua keluargaku di Solo. Setahun mungkin cuma pulang dua kali."
"Oh.."
Tak berapa lama kemudian Kimmy keluar dengan wajah berseri-seri. Dia menarik tangan Aira untuk pergi ke wahana selanjutnya. Aku berinisiatif untuk membelikan beberapa cemilan untuk mereka.
"Bundaaa! Mau jadi pilot!" aku menoleh ke arah seorang anak kecil yang menarik tangan ibunya, merengek sambil menunjuk ke salah satu wahana simulator pesawat. Aku terkikik geli, mungkin kalau wahana ini sudah ada saat aku masih kecil, aku juga akan merengek seperti anak itu.
"Semuanya tujuh puluh ribu, Mas." Aku memberikan selembar uang 100 ribu kepada kasir dan kembali ke wahana tempat Kimmy dan Aira berada.
"Coffee, tea, or me?"
Aira tertawa setelah aku menawarinya dua gelas minuman di tanganku. "Tea."
"Yakin gak mau 'me'?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Devair (Completed)
Romance[BACKGROUND : A320 (local airlines), B777 (int. Airlines), A380 (int. Airlines)] "When everything seems to be going against you, remember that the airplane takes off against the wind, not with it." -Henry Ford Bagi beberapa orang, burung besi itu m...