Chapter 8

76 14 1
                                    

Mulmed: Jacob Clark

***

"Ada apa?" tanya Liam.

"Kau benar-benar adik sepupu Jacob?" tanya Olivia.

"Iya. Kenapa? Kau ingin mencari informasi?" tanya Liam sambil menunjukkan seringaian nakalnya.

"Hehe.. mm.. iya. Ehm, tetapi jangan keras-keras bicaranya!" tegur Olivia setengah berbisik.

"Loh, memangnya kenapa?" tanya Liam bingung.

"Kalau kakak kelasku tau aku menyukai Jacob, aku pasti akan dibully habis-habisan. Apalagi yang anggota tim softball, mereka sangat mengagumi Jacob." ujar Olivia.

"Soal itu, biar aku yang urus. Kalau mereka berani macam-macam denganmu, aku yang turun tangan." ujar Emma angkat bicara.

Liam tersenyum sementara Olivia hanya menunduk.

"Mm.. sudah, tidak apa-apa. Nanti kalau kau yang turun tangan, mereka akan tambah benci padaku." ujar Olivia.

"Sudah, tidak apa-apa. Kita serahkan saja pada tukang pukul kita ini." ujar Liam.

"Heh! Jaga bicaramu! Aku bukan tukang pukul tau!" bentak Emma.

"Ih.. jangan marah, dong.. nanti imutnya hilang.." goda Liam sambil menjulurkan lidahnya sembari berlalu pergi.

"LIAM BREWER!!!!"

***

Sepanjang pelajaran, Emma hanya melihat jam yang terus berdetik dengan tidak sabar. Ia sudah sangat lapar dan ingin segera pergi ke Astro Doughnut dan memakan donat cokelat kesukaannya. Dari pagi, hanya air yang mengalir di tenggorokannya sehingga wajar kalau tubuhnya tak pernah melebar walau hanya sedikit.

Pluk!

Sebuah kertas mendarat di meja Emma. Ia memandangi kertas itu sejenak, lalu membukanya.

O: hey! :)

Emma melirik Olivia, dan gadis itu melirik ke arah kertas kecil tersebut mengisyaratkan Emma untuk membalasnya. Emma pun menulis sesaat dan kembali melemparnya ke arah Olivia.

E: Apa?

O: Ada yang lupa aku katakan saat istirahat tadi.

E: Apa?

O: Ini tentang Ava.

Emma mengernyitkan dahinya saat membaca nama Ava. Ia kenal gadis itu. Gadis berambut pirang yang bekerja bersama Olivia di Astro Doughnut. Tetapi Olivia jarang menceritakan sesuatu tentang Ava padanya.

E: Ada apa dengannya?

O: Ada yang misterius di rumahnya.

E: Misterius bagaimana?

O: Tunggu di parkiran :)

Emma berdecak kesal. Ia melirik Olivia, dan gadis itu hanya terkikik geli. Emma pun kembali melihat jam yang terus berdetik dengan semakin tidak sabar.

***

Emma menunggu dengan tidak sabar di parkiran.

"Ke mana sih si rambut pink itu?! Aku sudah lapar...!" ujar Emma kesal pada dirinya sendiri.

Ia melihat jam tangan yang menghias pergelangan tangannya dengan indah. Sudah menunjukkan pukul 14:20. Itu artinya Ia sudah menunggu 20 menit semenjak bel pulang berbunyi. Ia pun terpikir untuk meninggalkan sekolah dan segera berangkat sendiri ke Astro Doughnut. Tetapi rasa penasaran yang membuncah di hatinya ingin segera Ia tuntaskan.

Lonely EmmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang