Setelah dibicarakan dan dirembukan secara kekeluargaan, akhirnya telah diputuskan bahwa pernikahan kedua sejoli ini yang tak lain adalah Tristan dan Callysta, akan diadakan delapan bulan dari sekarang. Awalnya Tristan sempat melakukan aksi protes namun saat diberikan sedikit wejangan dan pengertian akhirnya dia bisa menerimanya.
"Pernikahan ini harus disiapkan secara matang son agar memperoleh hasil yang memuaskan tentunya pada saat hari H nanti" Ucap daddy Tristan dengan penuh wibawa saat ditempat itu telah tertinggal dua keluarga saja, sementara para sahabat yang tadi memberi selamat telah pulang terlebih dahulu.
"Ya papi setuju dengan yang dikatakan oleh daddymu, lagi pula kami disini memberikan kalian cukup waktu untuk lebih saling mengenal dan memahami satu sama lain" Sahut papi Callysta yang sudah dipanggil papi juga oleh Tristan, dan begitu pula sebaliknya pada Callysta yang telah memangil daddy pada daddy Tristan.
"Apakah tidak bisa dipercepat lagi? Enam bulan lagi mungkin?" Tanya Tristan dengan wajah memelasnya membuat semua yang berada di tempat itu menertawakan aksinya itu.
"TIDAK" Jawab keempat orangtua dengan serentak dan tidak dapat ditolak lagi.
"Lagian yah dek... Ini adalah pernikahan terakhir dari keluarga kita, sementara dari pihak Cally sendiri juga yang pertama dan terakhir karena memang Cally anak satu-satunya jadi ya wajar-wajar sajalah kalau memang harus memakan waktu yang lama untuk persiapannya karena semuanya harus diadakan dengan spektakuler tentunya dan harus membahana seperti pernikahan kedua saudara kamu sebelumnya!" Kata mommy tercinta Tristan dengan terlalu bersemangat seperti biasanya.
"Kalau Tristan merasa terlalu lama, gimana dengan pendapat Cally?" Tanya kakak kedua Tristan -- Rasya-- yang sedari tadi menjadi pendengar yang baik seperti halnya abang tertua mereka.
"Eh? Ehm.. Cally ikut aja sama keputusan para orangtua. Bagaimanapun juga kan keputusan orangtua pasti yang terbaik" Jawab Callysta dengan kalem.
"But sweetheart...." Tristan hendak protes saat itu, ketika sang daddy menyela dengan cepat.
"Jadi telah diputuskan bahwa pernikahan akan diadakan delapan bulan lagi, dengan persiapan yang akan diadakan mulai dari besok seperti mencari tema yang pas, perancang busana yang kalian inginkan dan lainnya. Masalah selesai dan sudah waktunya untuk pulang" Ucap Adrian tegas dan dibalas seringai jahil dari sahabatnya Dylan yang tak lain adalah papi tercintanya Callysta.
"Yang tabah ya adek ipar sayang, sabar menerima pencobaan" Ejek Candy, sahabat sekaligus kakak ipar Tristan yang dahulu kala pernah dicemburi oleh Callysta.
"Diem lo dasar emak-emak bocoorrr!" Balas Tristan sadis namun dibalas kekehan keras oleh kakak iparnya itu.
"Astaga bawa bini bocor lo ini pulang kak!" Lanjut Tristan lagi sembari menatap sang kakak kedua.
***
Seminggu, tanpa terasa seminggu itu berlalu begitu cepat masih seperti mimpi saat dimana Callysta harus menangis dihari kelulusannya karena dengan bodohnya percaya saat menerima kabar Tristan yang tengah diculik oleh entah siapapun yang berbicara padanya ditelepon saat itu yang belakangan dia ketahui adalah suara sadis milik NICHOLAS sahabat tersableng yang Tristan miliki.
Dan telah seminggu pula Callysta berprofesi sebagai pengacar. WAIT! PENGACARA? Yes PENGANGGURAN TANPA ACARA lebih tepatnya. Sebenarnya Callysta ingin sekali membuka sekolah musik seperti keinginannya saat kuliah dahulu, sudah selalu terbayang diotaknya dengan konsep sekolah seni yang akan dibukanya itu dimana tidak hanya yang mampu saja yang dapat masuk kesekolah itu tapi anak-anak yang tidak mampu namun ingin belajar tentang seni dan musik juga dapat bersekolah disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
OH MY GIRL
RomanceTristan Francius, si bungsu dari keluarga Ricardo yang tidak percaya akan adanya cinta sejati. Baginya cinta sejati hanyalah kalimat dangdut yang mengandung unsur bulshit didalamanya. Sampai suatu saat dia mengenal gadis itu, Callysta Abigail. Cally...