Part 1

13.1K 281 5
                                    

Victoria memarkirkan mobil di garasi yang terletak di samping rumahnya,ia keluar dari mobilnya,setelah mengunci mobil berwarna putih itu Victoria membuka pintu penghubung yang langsung menuju ke arah dapur.

Vania, kakaknya yang sedang berada didapur menghentikan aktivitasnya sejenak, ia menegur adiknya yang jika dilihat dari mimik mukanya terlihat sekali sedang bad mood.

"Heii.... princess,kenapa mukanya di tekuk begitu?mau coklat panas tidak?"Vania bertanya sambil menyiapkan 2 gelas mug berukuran sedang dengan warna biru muda bermotif shabby,tangannya dengan cekatan mengolah dark chocolate.

Victoria dengan malas menghampiri kakaknya,menarik kursi tinggi di pantry,duduk,meletakkan handbag berwarna pink di kursi tinggi yang berada disampingnya.

Vania menyodorkan salah 1 mug kepada adiknya,Victoria menerima mug itu dengan kedua tangannya,ditiupnya cairan kental berwarna coklat,disesapnya sesaat. Ia menghela nafas berat sebelum mulai berbicara.

"Temen kak Aldo tuh,dapet dari mana temen nyebelin kayak gitu,model kayak gitu yang mau dijodohin sama Vict?itu sama aja kayak jerumusin Vict kakak." Keluh Victoria,ia meneguk coklat panasnya lagi,srmbari menunggu penjelasan dari kakaknya.

"Nicko tu baik kok princess,kakak sama kak Aldo gak mungkin jerumusin kamu kok,apalagi papa dan mama sudah sangat setuju,jalani dulu ya adekku,saling mengenal dulu dengan Nicko, kan tidak ada salahnya." Jelas Vania sembari tersenyum sayang kepada adik satu-satunya.

"Tapi... kak...."Victoria berusaha menyusun kalimat bantahan untuk kakaknya tetapi gagal.

" udah ya,jgn dibahas dulu,saran kakak jalani dengan Nicko,dia itu beribu-ribu lebih baik dari pada Andrew mantan pacar kamu yang gak jelas itu". Vania menyudahi perbincangan dengan adiknya, mengalihkan perhatian ke kulkas yang berada di belakangnya,tak menghiraukan Victoria,adiknya yang kini tambah kesal dengan mengerucutkan bibirnya.

Victoria tahu jika itu nada final dari kakaknya,yang artinya skak mat,tidak ada pembahasan ulang tentang penolakan perjodohan kali ini. Ia meraih handbag nya,bangkit dari kursi pantry,dengan langkah gontai menapaki satu persatu anak tangga.

"Dek.. jangan lupa yaa nanti malam ada acara makan bersama dengan keluarga Dharmawan,papa mamah pesen kita gak boleh telat." Kata Vania dari arah dari arah dapur.

=======================

Victoria merebahkan diri diatas kasur ukuran queen size di kamarnya yang bernuansa pinky dan shabby. Ia memejamkan matanya sejenak,berusaha menghilangkan kepenatan yang ada di pikirannya.

Flashback

"Apa tawaranmu kak?kenapa begitu yakin kalau aku akan mengikuti rencanamu?" Tanya Victoria dengan nada dingin,sedingin es dikutub utara.

"Tawaranku sederhana Victoria, kita jalani perjodohan ini sebagaimana harusnya,aku tau pada akhirnya kita mempunyai tujuan yang sama". Nicko dengan santai berbicara pada Victoria,matanya menerawang,kemudian pandangannya jatuh tepat di manik mata bulat berwarna coklat caramel milik Victoria.

Victoria semakin menatapnya dengan pandangan menerka,tangannya meraih cangkir yang berisi vanilla latte,pesanannya tadi,menyesap isinya sedikit.

"To the point kak, tidak usah berbelit-belit,jadi apa maksud kakak sebenarnya?" Victoria meletakkan cangkirnya di tempatnya semula,menatap lawan bicaranya,menunggunya menyelesaikan maksud dari perkataan sebelumnya.

Trully WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang