Sudah empat jam Tristan beserta orang tua Callysta menunggu di depan pintu kamar operasi dengan harap-harap cemas.
Tadi begitu Tristan dan Callysta sampai dirumah sakit, gadis itu langsung menjalankan serangkai pemeriksaan. Hingga akhirnya, tim paramedis memutuskan untuk menjalankan operasi pada bagian kaki gadis itu, karena diduga mengalami benturan yang sangat keras.
Satu jam lagi berlalu saat akhirnya pintu kamar operasi itu terbuka, dan muncullah sosok dokter yang juga adalah kakak tertua Tristan, Justin.
"Bagaimana kondisinya dokter Justin?" Tanya Dylan masih dengan sikap tenangnya.
"Ada baiknya kita membicarakannya di ruangan saya saja. Mari om dan tante silahkan ikut saya" Ucap Justin sopan kepada sahabat daddynya ini.
Dylan beserta sang istri-Carissa- pun mengangguk seraya mengikuti anak sahabat mereka yang juga sedang berperan sebagai dokter sang putri.
"Tristan, kenapa kamu diam disitu saja? Ayo, kamu juga mau tau kan kondisi Cally?" Suara lembut dari Carissa menyadarkan Tristan dari lamunannya, lalu bagai kerbau dicucuk hidungnya, lelaki itu mengikuti kemana arah orang tua gadisnya pergi.
°°°°°°°°°°°
"Kondisi pasien normal dan stabil, operasinya juga berjalan dengan lancar. Kita hanya perlu menunggu kondisi pasien berangsur memulih sekitar dua sampai tiga hari, sebelum kita melakukan terapi berjalan" Jelas Justin begitu mereka semua telah berada diruangan dokter itu."Apakah akan ada kendala dalam proses terapi nantinya? Misalnya dia merasakan sakit yang teramat atau sebagainya?" Tanya Carissa dengan tatapan sendu membayangkan kesakitan putri semata wayangnya.
"Pasti akan ada beberapa kendala dalam kondisi seperti ini tante. Selain rasa sakit yang akan dirasakannya, pasien juga pasti mengalami kondisi dimana mentalnya down, dan disitulah peran penting keluarga untuk menguatkan pasien dan mendorong pasien agar tidak cepat putus asa" Ucap Justin dengan sangat jelas dan tenang.
"Baik, terimakasih atas semuanya Justin. Oh ya... Apakah Callysta sudah dipindah keruangan dan dapat dijenguk?" Kata Dylan Harrison.
"Ya sama-sama om, tante, memang sudah tugas saya. Callysta juga sudah dipindah keruangan dan dapat dijenguk" Balas Justin sembari tersenyum ramah.
"Kalau begitu kami permisi melihat kondisi putri kami terlebih dahulu, sekali lagi terimakasih banyak Justin" Ucap Dylan sopan, seraya pamit dari ruangan tersebut bersama sang istri.
"Tristan? Kamu memilih disini saja?" Tanya Dylan lagi dan diangguki oleh lelaki itu.
Kali ini, Tristan tidak mengikuti mereka dan lebih memilih diam diruangan kakak tertuanya itu.
°°°°°°°°°°°°°
Lama Justin membiarkan adik kecilnya itu termenung dan terdiam didalam kesedihannya, sampai akhirnya Justin teringat sesuatu yang sangat penting tentang adik kecilnya itu.
"Gue tau bukan saat yang tepat buat ucapin ini, but I just wanna say Happy birthday lil bro"
Tristan menatap sebentar kearah Justin, dan kemudian mendengus sinis seakan tak peduli bahwa ini adalah hari ulang tahunnya.
"Gue gagal... Lo tau bang? Haha.. Gue gagal jagain kado terindah gue, dia..." Tristan tak dapat melanjutkan kata-katanya lagi, dikarenakan air matanga yang telah menganak sungai dipipi tampannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
OH MY GIRL
RomansaTristan Francius, si bungsu dari keluarga Ricardo yang tidak percaya akan adanya cinta sejati. Baginya cinta sejati hanyalah kalimat dangdut yang mengandung unsur bulshit didalamanya. Sampai suatu saat dia mengenal gadis itu, Callysta Abigail. Cally...