Victoria duduk termenung diranjangnya yang berukuran Queen Size, ia memikirkan kata-kata Nicko siang tadi, benaknya berputar-putar untuk menyusun informasi satu persatu bagaikan puzzle yang tak beraturan. Ia memegangi frustasi kepalanya yang sebenarnya tidak pusing.
Victoria meraih handphonenya yang berada di nakas,mengetikkan pesan dengan cepat,kemudian mengirimnya,5 menit kemudian handphone nya berbunyi,ia melihat pesannya sekilas.
Seketika itu pula ia beranjak dari ranjang,mengambil tas tangan yang telah ditaruhnya dengan asal di meja rias sembari merapikan rambut sekenanya,kemudian melangkah dengan cepat keluar kamar.
ketika akan meraih handle pintu,sebuah suara mengejutkannya.
"Mau kemana Vicky?Sebentar lagi sudah waktunya makan malam."tanya mamanya.
"Mau ke bakery nya kak Vania mama,udah janji mau nyusun menu baru untuk bulan depan." Jelas Victoria dengan hati-hati.
"Kalau begitu minta antar sama supir dan tolong makan malam dirumah,ada hal penting yang akan mama dan papa bicarakan nanti." Victoria hanya menganggukkan kepalanya sebagai respon atas perkataan mamanya.
Di pintu depan supir kepercayaan mamanya telah siaga,membukakan pintu penumpang untuknya. Victoria masuk kedalam mobil,kemudian menyebutkan tempat tujuannya,setelah supirnya berada dibalik kemudi.
===================
Victoria membuka pintu bakery,matanya melihat berkeliling,sedikit ramai pengunjung jika telah sore hari,di lihatnya Vania turun tangan sendiri membantu para pegawai yang terlihat sibuk.
Vania melihat adiknya telah sampai,ia mengisyaratkan adiknya untuk masuk dibagian dalam bakery,yang merupakan dapur sekaligus ruangan managemen bakery.
"Ini kak rencana menu baru untuk bulan depan,beberapa sudah di uji coba dan layak jual tinggal kakak pilih dan tes pasar saja." Victoria menyodorkan tabletnya ke Vania.
Vania mengecek tablet yang diberikan adiknya.
"Ok princess beberapa dari ini akan resmi jadi menu baru kita bulan depan." Putus Vania cepat.
Victoria beranjak keluar ruangan.
"Mau kemana de? Kakak kira bakalan ditemenin." Ujar Vania.
"Vic gak lama kok kakak,cuma mau ketoko buku di ujung jalan sana,mau cari novel." Jelas Victoria.
"Hmm gitu,yaudah nanti pulangnya bareng,makan malem dirumah hari ini,kebetulan kak Aldo juga udah perjalanan pulang." Jelas Vania sebelum adiknya berlalu.
================
Victoria memasuki toko buku yang merangkap cafe itu. Pandangannya mengitari ruangan,hingga mata cokelatnya menangkap sosok yang dikenalnya,berada dipojok dalam cafe.
"Hai hubby..."dengan ragu Victoria menyapa orang yang tengah duduk di hadapannya.
"Baby..." sapaan lembut Andrew pada gadis kesayangannya.
"Apa yang akan kita lakukan sekarang by? Apa benar kamu telah menikahinya?jadi sia-sia hubungan kita selama ini?" Cerca Victoria penuh kekecewaan.
"Hei baby...,dengerin aku dulu..." ucap Andrew lembut,kedua tangan Andrew merangkum wajah gadis didepannya.diusapnya pelan pipinya yang basah karna airmata.
Victoria terdiam,ditatapnya lelaki dihadapannya ini,lelaki yang mengenalkan cinta padanya,memberinya cinta yang besar,tetapi pada saat yang sama mampu menorehkan luka terdalam dihatinya.
Andrew menghela napas pelan.
"Baby, aku lakuin semuanya memang karna tidak ada pilihan lain, perusahaan papa terancam bangkrut,dan Om Fandy bersedia mengucurkan dana untuk membantu,tapi dengan syarat aku harus menikahi putrinya. Papa dan mama tidak memberikan aku pilihan."ucap Andrew lemah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Trully Wedding
RomanceAndai cinta itu ada tombol off nya, mungkin aku bisa melupakan rasaku dan berbahagia dengan cinta yang baru.... -Victoria Angelina Hendrawan- Demi bisa melihatmu tersenyum bahagia, aku bisa melakukan apapun yang kamu minta,walau hatiku tak mampu...