Mulmed: Liam Brewer
***
Sophia berjalan gontai keluar kelas. Semenjak kejadian di mana Ia menarik kerah baju Emma, para penggemarnya menjadi takut padanya dan lebih parahnya lagi, Ia tidak mendapatkan teman. Benar-benar sial.
"Eh, awas. Itu Sophia. Nanti dia memarahi kita. Aku takut. Ayo pergi." ucap seorang siswi yang membuat Sophia bertambah kesal.
Sungguh, ada apa dengan orang-orang ini? Batin Sophia.
Untuk kesekian kalinya, Ia menghembuskan nafas kasar dan kembali berjalan. Ia menyusuri koridor sekolah. Ia menundukkan kepalanya. Di sekolahnya dulu, dia sangat populer. Tapi skarang? Semua orang takut padanya. Ia kehilangan penggemarnya. Ia tak memiliki teman. Hal itu membuatnya sangat dendam pada Emma.
Khayalannya tentang Emma kemudian terhenti ketika tiba-tiba,
BRAK!
Sophia terjatuh ke lantai.
"Awh.." ringis Sophia.
"Oh, maaf, maaf. Kau tidak apa-apa, kan?" tanya lelaki yang menabrak Sophia tadi
Sophia kemudian menoleh ke arah pemuda itu. Ia terkejut melihat mata pemuda itu. Tapi beberapa saat kemudian, Ia malah menatap pemuda itu intens.
"Kau siapa?" tanya Sophia.
"Aku Liam. Liam Brewer. Murid baru di kelas 1-1." jawab Liam.
"Owh, Liam.. kenalkan, aku Sophia. Sophia Baker. Aku juga masih baru di sini." ucap Sophia.
"Owh, begitu. Wah, maaf. Aku sudah menabrakmu. Tak apa?" tanya Liam.
"Iya, tidak apa-apa. Salahku juga menundukkan kepala jadi tidak melihat jalan." ujar Sophia dengan senyuman yang ramah.
"Owh, baiklah. Sebagai permintaan maafku, mau aku temani pulang?" tanya Liam menawarkan.
"Mm.. boleh juga." jawab Sophia mengiyakan.
"Baguslah kalau begitu. Ayo." ajak Liam.
Mereka pun berjalan bersama ke rumah Sophia.
"Jadi, kau murid baru di sekolah?" tanya Sophia.
"Yah, begitulah. Aku baru pindah rumah kemarin. Oh, iya. Aku lupa menanyakan sesuatu." kata Liam.
"Apa itu?" tanya Sophia.
"Kau tidak takut padaku?" tanya Liam.
"Hmm.. takut? Kalau terkejut, iya. Tapi kalau takut? Kenapa aku harus takut?" tanya Sophia balik.
"Oh, aku pikir kau takut melihat mataku. Jujur saja, selama ini semua orang takut melihat mataku." ucap Liam.
"Begitu, ya. Aku tidak takut. Menurutku matamu unik. Dan juga.. indah.." ucap Sophia tanpa sadar.
Seketika, Sophia menutup mulutnya. Liam tertawa.
"Indah? Yang benar saja. Semua orang yang aku temui takut padaku, kecuali ibuku, kau, dan tetangga baruku. Ah, siapa ya namanya. Emm.. Emma. Ya, Emma." ujar Liam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lonely Emma
Teen FictionAbigail Emma Archer, seorang gadis yang kaya dan serba ada, diusir dari rumahnya tak lama setelah ayahnya menikah lagi. Ia diasingkan ke Jepang, negara yang Ia benci, bermil-mil jauhnya dari rumah kediamannya di San Fransisco. Namun takdir berkata l...