Victoria terbangun diranjang berukuran king size yang berada di tengah ruangan,seingatnya tadi ia menangis didekat pintu kamar,kenapa ia malah tertidur diranjang. Memikirkan hal itu malah membuat kepalanya berdenyut. Ia meraih gelas yang berada di nakas,meneguknya perlahan.
Tepat ketika Victoria meletakkan kembali gelasnya dan beringsut dari ranjang,terdengar suara kunci dan perlahan pintu kamar mulai terbuka.
Muncul seorang pelayan berusia sekitar 20 tahunan lengkap dengan seragam berwarna hitam dan putih. Pelayan itu meletakkan nampan yang dibawanya,diatas meja dekat dengan sofa yang berada di pojok ruangan,setelah pelayan itu melakukan tugasnya,ia pun keluar kamar.Victoria menatap makan malamnya yang terletak di meja tanpa selera dan tak berniat sedikit pun untuk mencicipinya.
Ia mengedarkan pandangannya untuk mencari handbagnya,pandangannya terpaku di meja rias,tempat handbag nya berada,tangannya merogoh kedalam mencari handphone nya, matanya menatap layar touchscreen itu,membaca perlahan deretan notifikasi,hingga satu notifikasi mengejutkannya.
"I'm sorry baby, my Angel....
Aku bisa jelasin keadaanya,ini tidak seperti yang kamu pikirkan,
Bisakah kita bertemu baby?
Aku akan jelasin semuanya,
Please temui aku ditempat biasa jam 10 pagi besok,
Waiting for you,baby.... "Victoria mengerjapkan matanya,satu tetes cairan bening pun lolos, ia bingung manakah yang harus ia percayai?di saat semua orang menjejalinya dengan pemikiran negatif tentang Andrew, bahkan kakaknya dan Nicko menyebut Andrew seorang bajingan,tetapi hati dan pikirannya menolak itu dengan keras,ia mengenal Andrew,Andrew-nya yang selalu menemaninya,selalu dekat dengannya,bahkan melebihi kedekatannya dengan keluarganya sendiri,Andrew tempatnya bercerita,Andrew yang selalu membuatnya tersenyum bahagia,Andrew yang hangat dan selalu bersikap lembut padanya.
Ia merindukannya,merindukan orang yang saat ini bahkan terasa sangat jauh baginya,seperti di luar jangkauannya,yang tak bisa ia sentuh,hanya bisa memikirkannya dan merasakan hadirnya secara utuh melalui kenangannya,ia sadar sepenuhnya kini Andrew hanya hidup dalam angannya,karena keputusan yang telah ia buat sendiri,menikah dengan orang yang tak diharapkan, Kak Nicko.....
Victoria semakin terisak ketika mengingat semua hal yang terjadi akhir-akhir ini. Andai ia bisa meminta,ia akan meminta waktu berjalan mundur,kembali pada hari sebelum pertemuannya dengan Kak Nicko,yang mengharuskan ia membuat pilihan untuk menikah.
Sekarang kata menyesal itu datang dengan sangat terlambat,ia melepaskan Andrew-nya bahkan sebelum berjuang untuk mempertahankannya.
Ia menukar kebebasannya sendiri,demi menyelamatkan perusahaan papahnya,
Untuk menyenangkan orang tuanya,untuk tidak mengecewakan kakak kesayangannya yang telah menyayanginya. Sepertinya semua anggota keluarganya bahagia akan pernikahannya,terkecuali dirinya sendiri.ia kecewa dengan semua ini.Saat ini ia malah terjebak dalam rumah megah Nicko, menjadi tawanannya,menerima segala perlakuan dingin Nicko dengan sukarela,tanpa ada perlawanan sedikit pun,bagaikan boneka tali yang bergerak sesuai dengan keinginan orang yang memilikinya.
Victoria memasukkan handphonenya,sejenak berusaha melupakan masalahnya,beban pikirannya. ia berjalan menuju jendela kamar,membukanya,pemandangan taman bunga di halaman belakang menyambutnya, ia menikmati semilir angin dingin yang menerpa wajahnya. Ia membuka matanya,menatap langit malam yang kelam,ia kembali merasa miris,baru kali ini ia merasa begitu sepi dan sendirian,tanpa ada seorang pun yang peduli.
Sanggupkah ia bertahan?Adakah yang akan menolongnya?pertanyaan demi pertanyaan masih mengantung dibenak Victoria,semakin ia berpikir,semakin ia tidak menemukan jawaban yang pasti akan masalahnya.
∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞
Nicko beranjak dari ruang kerjanya ketika jam diruangan itu menunjukkan pukul 23.30.
Ia hendak berjalan menuju kamarnya,langkah nya terhenti,matanya terpaku pada satu pintu,pintu terakhir yang berada di lorong,tempat ia mengurung istrinya,Victoria,sore tadi.
Nicko meneruskan langkah kakinya menuju kamar Victoria,ia merogoh anak kunci di saku kanan jasnya,kemudian mengeluarkan anak kunci,ia membuka pelan pintunya.
Pandangan Nicko disambut cahaya temaram lampu tidur yang berada dikedua sisi ranjang,ia terus melangkahkan kakinya,semakin masuk ke bagian dalam kamar,dilihatnya nampan yang berisi makan malam istrinya,ia menyingkap tudung sajinya,utuh,itu berarti istrinya melewatkan makan malamnya.
Manik mata Nicko beralih pada ranjang berukuran king size yang terletak di tengah ruangan,ternyata ranjang itu pun kosong,ia masih ingat dengan jelas,sore tadi ia mengecek keadaan Victoria,istrinya itu tertidur dibalik pintu,hingga ia akhirnya harus membopong tubuh Victoria ke ranjang,agar istrinya bisa tidur dengan posisi yang nyaman.
Nicko berjalan ke arah balkon,ketika tak sengaja ia melihat jendela yang sedikit bergeser.
Victoria berada disana,di kursi panjang yang mengarah ke taman bunga di halaman belakang,posisinya meringkuk membelakangi Nicko, dilihat dari gerakan napas yang pelan dan teratur,ia menyadari istrinya sedang tertidur.
Nicko berjalan mendekati istrinya,perlahan membalikkan posisi tubuh Victoria hingga menghadap kearahnya,ia melihat wajah Victoria sedikit basah,ada bekas air mata yang mengalir,diusapnya kedua pipinya,hal pertama yang Nicko rasakan kulit wajah Victoria sangat dingin.
Dengan cepat diselipkannya satu tangan ke leher dan satu tangan lainnya dipaha Victoria,diangkatnya perlahan tubuh Victoria.ia kembali membopong tubuh Victoria keranjang.
Perlahan di turunkannya tubuh istrinya dengan hati hati,Nicko membuka jasnya,kemudian disampirkan dengan rapi di kaki ranjang,di longgarkan pula simpul dasinya asal,ia menempati sisi ranjang yang kosong,diraihnya kedua telapak tangan istrinya yang mendingin tadi,digenggamnya dengan erat seakan-akan ingin menyalurkan hangat tubuhnya ke Victoria secara langsung. Didekapnya tubuh istrinya.sebelah tangan kirinya semakin merapatkan tubuh Victoria,hingga tidak ada celah diantara tubuhnya dan Victoria.tangan kanannya kini sibuk membelai rambut halus yang berwarna coklat madu itu.
Tiba-tiba dirasakannya tubuh Victoria menggeliat,Nicko terdiam,ia menahan napasnya,takut wanita yang ia peluk erat terbangun,dilihatnya kepala Victoria semakin menyuruk ke arah dadanya,kemudian kembali terlelap. Ia tersenyum,kemudian mengecup lembut puncak kepala istrinya.
"Disinilah tempatmu berada,disisiku,mendampingiku,tepat di sebelah kiriku,dekat dengan jantungku,hingga kau bisa merasakan detak jantungku...." Bisik Nicko pelan.
Seakan alam bawah sadar Victoria merespon kata-kata yang terucap oleh Nicko,tubuh Victoria semakin beringsut ke arah Nicko,tangan Victoria yang bebas melingkari erat perut Nicko.
"Taukah kau,Vicky,my Angel?Aku sangat menyukai malam,karena hanya ketika malam datang,aku dengan leluasa bisa menyentuhmu dan juga tidak mendapat penolakan yang nyata darimu...."ucap Nicko pelan.
Nicko membenarkan letak selimutnya,hingga batas dadanya.sembari terus menatap wanita yang kini tertidur nyenyak dan nyaman dalam dekapannya.
Bisakah waktu berhenti kali ini?bisakah kedua tanganku terus merengkuhnya?menahannya untuk tetap berada dalam jangkauanku. Tubuhmu memang berada dekat denganku,aku telah menjadikanmu milikku tetapi kenapa justru hatimu semakin menjauh?
Nicko menatap nyalang ke arah langit-langit yang berada di kamarnya,benaknya berusaha mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang selalu berkecamuk.akan tetapi ia sama sekali tidak memperoleh jawabannya,belum memperoleh jawaban lebih tepatnya.
∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞
Haiii...
Met malem,maaf banget update an TW Molor sehari dari waktu yg dijanjiin....
Di part ini aku berusaha menampilkan perasaan keduanya,
Baik dari sisi Nicko atau pun Victoria,
Gmn berasa feel nya?
Yg penasaran sm Nicko,kejawab dipart ini.
Sekali lg makasi buat vote,komen n semangat dari readers
Makasi jg buat yg udh follow n nambahin cerita ini di librarynya...
Khamsa Hamnida
KAMU SEDANG MEMBACA
Trully Wedding
RomanceAndai cinta itu ada tombol off nya, mungkin aku bisa melupakan rasaku dan berbahagia dengan cinta yang baru.... -Victoria Angelina Hendrawan- Demi bisa melihatmu tersenyum bahagia, aku bisa melakukan apapun yang kamu minta,walau hatiku tak mampu...