"Jadi.. Apa yang mau lo bicarain ke gue?" Tanya Tristan kepada gadis yang tengah duduk dihadapannya itu.
Terlihat gadis itu menarik nafasnya sebentar sebelum memulai pembicaraannya.
"Ada yang harus kamu tau tentang semua ini.., tentang semua kekacauan yang terjadi selama tiga tahun terakhir" Lirih gadis itu dengan mata menerawang.
"To the point! Gue ga suka yang bertele-tele" Tristan menjawab cepat dan dingin.
"Tiga tahun yang lalu, saat dimana om Ben menggelapkan dana perusahaan kamu.. Itu semua dia lakukan untuk aku" Terlihat mata gadis itu yang berkaca-kaca, siap menumpahkan air mata dipipi mulusnya.
"Maksudnya?" Tanya Tristan tak mengerti.
"Satu bulan sebelum kejadian itu aku dan keluargaku mengalami kecelakaan lalu lintas, saat berada di jalan tol mobil papaku oleng dan menabrak truk.. Sampai akhirnya kejadian itu merenggut nyawa kedua orangtuaku, dan adikku.. Bukan hanya itu, aku juga harus kehilangan fungsi kakiku" Gadis itu terdiam sebentar, mengenang kepahitan yang terjadi dimasa lampau.
"Saat itu aku putus harapan dan mencoba bunuh diri, aku depresi.. Namun disaat terburukku pun Darius dan papanya masih memandangku dan tetap menyayangiku, mereka yang membantu menguburkan keluargaku, membiayai biaya rumah sakit dan pengobatanku yang tidak murah. Keluargaku meninggalkanku dengan jumlah uang yang terbatas, papaku hanya seorang pegawai biasa.." Lanjut gadis itu dengan air mata yang kini menganak sungai.
"Lalu apa yang kau coba bicarakan disini nona?!" Geram Tristan yang tampak bosan dengan percakapan berbelit-belit ini.
"Uang dua ratus milyar itu digunakan untuk pengobatanku dan juga biaya hidup aku dan Darius di Belanda, awalnya kami tidak tau dari mana om Ben mendapatkan uang sebanyak itu.. Namun saat kami pulang dari Belanda, kami mendapat kabar bahwa beliau telah menggelapkan uang perusahaan dan tengah menjalani masa hukumannya"
"Lalu sekarang apa?! Itu sudah lama berlalu, tidak ada sangkut pautnya dengan kejadian hari ini! Dan persetan dengan dua ratus milyar itu, gue bahkan udah ngelupain hal itu!!"
"Ada! Darius marah sama kamu dan keluarga kamu! Dia marah karena kamu menjarain papanya dan ga kasih kabar sama sekali ke dia! Dia marah karena keluarga kalian ga mau mendengarkan penjelasan dia dulu, dia juga marah karena disaat papanya sakit sampai ke penguburannya pun kalian ga pernah ada dan ngedukung mereka! Itu yang kalian sebut keluarga?! Kalian bilang ga akan ada perbedaan yang tiri dan yang kandung! Tapi APA?!"
Gadis itu tampak meluapkan semua rasa sakit yang selama ini dialami oleh sang kekasih, yang kini terbaring koma diruang ICU rumah sakit ini.
"Dan karena kemarahannya itu, dia menghukum aku dan keluargaku dengan cara mencelakai anak gadis orang lain?!! Bitch please! Itu alasan yang paling ga masuk akal! Dan asal lo tau Valen, dia.. Cowo yang lo bela-bela sekarang ini! Dia itu pemakai! Dia juga gila karena udah ngelecehin pacar gue! LO TAU ITU?!!" Tristan sudah tak sabar dan mengeluarkan emosinya yang meluap-luap, dia tak peduli itu akan menyakiti gadis itu atau tidak.
"Kamu salah kalau bilang dia pemakai Tristan! Darius sama sekali ga pernah makai barang-barag haram itu! Aku ga tau kamu dapat info salah dari mana, tapi yang jelas itu adalah fitnah"
Tampak Tristan yang tengah mengurut pangkal hidungnya karena terlalu lelah akan semua fakta ini.
"Kalau memang lo tau semua tentang mereka, kasih tau ke gue.. KARENA APA Darius nyulik pacar gue dan tega melecehkan lalu mencoba membunuhnya huh?!! KASIH TAU GUE!" Tristan menggebrak meja cafetaria tersebut, yang untungnya sepi.
"Karena kemarahannya sama kamu! Karena sejak kecil dia cemburu sama kamu yang selalu mendapat perhatian lebih, karena semua yang kalian lakukan padanya, menghakiminya tanpa mendengar sedikitpun penjelasan. Dan kalu kamu tanya kenapa harus pacar kamu, karena dia mau kamu yang menderita dengan cara mengambil pacar kamu!"
KAMU SEDANG MEMBACA
OH MY GIRL
عاطفيةTristan Francius, si bungsu dari keluarga Ricardo yang tidak percaya akan adanya cinta sejati. Baginya cinta sejati hanyalah kalimat dangdut yang mengandung unsur bulshit didalamanya. Sampai suatu saat dia mengenal gadis itu, Callysta Abigail. Cally...