Chapter 5

106 16 0
                                    

Mulmed: Ava Butcher

***

Malam sudah tiba. Emma sudah bersiap-siap dengan rapi untuk makan malam bersama Liam dan ibunya. Ia sangat gugup. Liam memang bukan siapa-siapanya, tetapi Ia takut membuat kesan yang buruk di depan ibu Liam. Sekasar apapun Emma, orang tua selalu dihargai dan dihormati. Itulah kenapa suaranya menjadi halus ketika bertemu ibu Liam.

Ajaran ibunya tak pernah Emma lupakan hingga kini. Ia tumbuh dengan sepenggal kelembutan yang diwariskam dari ibunya.

Sekali lagi, Emma meliha penampilannya di cermin.

Sempurna. Batin Emma.

Ia pun meninggalkan kamarnya dan menuruni tangga rumahnya. Ia meminum seteguk air hangat untuk meredakan kegugupannya. Lalu Ia meninggalkan mansion besar kesayangannya itu.

Ia berjalan ke rumah di sebelahnya dan di teras rumah itu, sudah berdiri sepasang ibu dan anak yang tersenyum sumringah melihat kedatangan Emma.

"Selamat malam, tante. Selamat malam, Liam." ucap Emma ramah.

"Selamat malam juga, Emma. Ayo masuk. Makanan sudah tersedia di meja. Dan kau pasti suka." ucap ibu Liam sambil mengedipkan sebelah matanya.

Liam terkikik melihat itu, lalu masuk ke rumahnya bersama dengan Emma dan ibunya. Emma melihat ruang tamu rumah itu. Kesan pertamanya adalah, simple. Terdapat sebuah meja di tengah ruangan, 2 sofa tunggal dan 1 sofa panjang. Di atas meja ruang tamu terdapat sebuah vas bunga dengan bunga tulip di dalamnya.

Emma berjalan masuk lebih dalam menjelajah rumah itu. Mereka sampai di ruang makan. Di atas meja sudah tersedia sushi, unagi, dan sake sebagai minumannya.

[Unagi: belut sungai panggang yang dilumuri saus barbeque)

Emma tersenyum senang. Sudah lama Ia tidak merasakan makanan-makanan itu lagi. Selama ini, hari-harinya hanya dihiasi donat dan ramen. Ia jadi teringat sushi buatan ibunya dulu. Dulu, setiap kali melihat masakan ibunya, Ia langsung senang dan dengan lahap memakannya.

Emma pun duduk di kursi yang telah disediakan. Setelah berdoa makan, merekapun menyantap hidangan yang ada di meja.

"Itadakimasu!" ucap mereka bertiga bersamaan.

[Itadakimasu: mari makan dalam bahasa Jepang]

Melihat Emma yang makan dengan lahap, ibu Liam pun tersenyum.

"Bagaimana masakan tante? Enak tidak?" tanya ibu Liam.

"Enak kok, tante. Makasih banyak ya sudah membuatkan makanan seenak ini." ucap Emma senang.

"Tidak masalah. Tante juga senang kalau masakan tante enak. Sebenarnya Liam menyarankan tante untuk membuatkan Ramen untukmu. Tapi berhubung kau sudah sering makan ramen tiap hari, jadi tante buatkan unagi sebagai penggantinya." jelas ibu Liam panjang lebar.

"Ahaha.. begitu ya.." Emma tertawa kecil.

Liam tersenyum melihat Emma. Emma yang ini sangat berbeda dalam kesehariannya. Biasanya, Emma selalu membentak, dingin, dan galak. Tetapi kini, ketika Emma tertawa, Ia terlihat berbeda. Lebih ramah dan.. manis.

"Liam juga pintar memasak. Sekali-sekali Liam bisa membuatkan makanan juga untukmu. Sushinya juga Liam yang buat loh.." ucap ibu Liam.

"Wah, begitu ya?" tanya Emma takjub.

"Iya. Liam selalu membantu tante menyiapkan makan malam. Dari kecil entah kenapa Dia sangat suka memasak." ucap ibu Liam.

"Ah, ibu bisa saja." ujar Liam malu-malu.

Lonely EmmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang