Wedding Preparation (1)

27.9K 1.2K 23
                                    

Tak lama setelah aksi sang oma yang memarahi cucunya yang paling nakal itu, Adrian Ricardo segera menghubungi calon besannya untuk dapat hadir siang ini dirumahnya perihal percepatan waktu yang akan dilaksanakan dipernikahan Tristan dan Callysta.

Awalnya orangtua Callysta sangat kaget saat mendengar sebuah fakta tentang anak gadis mereka, tapi mereka menerimanya dengan tangan terbuka. Mereka berpendapat toh sudah terjadi dan tidak ada yang perlu dipermasalahlkan lagi, dan pada akhirnya setelah dibicarakan ulang bersama dengan kehadiran para tetua dari keluarga Ricardo, acara pernikahan kedua sejoli itu dipercepat menjadi empat bulan lagi.

Untuk persiapan sebuah pesta yang besar itupun kedua keluarga sepakat untuk memakai dua jasa WO terkemuka negeri ini, untuk konsep dan tema acara mereka membiarkan kedua calon pengantin yang memutuskan. Tristan tentunya senang-senang saja, toh dia hanya tinggal menyiapkan biaya yang memang sudah terkumpul dari jauh-jauh hari, dia membebaskan Callysta untuk memilih dan akan mengikuti semua kemauan calon istrinya itu tidak peduli berapa biaya yang akan keluar nantinya.

Lain dari Tristan yang siang itu kelihatan sangat sumringah sehingga aura ketampanan dan keseksiannya meningkat hingga meluap-luap, siang itu Callysta tampak lebih diam, gadis itu juga hanya menjawab setiap pertanyaan yang diberikan padanya dengan seadanya saja. Tristan yang merasa Callysta sedang tidak enak badan pun akhirnya pamit kepada keluarganya dan pada orangtua Callysta untuk mengantarkan gadisnya pulang saja dan disepakati oleh semua yang berada disana.

"Apa yang sedang berputar dikepala cantikmu itu hmm?" Tanya Tristan sembari mengelus sayang kepala Callysta dengan sebelah tangannya sementara sebelah lagi sibuk untuk memanuver setir mobilnya.

Callysta hanya menggeleng pelan, seolah enggan menjawab. Dia hanya ingin diam untuk sekarang ini. Tristan yang sadar sikap Callysta yang berubah ini setelah orangtuanya datang dan membicarakan perihal percepatan pernikahan mereka pun seakan tersadar dan bertanya.

"Kamu nyesal pernikahan ini dipercepat?" Tanya Tristan sesaat setelah ia memarkirkan ferrari f60 Amerika-nya di halaman rumah orangtua Callysta.

Callysta menggeleng cepat sebagai jawabannya, namun Trista tidak merasa puas dengan jawaban gelengan kepala yang sedari tadi diberikan oleh tunangannya ini, dia menginginkan sebuah jawaban yang keluar dari mulut gadis itu.

"Kamu kelihatan lebih diam sesaat setelah oma marahin aku, dan aksi murung kamu itu semakin menjadi-jadi saat percepatan pernikahan kita diumumkan saat makan siang tadi, terus kamu mau aku percaya gitu aja saat aku tanya kamu nyesal atau  engga dan kamu jawab cuma pakai gelengan?" Kata Tristan menuntut sembari menatap tajam kearah mata tunangannya.

Sejenak Callysta terdiam dan menatap sendu kearah Tristan sebelum menjawab.

"Aku ga tau apa yang sedang berkecamuk dalam kepalaku sekarang ini, kalau kakak nuduh aku nyesal jawabannya memang aku ga nyesal, tapi aku malu..." 

Belum Callysta selesai menjelaskan Tristan sudah memotong kalimat Callysta.

"Malu? Kamu malu menikah sama aku? Atau kamu malu sama perbuatan kita yang menyebabkan pernikahan ini dipercepat? Kenapa Cally? Ada seseorang yang masih dihati kamu sekarang? Apa dia Kenneth, orang yang habisin siangnya sama kamu semalam? Oh.. Atau kamu nerima lamaran aku kemarin juga karena kasihan atau... MALU?" Cerca Tristan dengan posisi mereka yang masih didalam mobil.

Callysta terpana atas tuduhan Tristan kepadanya yang sama sekali tidak benar itu, bagaimana Tristan dapat menyimpulkan semua itu sedangkan Callysta belum selesai dengan apa yang ingin dikatakannya.

"Aku ga bilang aku malu mau menikah sama kakak kan? Kakak kenapa nuduh aku yang engga engga sih?! Kenapa juga harus bawa-bawa Kenneth?" 

"Kenapa? Kamu ga suka aku bawa-bawa si Kenneth itu, karena dia masih dihati kamu? Sekarang aku tanya sama kamu Cally, kamu masih mau melanjutkan semua ini atau kamu mau ini dibatalin hmm? Aku ga akan keberatan sama sekali meskipun nanti pada akhirnya aku bakalan sakit, karena mencintai kamu itu sepaket dengan rasa sakitnya" 

OH MY GIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang