Chapter 21

34 0 3
                                    

"See? Kau bahkan sadar bahwa kecelakaan itu bukan kesalahan Emma. Semua itu sudah dirancang oleh William Brewer untuk menghancurkanmu dan perusahaanmu. Lalu kenapa masih mematok paham dalam otak putrimu bahwa dia adalah pembunuh ibunya?" Detektif Shields terus bertanya dengan nada heran namun menekan.

"Detektif Shields yang terhormat, untuk ke sekian kalinya aku katakan, aku hanya ingin putriku pulang." Noah lalu keluar dari ruang kerjanya, meninggalkan Detektif Don Shields yang hanya bisa pasrah menerima segala sifat keras kepala Noah.

***

Emma menyesap cappuccino di tangannya untuk menenangkan diri. Kopi selalu menjadi pilihannya, karena menurutnya bau kopi selalu menenangkan. Suasana pesta yang begitu ramai tak cukup untuk membuatnya bersemangat. Yang ia rasakan kini hanya sedih dan sunyi karena ia tahu sebentar lagi dia harus meninggalkan semua yang dia miliki di negara ini dan kembali ke San Fransisco.

"Apa kau baik-baik saja?"

Emma memandang ke sumber suara yang ternyata adalah ibu Liam.

"Oh, ya.. aku rasa begitu. Uhm, kau terlihat cantik malam ini, Nyonya Brewer."

"Ah, arigattou. Kau baik sekali, Emma. Kau juga terlihat cantik malam ini," puji ibu Liam.

Emma hanya membalas dengan senyuman. "Jadi bagaimana? Tante siap bertemu dengan ibu Ava?"

"Yah.. tentu saja. Lagipula tidak banyak hal yang perlu dibicarakan, bukan?" Ibu Liam tersenyum seadanya. Bagaimanapun juga bertemu dengan selingkuhan suaminya bukanlah hal yang menyenangkan.

"Aku ingin minta maaf kalau aku dan teman-temanku terlalu ikut campur dalam urusan keluarga tante, tapi ku rasa setidaknya Liam harus tahu apa yang sebenarnya terjadi. Dia berhak tahu keluarganya," ucap Emma merasa bersalah.

"Tidak apa-apa, Emma. Tante malah berterima kasih pada kalian karena sudah membantu Liam untuk mencari tahu tentang keluarganya sampai sejauh ini. Kalian benar-benar peduli pada Liam," ucap ibu Liam sambil tersenyum.

Emma ikut tersenyum walau sendu. Ia berharap pertemuan yang mereka rancang hari ini akan membuahkan hasil. Setidaknya itu akan menjadi hadiah yang indah untuk Liam dan Ava, sebelum dia kembali ke San Fransisco.

Tring!

Sebuah pesan masuk ke ponsel Emma. Ia segera merogoh tas kecilnya dan membuka pesan yang muncul di notifikasinya.

From: Ava
Aku sudah sampai. Bersama ibuku tentu saja. Aku melihat yang lain ada di halaman luar. Kau di mana?

Emma lalu mengetik pesan balasan.

To: Ava
Aku di dalam bersama ibu Liam. Bagaimana rencananya?

Kembali muncul notif dari Ava.

From: Ava
Bawa ibu Liam keluar. Hanya untuk mengantisipasi seandainya terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Emma pun menatap ibu Liam sesaat sebelum membuka mulutnya, "tante, sepertinya sudah waktunya."

Ibu Liam tak merespon. Selama beberapa detik, Emma berpikir bahwa mungkin ibu Liam akan membatalkan seluruh rencana mereka. Tetapi dengan penuh ketegaran, wanita itu berdiri dan mengajak Emma ikut serta. Dengan jantung yang berdegup kencang, keduanya berjalan keluar dari hotel.

***

"Ava, sebenarnya apa maumu? Kita datang ke sini untuk menghadiri pestanya. Ayo kita masuk," ajak ibu Ava sambil menarik tangan anaknya yang keras kepala itu.

"Sabarlah sedikit, bu. Aku ingin mempertemukan ibu dengan seseorang," bujuk Ava. "Aku janji setelah itu kita akan benar-benar masuk ke dalam, oke?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 15, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Lonely EmmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang