Moonshine

33.2K 1.4K 18
                                    

WARNING 18+

Tetap mau baca? Ya silahkan☺
Vote and comment mengalir deras yahh.. AMIN!

°°°°°°°°°°°°°°°°°°

Sudah lima hari Callysta dirawat dan diterapi di rumah sakit. Kalau kalian mengira keadaan gadis itu berangsur pulih dengan cepat, kalian semua salah!

Callysta mengalami trauma yang berat akibat tragedi tempo hari, dia menjadi takut dengan lelaki selain papinya, daddy Tristan, dan Tristan sendiri, bahkan saat harus kontrol dengan dokter dia memeluk kencang siapa saja yang saat itu tengah menemaninya.

Belum lagi saat malam dia harus mengalami mimpi buruk tentang kejadian yang menimpanya itu, terbangun dengan teriakan histeris, menangis meronta, membuat siapa saja turut bersedih dengannya.

Tidak cukup sampai disitu penderitaan gadis itu, setelah lelah menangis pada malam hari, siang harinya dia juga harus tersiksa dengan terapi yang dijalaninya, rasa sakit yang tak tertahankan saat dia harus mulai melangkahkan kakinya.

Dan semua itu membuatnya frustasi dan menyerah. Tepat pada hari kelima, Callysta menolak semua pengobatan yang diberikan kepadanya dan hanya bisa menangis sejadi-jadinya dikamar inapnya.

°°°°°°°°°°

Dengan tergesa-gesa Tristan berlari menuju kamar inap Callysta saat mendapatkan kabar kalau gadisnya itu tengah berada dalam keadaan yang terpuruk.

BRAK..

Pintu kamar itu langsung dibuka kasar oleh Tristan yang segera berjalan cepat menuju Callysta dan merengkuh gadis itu kedalam pelukannya, tanpa menghiraukan saiapa saja yang tengah berada dikamar gadis itu.

"Jangan marah lagi sama aku! Pleaseee.. Hikshiks.. Udah cukup untuk hari ini" Tangis Callysta pecah didalam pelukan Tristan.

" Hey.. Hey.. Kenapa nangis gini sih.. Hmm? Ga ada yang marah sama kamu sweetheart" Dengan sabar Tristan membujuk dan mengelus rambut Callysta yang tangisannya seakan tak bisa berhenti.

"Mami, papi, suster, dokter, semua marahin aku hari ini! Aku cuma ga mau diterapi lagi.. Kalian ga tau kan gimana sakitnya?!! Hikshikss.. Toh hasilnya juga ga kelihatan.. Hikshiks.." Callysta mengeratkan pelukannya kepada Tristan, dia percaya Tristan pasti akan membelanya biar bagaimanapun itu.

Tristan memandang bertanya kepada semua yang disebutkan oleh Callysta tadi, yang entah kebetulan atau tidak, sedang berada didalam ruangan tersebut.

Dylan, sang papi pun mulai angkat bicara melihat kondisi putri kesayangannya sangat memprihatinkan.

"Papi, mami dan semuanya ga marah sayang.. Kami hanya ingin yang terbaik buat kamu. Kamu senang kan kalau bisa jalan lagi?"

Callysta menggeleng dalam pelukan Tristan, tangisannya tak kunjung reda.
"Papi sama mami malu punya anak lumpuh?"

"Of course not Callysta Abigail Harrison. I love you! We love you! So much! Mana ada orang tua yang malu akan kondisi anaknya!" Dylan menjawab cepat.

OH MY GIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang