Nicko setengah menyeret Victoria menuju kamar mereka,begitu mobil yang ia tumpangi bersama Victoria menepi sempurna di depan pintu rumah bergaya eropa itu.
Nicko menghela napasnya dengan kasar, melonggarkan dasi kupu-kupu yang ia kenakan,jas hitamnya pun telah teronggok asal di sofa besar kamarnya.
Ia memandang Victoria dengan tatapan yang tak terbaca,marah dan kesal bercampur jadi satu.ia bingung bagaimana lagi harus menghadapi istrinya.
Victoria duduk terpaku di sofa,berhadapan langsung dengan Nicko yang berdiri menjulang dengan ekspresi khasnya,dingin,kakubdan tak tersentuh.
"Jelaskan padaku,Vicky,apa maksudmu tadi?" Tanya Nicko tanpa emosi.
"Aku cuma kebetulan bertemu dengan Andrew,sedikit ngobrol dengannya,tentang KAMI". Jawab Victoria penuh penekanan.
"KAMI,kata ganti itukah yang kau gunakan untuk menjelaskan hubunganmu dengan bajingan itu". Nicko mendengus kasar.
Victoria mulai merasakan kemarahan pria dihadapannya mulai merambat naik,ia pun sudah terbiasa dengan emosi Nicko yang naik turun terhadapnya. Kadang pria itu bersikap hangat dan lembut kepadanya,namun tak jarang pula bersikap dingin,acuh dan penuh kemarahan.
"Iya,kenapa?? Kakak keberatan dengan itu??" Tantang Victoria tak mau kalah.
"Sangat keberatan,Vicky,sebaiknya pikirkan ucapanmu terlebih dahulu."ucap Nicko sedikit emosi.
"
Bukankah aku sudah bilang,kau itu istriku,menyandang namaku,maka jagalah sikapmu selama mendampingiku." Lanjut Nicko.
"Bukan kemauanku untuk menjadi istrimu,pendampingmu dan menyandang namamu." Ucap Victoria Histeris.
"Aku muak dengan semua ini,aku jengah dengan keadaan ini."Kata Victoria semakin emosi.
Nicko diam merespon perkataan dan penolakan terang-terangan dari istrinya,sakit dan nyeri bergantian menusuk jantungnya,sesakit inikah mencintai istrinya sendiri.
"Andai kau tau Vicky,aku mencintaimu,tak bisakah kau lihat dibalik sikap dinginku dan amarahku,itu semua karna aku takut kehilanganmu".Batin Nicko.
Nicko terduduk di sofa panjang,kakinya luruh tak mampu menopang tubuhnya,kepalanya menunduk menatap lantai berkarpet,dikamarnya,ia menghela napas berkali-kali,mencoba meredakan amarahnya yang tadi sempat memuncak hingga ubun-ubun.
"Vicky,tak bisakah kau membuka sedikit hatimu?untukku suami yang kau nikahi?"ucap Nicko lirih nyaris berbisik.
Victoria terhenyak mendengar penuturan Nicko yang nyaris seperti bisikan.ia dapat mendengar hampir setiap kata yang terucap dari bibir suaminya,yang tak pernah ia anggap sebagai seorang suami.
"Apa maksud kata-kata kakak?"tanya Victoria langsung sambil menatap tepat di manik matanya.
Nicko terperanjat ketika Victoria dapat mendengar perkataannya tadi,padahal ia yakin,sangat yakin,ia tadi berucap pelan,hingga nyaris berbisik.
Ia tak menyangka bahwa istrinya tanpa sengaja telah mendengar suara hatinya.
"Maafkan aku, kak Nicko,aku tidak mungkin membohongi hati dan pikiranku sendiri,hati dan pikiranku hanya mempunyai tempat mutlak dan itu menjadi milik Andrew,hanya Andrew". Victoria membatin.
Nicko balas menatap Victoria,matanya menatap hangat pada istrinya. Ada rasa sayang dan cinta di balik tatapannya.
Nicko berdeham,membersihkan tenggorokannya yang sebenarnya tidak gatal,dihampirinya Victoria yang tengah terduduk,diraihnya hingga Victoria kini berdiri sejajar dengannya. Ditatapnya Victoria penuh harap,kedua tangan Nicko kini ada di pinggangnya,setengah memeluknya.
"Aku menyayangimu,Victoria Angelina Dharmawan.wanita yang kini sah menjadi istriku,belajarlah membuka hatimu untukku. Bisik Nicko tepat di telinganya.
"kalau begitu kakak akan melakukan dan mengabulkan apapun keinginanku?"Victoria bertanya.
"Apapun akan aku lakukan untuk mengabulkan keinginanmu,Vicky,asal kau bahagia." Nicko menjawab pertanyaan Victoria lembut.
"Lepaskan aku dan Ceraikan aku,kalau begitu."kata Victoria tenang tanpa emosi.
Tubuh Nicko menegang kaku mendengar permintaan spontan istrinya. Ia tak menyangka bahwa Victoria akan mengajukqn pertanyasn yang begitu sulit untuk ia kabulkan.
∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞
Haii haii...
Akhirnya bisa update lagi,
Maaf yaa kalo feelnya kurang.
Maaf jg baru bisa update skrg...
Happy weekend and happy reading
KAMU SEDANG MEMBACA
Trully Wedding
RomanceAndai cinta itu ada tombol off nya, mungkin aku bisa melupakan rasaku dan berbahagia dengan cinta yang baru.... -Victoria Angelina Hendrawan- Demi bisa melihatmu tersenyum bahagia, aku bisa melakukan apapun yang kamu minta,walau hatiku tak mampu...