Langit kota Berlin pagi itu, tampak mulai menjatuhkan buliran-buliran beningnya. Seakan turut berduka bersama sang keluarga besar, karena harus kehilangan pasangan romantis kesayangan mereka. Suasana pemakaman tampak kelam didatangi oleh banyak pelayat. Payung-payung hitam tampak terkembang, guna menutupi kepala dari tangisan langit pagi itu.
Ada yang datang, ada pula yang pergi. Tak ada yang abadi, kecuali cinta sejati.
"Hiks.. Kenapa ditutup omaa?" Isak heran gadis kecil berusia empat tahun itu kepada sang nenek yang tengah menggendong sembari mendekapnya erat. Buliran air mata seakan tak dapat berhenti dari mata wanita paruh baya itu.
"Karena sudah waktunya sayang.." Balasan ambigu dari sang oma tak mampu meredam rasa ingin tahu dari si gadis kecil. Gadis itu menangis, tapi mungkin ia belum mengerti arti dari kematian. Ia hanya menangis, karena melihat orang-orang yang disekelilingnya pun menangis.
"Kalau ditutup kan bisa sesak oma? Nanti nafasnya gimana? hu.. hiks.." Gadis kecil itu kembali terisak pelan, sembari mengungkapkan kebingungannya kepada sang nenek yang masih tampak mengeluarkan air mata dari kedua mata indahnya.
Sang nenek tampak tersenyum samar mendengar pertanyaan cucu cantiknya itu. Dipandanginya sejenak wajah cucunya yang begitu menggemaskan itu, sebelum menjawab pertanyaan sang cucu dengan jawaban yang sebisa mungkin dapat diterima nalar anak seusianya.
"Sudah tidak akan ada sesak lagi Chelle sayang. Karena mereka sudah senang, bersama Tuhan"
"Hiks.. Terus daddy sama mommy mana oma? Hiks.. kenapa semuanya pada nangis? Chelle mau sama daddy, sama mommy.. Hiks.." Gadis kecil itu tampak membenamkan kepalanya di lekukan leher sang nenek, yang dibalas sang nenek dengan elusan lembut dipunggung rapuh cucunya itu.
"Chelle... Kenapa nangis begitu?" Dengan secepat kilat Michelle mengangkat kepalanya dari lekukan leher sang nenek, begitu mendengar suara yang sangat amat dikenalnya itu.
"Daddyyy... Hikshiks.. Daddy sama mommy dari mana? kenapa semuanya pada nangis? Chelle sediiihh daddy.. Hikss" Ucap gadis itu dengan air mata yang berlomba-lomba jatuh dari kedua bola mata indahnya. Kedua tangannya teracung lebar kehadapan sang daddy, meminta digendong dan didekap dalam dekapan hangat milik daddynya seorang.
"Sstt... Sstt.. don't cry baby, daddy's here.." Bujuk Tristan kepada anak semata wayangnya, sembari memeluk anaknya itu dengan erat dan mengelus lembut punggung sang buah hati.
"Mom.. Kita pulang yuk? Acaranya sudah selesai semua. Kita masih harus mengurus acara keluarga untuk nanti malam" Bujuk Tristan kepada sang mommy yang tampak masih belum rela meninggalkan pemakaman.
"Daddy kamu?" Tanya Christine dengan suara serak sehabis menangisnya.
"Daddy tadi dibawa sama Rasya ke mobil. He needs you mom" Jawab Tristan yang sudah merangkul sang mommy dengan sebelah tangannya.
"Hm.. Ayolah antarkan mommy pada daddymu" Ucap Christine yang pada akhirnya harus rela meninggalkan pemakaman, tempat peristirahatan terakhir kedua mertua kesayanganya. Mertua yang sudah dianggapnya sebagai orang tua kandungnya sendiri.
***
Malam itu, seminggu yang lalu tepatnya. Tristan benar-benar dibuat kaget akan sang oma yang tiba-tiba dikabarkan masuk rumah sakit dengan keadaan kritis dan terbaring lemah di ICU. Entah mengapa bisa begitu tiba-tibanya, Tristan tak mengerti. Karena selama ini yang ia tahu, Omanya adalah seorang nenek-nenek lincah yang sangat sehat diusianya yang tidak muda lagi.
Dua hari kemudian, saat Tristan dan keluarga besarnya telah berkumpul di Berlin untuk menjenguk dan merawat wanita tua kesayangan mereka itu, keadaanya membaik. Oma bahkan telah dipindah keruangan rawat inap tanpa harus dipasang berbagai macam alat lagi ditubuhnya. Hari itu, wanita tua yang masih cantik diusianya itu bahkan terlihat semakin cantik karena sudah mampu tersenyum sumringah kembali. Beliau kembali bercanda dengan lelucon-lelucon konyolnya, kembali bermain bersama para cicit-cicit kesayangannya yang tampak hadir disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
OH MY GIRL
RomanceTristan Francius, si bungsu dari keluarga Ricardo yang tidak percaya akan adanya cinta sejati. Baginya cinta sejati hanyalah kalimat dangdut yang mengandung unsur bulshit didalamanya. Sampai suatu saat dia mengenal gadis itu, Callysta Abigail. Cally...