Nicko tengah berada di ruangannya,matanya sibuk meneliti ulang berkas yang sejak tadi pagi telah dipersiapkan oleh Jenny,sekretarisnya selain Andreas.
Ketukan pintu sedikit mengganggu konsentrasinya,Andreas,lelaki dengan setelan serba hitam itu memasuki ruangan Nicko,Nicko memandang Andreas,seakan bertanya apa ysng aksn disampaikan oleh orang kepercayaannya itu.
"Tuan ternyata dugaan tuan selama ini benar tentang nona Alexandra,saya sudsh menyelidikinya dengan mendalam dan juga telah menemukan bukti akurat tentang perbuatannya".
Nicko terdiam sejenak,tampak sedang berpikir.
"Bagus Andreas,lakukan tugasmu dan terus beritahu aku tentang perkembangannya,kau boleh pergi sekarang". Ucap Nicko memerintah.
Andreas menganggukkan kepalanya dengan hormat sebelum berlalu dari ruang kerja Nicko.
∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞
Victoria membolak-balikkan majalah yang dipegangnya dengan bosan,baru satu hari dirinya tinggal di rumah Nicko yang bagaikan istana dengan segala fasilitas mewahnya, tapi tak ubahnya seperti penjara baginya,terkurung hampir setengah hari dan itu membuatnya hampir gila.
Kegiatannya terbatas,ia tak boleh menyentuh dapur sama sekali,padahal kebahagiaan Victoria selama ini berasal dari eksperimennya untuk menciptakan resep baru,memanggang cake dan cookies.
Masa bodoh dengan semua perintah,larangan dan kemauan Nicko,ia memutuskan untuk mengunjungi kakaknya.
Taksi yang Victoria tumpangi berhenti tepat di bakery milik kakaknya,ia membuka pintu,seorang pelayan yang memakai seragam tersenyum padanya, ia membalas senyuman pelayan wanita itu,sampai di bagian dalam bakery,ia melihat kakaknya,kak Vania tengah sibuk memberi interuksi untuk menyelesaikan pesanan pelanggan untuk hari ini. Vania sepertinya menyadari kedatangan adik kesayangannya,ia tersenyum simpul melihat adiknya,kemudian menyuruh adiknya untuk menunggu diruangan pribadinya.
"Hai princess,apa yang membawamu kesini?"tanya Vania lembut sembari menyerahkan secangkir milktea.
"Bosen dirumah kak,butuh kegiatan". Ucap Victoria frustasi.
Vania tersenyum simpul menatap adik kesayangannya,sejak adiknya menikah dengan Nicko intensitas hubungannya jd berkurang.
"Makasih yaa adik kesayangan kakak,pilihanmu untuk menikah dengan Nicko itu tepat,setidaknya papa dan mama bisa bernafas lega."ucap Vania pelan.
"Bagi papa dan mama,aku cuma semacam alat tukar kan kak untuk kelangsungan perusahaan". Ucap Victoria tersenyum miris.
"Jangan seperti itu princess,papa dan mama menyayangi kita dengan cara mereka sendiri". Kata Vania lembut.
Victoria terdiam,kemudian tersenyum mendengar kata-kata lembut kakak kesayangannya.
"Kau bahagia kan princess dengan pernikahan ini? Nicko memperlakukanmu dengan baik kan?"tanya Vania.
"Iya kak,aku baik,kak Nicko juga memperlakukan aku dengan baik".ucap Victoria pelan sembari tersenyum.
"Syukur kalau begitu,semoga selalu bahagia adikku".kata Vania senang lalu memeluk erat adiknya.
Deringan handphone menginterupsi pelukan hangat mereka,Victoria merogoh handphonenya dari dalam handbag yang ia bawa,nama Nicko tertera di layar touchsreen itu.
Setelah menjawab panggilan singkat Nicko,Victoria buru-buru meraih handbagnya,mengecup sayang kedua pipi kakaknya seraya berpamitan,karna Nicko telah menunggunya diluar.
∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞
Nicko tersenyum singkat,ketika Victoria keluar dari bagian dalam bakery diikuti oleh Vania di belakangnya. Victoria sedikit terkejut ketika dilihatnya Nicko tersenyum hangat seperti itu.
Nicko setengah memeluk pinggang Victoria ketika berjalan beriringan hingga didepan pintu mobil,dibukakannya pintu untuk Victoria, setelah itu ia membuka pintu untuk dirinya sendiri.
Victoria memandang Nicko yang kini tengah sibuk mengemudi di sampingnya,pandangan lelaki itu lurus ke depan,buku jarinya sampai memutih karna mencengkeram kemudi terlalu erat,malas karena tidak ada tanggapan dari lelaki yang duduk di sebelahnya,pandangan Victoria beralih ke jendela,ia lebih menikmati pemandangan lalu lalang kendaraan bermotor.
"Vicky,urusan kita belum selesai,aku harap kau punya penjelasan yang logis kali ini." Ucap Nicko dingin.
Victoria diam mendengar ultimatum Nicko yang ditujukan padanya,perjalanan dari kota ke rumah mereka yang berada di pinggiran kota terasa singkat.mobil yang mereka berdua tumpangi telah menepi dengan mulus tepat didepan pintu utama.
Victoria segera membuka pintu penumpang,tanpa menunggu Nicko terlebih dahulu,ia langsung mengambil langkah seribu untuk menghindari lelaki dingin yang kini menjadi suaminya.Tepat sebelum kaki Victoria menapaki anak tangga,lengan kirinya lebih dulu dicekal oleh seseorang,tanpa menoleh pun Victoria telah menyadari siapa yang mencekal lengannya dengan keras.
Nicko,lelaki itu kini menatap marah padanya,tepat dimanik matanya,ketika Nicko setengah menyeretnya,Victoria dengan pasrah mengikuti langkahnya.
Setelah menyeret Victoria hingga dilantai 2,mereka menyusuri lorong tempat untuk kamar tamu berada,hingga langkah kakinya terhenti di pintu terakhir di bagian akhir lorong,tangan Nicko yang bebas langsung menyentakkan pintu di depannya hingga terbuka.memaksa Victoria hingga memasuki kamar itu.
Victoria melihat sekeliling kamar itu,kamar dengan interior mewah,tapi terkesan dingin,ada beberapa jendela dikamar itu,yang mengarah pada taman bunga dihalaman belakang rumah.
"Jadi, apa argumen yang ada di kepala cantikmu,Victoria?" Tanya Nicko dingin sembari terus menatapnya.
"Aku bosan dirumah kak,apa yang salah ketika aku lebih memilih keluar rumah untuk mengunjungi kakakku".jawab Victoria kesal.
"Apa kau lupa dengan pesanku tadi pagi Victoria?kau sama sekali tidak mengindahkan perkataanku,dan aku tidak suka dengan itu."Nicko berkata sembari menyilangkan kedua lengannya di depan dada.
"kau akan tetap berada disini sampai kau menyadari kesalahan yang kau buat,mengerti".lanjut Nicko ketika Victoria tidak bereaksi menjawab perkataanya.
"Apa???? Jadi maksud kakak,kakak akan mengurungku begitu??" tanya Victoria terkejut.
"Tepat sekali,tebakanmu ,Vicky,ISTRIKU..."jawab Nicko santai.
"Kau tidak bisa seperti ini terhadapku kak,aku bukan tawanan dirumah ini"ucap Victoria meninggi karena menahan emosi.
"Bisa,dan akan kulakukan,setidaknya aku harap nantinya kau akan segera sadar dengan posisimu,sebagai istriku,pendampingku".Nicko mengakhiri pembicaraannnya, kemudian berjalan kearah pintu,membukanya,menguncinya dari luar.
"Kak... bukaaa... pintunyaaaa,kau tidak bisa bersikap seperti ini kepadaku....."Victoria meraung kemudian terisak,kedua tangannya memukul pintu kamar yang kini telah terkunci rapat.
∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞
Haiiii...siang...
Aku kembali membawa lanjutan part cerita gaje ini....
Semoga masih ada yg nungguin update an nya....
Maaf kalo alurnya gaje,banyak typo juga,no edit ini,fresh dari hape....
Dibela-belain ngetik n update buat para readers tersayang....
Makasih banyak buat yang udah mw vote,komen,nyemangatin aku dan yg udah masukin cerita ini ke library nya
KAMU SEDANG MEMBACA
Trully Wedding
RomanceAndai cinta itu ada tombol off nya, mungkin aku bisa melupakan rasaku dan berbahagia dengan cinta yang baru.... -Victoria Angelina Hendrawan- Demi bisa melihatmu tersenyum bahagia, aku bisa melakukan apapun yang kamu minta,walau hatiku tak mampu...