Kelemahan Ku Itu Kamu

38.1K 1.9K 30
                                    

Bingung dan sedikit was-was. Itulah perasaan yang menggambarkan Tristan saat ini. Dia dan Callysta tertangkap basah oleh orang tua mereka masing-masing sedang melakukan 'hal asyik'. Anehnya bukannya marah atau meninjunya dengan membabi buta, Dylan Harrison malah menanyakan pertanyaan yang membuat dirinya syok!

"Apakah kami mengganggu acara kalian? Okey, maaf kalau begitu" Kata papi dari Callysta itu.

"Huh?!" Hanya itu yang dapat keluar dari mulut Tristan sekarang.

"Ahh.. Sudahlah Dylan, kita tinggalkan saja dulu anak-anak kita sejenak kurasa mereka perlu bicara. Mari biar kuantar kau dan Carissa ke kamar tamu dirumah anakku ini untuk melepas penat sejenak" Ucap Adrian Ricardo dengan santainya, kemudian meninggalkan Tristan dan Callysta yang masih terbengong-bengong di ruang nonton tv rumah itu.

"Kita yang kuno atau memang mereka yang terlalu modern?" Tanya Tristan bingung sembari mengacak rambutnya.

"Kakak aja yang terlalu bodoh. Jelas mereka punya rencana tersendiri untuk menghukum kita" Balas Cally datar. Dia sudah paham betul dengan sifat papinya yang sangat jarang marah namun mempunyai segudang siasat cerdik dikepalanya.

"Did you just call me stupid?" Tanya Tristan sedikit emosi karena dikatai bodoh oleh gadisnya itu.

Baru saja Callysta akan menjawab Tristan, saat para orang tua sudah satang lagi. Tampaknya mereka hanya mengganti baju sebentar. Dan tiba-tiba Dylan mempassing bola basket yang berada ditangannya -yang entah didapatnya darimana- kepada Tristan.

"Let's play! Kamu lawan om" Ajak Dylan kepada Tristan sembari bersiap kehalaman luas Tristan yang memang memiliki ring basket. Dan Tristan pun hanya bisa menghela napas menyanggupi permintaan Dylan.

Dylan Harrison. Siapa yang tidak mengenal nama ini! Dia masuk dalam lima besar jajaran orang terkaya se asia dan dikenal dengan kepribadiannya yang easy going, sederhana, dan pembawaannya yang tenang menghanyutkan. Dan jangan lupakan tentang dia yang adalah mantan atlet basket nasional yang terkenal pada jamannya.

Jika mengingat fakta terakhir tentang Mr Harrison ini, sepertinya Tristan ingin mengalah saja. Namun, Tristan bukanlah pengecut yang akan dengan gampangnya menyerah. Maksudnya, Hey! Dia juga seorang atlet basket, yah walaupun hanya sekadar pemegang predikat captain basket saat di highschool dan university dahulu. Namun dia juga sudah sering membawa pulang piala dan medali.

"Ready?" Tanya Dylan yang seketika membuyarkan lamunan Tristan. Dan lelaki itupun mengangguk mantap.

"Kamu menang, om akan mengabulkan semua permintaan kamu dan tanpa ada jangka waktu. Kamu kalah, ikuti kemauan om. Deal?" Tantang Dylan sambil menyodorkan tangannya.

"Deal!" Jawab Tristan cepat dan mengambil sodoran tangan Dylan.

Dan mereka pun bertanding dengan sengit ditambah Adrian yang menjadi wasit. Tak dapat Tristan pungkiri di usia Dylan yang terbilang tak lagi muda pria itu mempunyai stamina yang sungguh sangat luar biasa ditambah lagi kelincahan dan keluesan Dylan dalam mengendalikan bola yang berada ditangannya sehingga membuat Trsitan sedikit kewalahan.

Pertandingan di halaman rumah Tristan itu pun berlangsung semakin seru dengan skor keduanya yang saling mengejar satu sama lain, seolah tak ada perbedaan usia yang cukup jauh dianatara kedua lawan ini.

"Cieee yang lagi harap-harap cemas takut prince charmingnya kalah" Goda Carissa, mami Callysta kepada anaknya yang sedari tadi terus menatap kearah arena pertandingan.

OH MY GIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang