Chapter 13

48 9 0
                                    

"Ayolah, bu. Kita temui dia dulu. Kalau memang dia bukan kakakku, tak apa. Mungkin memang salah orang. Tapi kalau seandainya dia kenal Ava bagaimana? Berarti dia memang.."

"Cukup!" bentak ibunya membuat ketiga orang itu terkejut.

***

Hidup itu indah. Itu keyakinan orang-orang yang optimistik di dunia ini. Benar adanya, hidup itu indah sekalipun terkadang banyak cobaan yang terjadi. Salah satu di antara ribuan kemungkinan cobaan yang bisa saja terjadi dan menimpa umat manusia adalah apa yang baru saja dialami kedua orang gadis yang sedang berjalan beriringan dengan wajah ditekuk walaupun mereka melangkah dengan tujuan yang pasti.

Kening Emma berkerut kesal sambil sesekali meluapkan kekesalannya dengan menendang kerikil-kerikil kecil di tepi jalan. Sedangkan Olivia hanya memandangi Emma sesekali lalu menghembuskan nafas panjang. Tak bisa dipungkiri, Ia pun merasakan kekesalan yang sama dengan Emma. Mari kita mundur beberapa saat sebelum sekarang.

Setengah jam yang lalu..

Bentakan ibu Ava seketika membuat ruangan terasa sunyi dengan hawa mencekam.

"Apa maksud kalian?!" bentak ibu Ava lagi.

"Ibu, sudahlah. Mereka hanya membantuku menemukan kakak. Lagipula ini sudah sangat lama kita tak bertemu kakak. Aku bahkan tak tau siapa namanya, bu." pinta Ava memelas.

"Kakakmu tidak mungkin ada di sini. Dia pergi mengikuti ayahmu." jawab ibunya berusaha meredam emosinya.

"Maaf, bukannya aku bermaksud lancang, tetapi hal itu bisa saja terjadi. Siapa yang tau? Ayolah, tante. Kami hanya ingin mempertemukan Ava dengan teman kami itu. Hanya sebentar saja, tante." pinta Olivia berusaha melunak.

Ava merasa senang karena mendapatkan dukungan. Ia kembali memegang tangan ibunya lembut berusaha untuk membuat ibunya mengerti apa keinginannya.

"Kak Oliv benar. Ayo, bu. Kita temui dia. Pasti akan sangat menyenangkan untuk bertemu dengan kakak." pinta Ava sambil sesekali menggoyangkan tangan ibunya.

Lonely EmmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang