Part 3

6.8K 219 4
                                    

Nicko melihat pemandangan lalu lalang kendaraan dari kantornya yang berlantai 25, ia menerawang, apakah rencananya akan berhasil? Menggagalkan pertunangan Andrew? Membawa kembali tunangannya,atau bisa di sebut mantan tunangannya kepelukannya lagi.

Nicko menghela napasnya berat, ia memang harus bisa meyakinkan Victoria,agar gadis itu mau bekerja sama dengannya,untuk memuluskan rencananya,toh disini tidak ada yang akan dirugikan,semua pihak malah diuntungkan,Victoria bisa kembali pada mantan kekasihnya,begitu juga dirinya bisa mendapatkan lagi wanita impiannya.

Terlihat sederhana,tetapi keadaan sebenarnya tidak sesederhana itukan,keinginan orang tuanya untuk penyatuan bisnis dengan keluarga Hendrawan sangatlah besar,belum lagi gadis itu, victoria mungkin akan mendapat tekanan yang sama dari kedua orang tuanya. Nicko semakin larut dalam pikirannya, bingung langkah apa yang akan ia ambil untuk kedepannya,tanpa menyakiti kedua orang tuanya.

Suara ketukan pintu dengan cepat membuyarkan lamunannya,kembali pada kenyataan. Andreas sekretaris sekaligus orang kepercayaannya berada didepan pintu ruangannya,menunggu untuk dipersilakan masuk, Nicko menganggukkan kepalanya,tanda bahwa ia mengizinkan Andreas.

"Tuan Nicko hari ini anda ada beberapa agenda rapat dan perjamuan makan malam dengan Tuan Hendrawan untuk membahas proyek kerjasama". Jelas Andreas membacakan kegiatan Nicko untuk hari ini dari tabletnya.

"Apakah aku ada waktu luang untuk makan siang hari ini Andre?" Nicko bertanya sambil membaca ulang berkas yang ada di mejanya. Andreas menjawab dengan anggukan hormat pada tuannya.

"Tolong hubungi tunanganku,Victoria,untuk makan siang bersama, urus skalian tempat dan waktunya".

"Baik sesuai perintah anda Tuan Nicko". Andreas pamit undur diri dari ruangan atasannya.

==================

Victoria duduk dengan tenang dikursi penumpang,kali ini mamanya yang menyetir mobil. Victoria memainkan handphonenya, bingung harus memulai perbincangan dengan mamanya,selama ini ia tak cukup dekat dengan kedua orang tuanya,dalam keluarga,ia hanya dekat dengan Vania kakaknya dan kak Aldo kakak iparnya.

"Sayang,bagaimana kalau pertunanganmu secara resmi dengan Nicko diumumkan 2 bulan lagi?" Tanya mamanya sembari menyetir.

Victoria hanya diam sebagai pengganti jawaban dari pertanyaan mamanya.

"Sayang dijawab dong,biar kita nantinya bs mendiskusikan tema dari acaranya". Pinta mamanya.

"Mah...." Victoria berusaha memulai pembicaraan dengan mamanya.

Mamanya menepikan mobilnya,mematikan mesin,kemudian menoleh untuk melihat putri bungsunya.

"Apa kamu mau kita turun dan berbicara di cafe seberang sana,sepertinya tempatnya cocok untuk ngobrol dan bersantai". Tawar mamanya.

Victoria menggeleng pelan, ia berusaha merangkai kata diotaknya,menelan salivanya,berusaha mengusir kegugupannya jika berhadapan dengan mamanya.

"Mah, Vicky sayang sama seseorang, bukan dengan kak Nicko mah, Vicky sayang dengan orang lain". Victoria berhenti sejenak,melihat bagaimana reaksi mamanya.

Mamanya terdiam menanggapi pernyataan Victoria, matanya menatap putri bungsunya dengan terkejut,sedetik kemudian ekspresi mamanya berubah dingin.

"Sayang, memiliki rasa kagum terhadap orang lain itu wajar untuk anak seusiamu". Mamanya dengan santai menanggapi pernyataannya,berusaha tersenyum.

Victoria menghela napas,tau akan reaksi mamanya, yang terkadang tidak serius menanggapinya,selalu menganggapnya putri kecil yang bahkan belum bisa menentukan keputusannya sendiri.

"Mah, Vicky sayang,cinta sama dia,bahkan hampir tidak ada tempat untuk orang lain dihati Vicky". Victoria menjelaskan,napasnya memburu,tak terasa keluar juga butir- butir air mata yang selalu ia tahan selama ini.

Mamanya diam tak bergeming,terkesan dingin menatap putrinya.

"Mama tau apa yang terbaik untuk putri kecil mamah,apa yang mama pilih selalu yg terbaik untuk kamu". Ujar mamanya dingin tanpa ekspresi.

"Tapi mah..." Victoria berusaha menyanggah perkataan mamanya,akan tetapi mamanya langsung memotong perkataannya.

"Cukup Vicky,mama anggap kita tidak pernah membahas ini lagi,tolong jadilah putri kecil mama yang manis,selalu menuruti perintah mama". Mamanya mengakhiri pembicaraan, kemudian mulai menghidupkan mesin dan menjalankan mobil.

Victoria terdiam,memalingkan wajahnya kearah jendela,berusaha menikmati pemandangan dari kaca mobil,air matanya terus mengalir,ia terisak tanpa suara.

====================

Annyeong...
Penulis amatir ini kembali....
Maaf part ini sedikit,
Gmn?? Gmn??
Feel nya brasa g untuk part ini,
Jangan lupa vote n komen yaa
Kalo dapet vote n komen,
Next partnya ntr malem aku upload,
Happy reading ^.^

Trully WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang