Victoria sibuk didapur rumahnya,dari tadi ia menyiapkan bahan bahan untuk membuat cake,salah satu hobby nya,yang menjadi pelarian dikala hatinya merasa tidak nyaman.
Vania muncul ketika Victoria tengah memasukkan loyang yang berisi adonan butter chocochips ke oven,menutupnya,mengatur waktu dan suhu oven,ia berbalik mendapati kakaknya telah duduk disalah satu kursi pantry.
Victoria tersenyum dihadapan kakaknya menuangkan teh hijau hangat pada cangkir kosong di depan Vania.
"Bagaimana acara jalan pagimu tadi dengan mama dek?" Vania bertanya dengan hati-hati.
Victoria menarik kursi yang berhadapan langsung dengan kakaknya,menuangkan sedikit teh untuk dirinya.
"Aku pikir kakak tau jawabannya,selalu berakhir buruk,bahkan mama tidak mau mendengar kata-kataku".ujar Victoria acuh.
Bunyi oven menyela pembicaraan Victoria dan Vania,reflek Victoria memutar badannya menghadap oven yang ada di belakangnya,memasang sarung tangan kemudian membuka oven,bau harum cake yang baru matang menguar ke seluruh penjuru dapur.
Victoria membalik loyang cakenya,meletakkan cake yang mengepul di atas meja putar untuk diberi sentuhan terakhir.dering handphone yang berada di kantong celemeknya menginterupsi kegiatan yang tengah ia lakukan,sebelah tangan kanannya melepas sarung tangan yang ia kenakan,buru-buru ia merogoh kantongnya.
"Hallo..." Victoria menyapa sang penelepon.
Jeda sejenak membuat ia terdiam mendengarkan pembicaraan lawan bicaranya.
"Ok,sesuai maumu.." Victoria menyudahi pembicaraannya,ditaruhnya handphone di meja pantry.
"Sapa yang telpon dek?" Tanya Vania setelah menghabiskan tehnya.
"Tunangan yang tak dianggap". Jawab Victoria asal,perhatiannya kini tertuju pada cake yang sedang dihiasnya.
"Belajarlah membuka hatimu princess,lambat laun kamu akan mencintainya" Vania berkata sambil berlalu meninggalkan dapur.
Tidak akan pernah,dalam hatiku hanya ada Andrew,tidak dengan orang lain. Victoria berucap dalam hati.
===============
Victoria menuruni tangga menuju ke lantai satu,langkah santainya terhenti ketika melihat mamanya tengah duduk diruang keluarga,mamanya menatapnya,memberi isyarat agar duduk di sofa berwarna coklat muda.
Victoria duduk sesuai keinginan mamanya.
"Mau kemana?" Tanya mamanya dingin seperti biasa.
"Aku ada janji makan siang dengan kak Nicko mah".
"Sini kunci mobil kamu,mulai saat ini kemanapun kamu pergi akan diantar oleh supir,dan jangan membantah". Jelas mamanya.
Victoria merogoh tas tangannya,mengeluarkan kunci mobil dan menaruhnya di meja.
"Vicky berangkat mah". Pamit Victoria yang hanya dijawab anggukan singkat mamanya.
Nicko duduk dengan santai sambil mengecek email di tabnya,sesekali melirik jam tangan yang bertengger di tangan kirinya.
Siang ini Nicko berinisiatif untuk mengajak Victoria makan siang,sekaligus membahas rencananya dengan gadis itu.
Bunyi deritan pintu membuat Nicko mendongak,mengalihkan perhatiannya kepada seseorang yang telah ditunggunya.
Victoria menarik pelan kursi yang berhadapan dengan Nicko,kemudian mendudukinya.
"Aku sudah memesan makanan dan minuman untukmu,agar kita bisa menghemat waktu". Ujar Nicko.
Victoria hanya membalas dengan anggukan.
"Aku mau kita tidak usah repot mengurusi pesta pertunangan,bagaimana kalau langsung saja pesta pernikahan". Nicko berujar dengan santai tak menghiraukan ekspresi terkejut dari gadis yang berada dihadapannya.
"Apa kak...? Ini namanya tidak sesuai rencana,kakak bilang kita cuma tunangan untuk menggagalkan rencana pertunangan Andrew,tetapi kenapa malah kita yang akan menikah??!!!". Cecar Victoria emosi.
Nicko dengan tenang menatap gadis yang ada didepannya, meraih minuman yang ada di mejanya lalu menyesapnya sedikit.
"Dengar Vicky,dari awal ini semua rencanaku,kamu tinggal mengikuti skenario yang telah aku susun,tanpa bantahan dan tanpa pertanyaan". Sahut Nicko tenang.
"Gak bisa gitu donk kak,ini menyalahi perjanjian awal kita,kita hanya akan mempublikasikan pertunangan,kemudian aku bisa kembali disisi Andrew,aku hanya mau menikah dan menyandang nama Andrew dibelakang namaku,kalo kakak seperti ini,maka aku anggap kita tidak pernah melakukan perjanjian,aku membatalkan perjanjiannya". Victoria berkata dengan emosi yang meluap-luap. Ia meraih tas tangan yang sebelumnya berada disisi meja,bersiap beranjak dari posisi duduknya.
Ketika akan meraih handle pintu, sebelah tangannya ditarik,ia setengah terseret kembali keposisinya semula,duduk dikursi tersebut dengan kungkungan tubuh Nicko yang menjulang dengan menakutkan dihadapannya.
"Sadar gadis manja,ini bukan tentang dirimu saja,pikirkan juga perasaan orang tuamu,masalah Andrew,aku baru tau kalo dia telah resmi menikahi MANTAN TUNANGANKU tadi pagi,jadi buang khayalanmu jauh-jauh untuk kembali padanya". Nicko menghela napas pelan,menunggu reaksi gadis yang sedang terduduk dihadapannya.
Victoria shock mendengar penjelasan Nicko barusan. Seakan waktu didunia terhenti.ia berusaha mencerna setiap perkataan yang meluncur dari mulut Nicko.tetapi otaknya tidak mau diajak kerjasama,pikirannya kosong saat ini,hatinya mencelos.
"Jadi sebagai tunangan pengganti yang baik,ayo kita menikah,karna dengan kamu menikahiku,maka perusahaan papamu tidak akan mengalami kebangkrutan".lanjut Nicko dengan nada dingin.
Satu fakta lagi terungkap,menambah shock theraphy untuk Victoria. Jadi perusahaan papanya akan bangkrut. Jadi perjodohan ini untuk menukarku dengan sedikit suntikan dana dari keluarga Nicko.
"Bagaimana Vicky?aku harap jawabanmu tidak akan mengecewakan semua pihak yang terlibat disini,kamu tidak mau kan kalo papamu mengalami serangan jantung lagi,yang disebabkan olehmu,jadilah gadis penurut kali ini". Tandas Nicko.
Victoria tetap diam,tak sanggup berkata lagi,karena hal terakhir yang dikatakan Nicko adalah kebenaran. Victoria mencoba menenangkan dirinya sekali lagi,berusaha menghela napas,kemudian ia menganggukkan kepalanya lemah,tanda ia setuju dengan permintaan Nicko.
Nicko tersenyum dingin sembari menatap intens gadis didepannya. Puas dengan jawaban yang berupa anggukan lemah dari Victoria.
"Good girl, aku akan mengurus semuanya". Nicko berkata dengan tenang,kemudian mengecup kening gadis didepannya.
=================
Miaaaneee....
Telat banget updatenya,watty kmren error dan part ini hilang,jd baru sempet tulis ulang....
Happy reading ^^Jangan lupa voment ya readers yg baik hati ^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Trully Wedding
RomanceAndai cinta itu ada tombol off nya, mungkin aku bisa melupakan rasaku dan berbahagia dengan cinta yang baru.... -Victoria Angelina Hendrawan- Demi bisa melihatmu tersenyum bahagia, aku bisa melakukan apapun yang kamu minta,walau hatiku tak mampu...