Nicko menatap istrinya lekat-lekat,seolah tak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar.
Victoria balas menatap Nicko acuh,keputusannya sudah bulat,ia dengan yakin akan mengajukan perceraian pada Nicko,suami yang menikahinya dalam kurun waktu kurang dari sebulan,masa bodoh dengan semuanya,ia tidak akan peduli jika Nicko menarik suntikan dana di perusahaan papanya.ia tak mau tau jika keputusannya ini menyebabkan kehilangan semua fasilitas mewahnya,bahkan mungkin bisa menyebabkan papa dan mamanya bangkrut seketika.
"Dengar Vicky,jangan membuat keputusan impulsif secara tiba-tiba,pikirkanlah dengan tenang". Bujuk Nicko lembut.
"Aku tidak membuat keputusan impulsif,kak.aku bahkan sudah memikirkan hal ini sebelumnya,apa yang bisa diharapkan dari pernikahan ini?".sahut Victoria mantap,manik matanya semakin berani menatap Nicko,seakan menantangnya.
Nicko semakin mencondongkan tubuhnya,seakan menghapus jarak yang ada diantara mereka.kepalanya sedikit menunduk sehingga bisa mensejajarkan tinggi Victoria.
"Kau lupa sesuatu Vicky,begitu kau setuju untuk menikah denganku,kau bahkan kehilangan hakmu untuk memilih,apa kau juga lupa bahwa kau diserahkan secara langsung padaku untuk menyelamatkan perusahaan papamu,kau tidak lebih dari sekedar alat tukar,manis." Nicko berucap dengan tegas,hilanglah kelembutan yang tadi ditujukan untuk istrinya.
Victoria membeku mendengar kata-kata yang terlontar dari laki-laki yang baru beberapa menit lalu bersikap lembut dan membujuk terhadapnya. Hatinya sakit mendengar kata-kata Nicko yang tak berperasaan. Hanya Nicko,laki-laki yang mampu bersikap lembut tetapi juga bisa menyakitinya secara bersamaan.
"Satu lagi Vicky,begitu kau menyandang namaku,menjadi nyonya muda dari keluarga ini,maka sampai helaan napas terakhirmu,kau akan tetap menjadi seorang Dharmawan". desis Nicko.
Ekspresi Victoria berubah,ia terkejut mendengar kata-kata yang baru saja diucapkan Nicko secara dingin.
"Katakanlah,aku tidak terima dengan keputusanmu,apakah aku mempunyai pilihan lain mungkin?"tawar Victoria mencoba peruntungannya bernegosiasi dengan Nicko.
Nicko berdeham sebentar,ditatapnya lagi wanita yang berada dihadapannya intens,satu-satunya wanita yang menolak status sebagai nyonya muda keluarga Dharmawan.
"Kau bisa pergi dan menjauh dari kehidupanku,Vicky. Menikmati hidup seperti yang kau inginkan,jika...."
"Jika apa,kak?" Tanya Victoria cepat,memotong perkataan Nicko.
"Jika kau bersedia untuk terus melayani kebutuhanku setiap malam tanpa penolakan,hingga dirahimmu bersemayam pewaris keluarga Dharmawan".
∞∞∞∞∞∞∞∞∞
Victoria membuka matanya perlahan ketika merasakan seberkas cahaya matahari mengintip di sela-sela gorden.
Setelah pernyataan mengejutkan dari Nicko semalam,laki-laki itu kemudian meninggalkannya,seperti kebiasaannya ketika sedang marah,mengurung dirinya diruang kerja yang berada di lantai satu.
Tetapi merasakan Nicko yang saat ini sedang tertidur nyenyak di sebelahnya,ia yakin lelaki itu masuk kekamar mereka ketika Victoria tengah terlelap.Nicko berada tepat di sisi kanan Victoria,tempat ternyaman bagi lelaki itu.pemandangan yang sama setiap pagi hari,ia selalu menemukan Nicko yang tertidur lelap,Nicko selalu tidur di sisi kanannya,lengan kiri lelaki itu berada di puncak kepalanya,yang secara otomatis membawa posisi tubuh Victoria dekat dengan sisi kiri tubuh Nicko,Kepala Victoria selalu berbantal dada kiri Nicko,berada tepat dijantungnya,telinganya bahkan bisa mendengar dengan jelas detak jantungnya,ia menengadah hati-hati menatap lelaki yang masih nyenyak dalam tidurnya,tangan Victoria perlahan meraih tangan Nicko yang membelit pinggangnya posesif.
Ketika Victoria akan menyibak selimutnya,sebelah tangan Nicko langsung menahannya. Meraih pinggang Victoria,hingga ia sendiri terkesiap,menanti reaksi Nicko.
Nicko,lelaki itu mengerjapkan mata tak nyaman ketika ada sesuatu yang mengusik kenyamanannya.dirasakannya tadi sebelah ranjangnya melesak,yang menandakan istrinya telah sepenuhnya terjaga.segera diraihnya pinggang Victoria lembut.ditatapnya lembut wanita yang masih terdiam,dibelai rambut coklat madunya lembut,kemudian mencium puncak kepalanya.
"Aku harap pagi ini,kau bisa berpikir jernih Vicky".gumam Nicko lembut.
Nicko kemudian beranjak dengan cepat menuruni ranjang,menuju kamar mandi untuk bersiap ke kantornya.
Victoria langsung bernapas lega ketika melihat reaksi Nicko,setidaknya lelaki itu tidak menampakkan emosi berlebihan atas percakapan semalam.
Dengan buru-buru Victoria memasuki walk in closet,memilih setelan kerja untuk Nicko.
Disaat Victoria akan berbalik,ia dikejutkan oleh Nicko yang tengah berdiri membelakanginya.
"Aku sudah siapkan baju untukmu,kak".
Nicko hanya menganggukkan kepalanya.
"Vicky,pagi ini aku akan sarapan dikamar".ucap Nicko sebelum Victoria berlalu.
∞∞∞∞∞∞∞∞
Nicko berjalan keluar dari walk in closet,dilihatnya kini istrinya tengah menata menu sarapan di meja.
Ia berjalan menuju sofa tunggal berwarna coklat muda.Kemudian duduk sembari mengecek email dari smartphonenya.
Kegiatan Nicko terhenti ketika Victoria telah mengisi cangkir dengan kopi hitam yang mengepul,lalu menyodorkannya.ia menerima cangkirnya,dihirupnya dalam aroma kopi sebelum menyesapnya pelan.
Nicko meletakkan cangkirnya kembali di meja.
"Kau sudah memikirkannya Vicky?memberiku seorang pewaris untuk menukarnya dengan kebebasanmu?" Tanya Nicko to the point.
"Jadi kakak setuju untuk melepasku?menceraikanku? Kalau aku bisa memberikan yang kakak minta?" Victoria balik bertanya.
"Aku tidak bilang akan menceraikanmu,Vicky.aku hanya memberimu kebebasan.kebebasan bersyarat tentunya". Ucap Nicko santai.
"Apa kak???ingat ya kak aku bukan seorang tahanan".kata Victoria,emosinya sedikit meninggi.
"Kau pikir aku bodoh,Vicky?aku tidak akan menceraikanmu,aku tau rencanamu,Vicky. Kau akan kembali pada mantanmu yang brengsek itu,jadi sejauh apapun kau meninggalkanku nantinya,statusmu masih sama,istri dari seorang Nicko Prawira Dharmawan".
"Cukup kak,selama ini kakak selalu memperlakukanku layaknya seorang tahanan,aku bagai boneka hidup,mainan yg menyenangkan untukmu,tidak pernah lebih dari itu".
"maka bukalah hatimu untukku,Vicky.belajarlah untuk mencintaiku.menerimaku secara utuh".
Bagaimana aku bisa mencintaimu kak?kalau ternyata kau selalu saja menyakitiku.
Seperti biasa,reaksi Victoria selalu terdiam,ia bingung harus memberi jawaban apa kepada Nicko.
"Aku pergi sekarang,jika kau butuh teman bicara,kau bisa menelpon kakakmu,agar bisa datang berkunjung hari ini,aku akan mengabarimu saat jam makan siang,Vicky." Nicko mencium kening istrinya sekilas,diraihnya jas yang tadi ia sampirkan disandaran sofa.
Beberapa saat setelah Nicko meninggalkan kamar mereka,dua orang pelayan memasuki kamar,membereskan sisa sarapan pagi serta membereskan ranjangnya.usai melakukan tugasnya kedua pelayan itu pun berlalu.
Victoria mengambil handphone yang selalu ia letakkan dinakas,mengecek beberapa notifikasi yang masuk.
Ketika akan meletakkan kembali handphone nya di nakas, handphone nya berdering,sebuah notifikasi pesan instan muncul dilayar touchscreen-nya.
From: Kak Vania
Pagi princess,hari ini kakak berencana untuk mengunjungimu,Sebenarnya tadi Nicko yang meminta kakak untuk menemanimu,sekalian juga ada yang mau kakak bicarakan secara langsung.
Victoria menatap layar handphone nya gamang,rasa penasaran menggelayutinya,hal sepenting apa yang akan dibicarakan kakaknya nanti?
∞∞∞∞∞∞∞∞
hai...
Met weekend readers,
Aku bawa kelanjutan TW,
Gimana?
Semoga gak mengecewakan yaah
kira2 kak Vania mw ngomongin apa hayoo??Happy reading readers ;)
KAMU SEDANG MEMBACA
Trully Wedding
RomanceAndai cinta itu ada tombol off nya, mungkin aku bisa melupakan rasaku dan berbahagia dengan cinta yang baru.... -Victoria Angelina Hendrawan- Demi bisa melihatmu tersenyum bahagia, aku bisa melakukan apapun yang kamu minta,walau hatiku tak mampu...