3- come in

3.8K 208 0
                                    

"Hai, kak!" Via memancarkan wajah manisnya "boleh kenalan nggak? Aku Alvia, panggil aja Via" ia pun menyudurkan tanganya kedepan Devan

Dengan halus lelaki ini lantas membalas uluran tanga itu "Devan, kenal kan?" lalu pergi begitu saja

Via hampir tak bisa bernafas. Sesaat terasa sesak. Hingga pukulan Gita dipundaknya membuatnya kembali menerima oksigen. Ia tetap memegangi tangannya sambil sesekali mencium tangan itu. Merasakan bau yang masih melekat di telapak tangannya.

"Lo kenapa, Vi?" tegur Gita

Via menjulurkan tangannya ke hidung Gita "cium nih! Baunya kak Devan. Nggak bakal gue cuci!"

"Idih!" dengan wajah kesalnya, Gita lantas berlalu meninggalkan Via sendiri dengan imajinasinya.

Gita berjalan melalui koridor yang tengah ramai. Ia berhenti didepan sebuah loker berwarna kelabu miliknya. Dibukanya loker itu. Ia meraih sesuatu didalamnya. Camera. Benda yang selalu ia bawa kemana-mana. Dia kembali berjalan kearah halaman belakang sekolah. Ini hari sabtu, tidak ada mata pelajaran hari ini. Hanya kegiatan ekstrakulikuler di sekolah.

Mengarahkan lensa kameranya ke setiap sudut halaman belakang. Sontak, ia terkejut begitu melihat sosok tampan dilensa miliknya.

"Cepet, foto gue!" Devan lantas bergaya layaknya model profesional

Gita beranjak dari tempatnya dan berlalu begitu saja. Dengan cepat, Devan menarik rambut gadis itu. Membuat rambut yang dikuncir itu terurai dengan perlahan.

"Lo apa-apaan sih?" teriak Gita

"Gue bilang cepet foto gue!" jawabnya sekali lagi "Lo itu beruntung bisa dapetin foto gue, cepet!" Devan kembali menunjukkan gayanya

Dengan terpaksa Gita mengabadikan wajah lelaki aneh ini. Lalu, mengambil kuncirnya seraya tersenyum simpul dan berlari meninggalkan Devan.

-----+-----

"Kalo diliat-liat, dia ganteng juga ya?" dengan wajah yang menempel di meja kantin, matanya menatap sosok yang terus menghantui dirinya akhir-akhir ini. Kini Gita terjebak dalam lamunannya. Namun, hanya untuk beberapa saat setelah, seseorang mengejutkannya dari belakang.

"Hayo! Lagi lamunin apa?" Via terlihat menyelidik

Dengan gegabah Gita mematikan kameranya. Seolah tak ingin Via mengetahuinya "nggak kok! Ini gue cuma lagi ngelamun... Kenapa gue masih jones!" jawaban yang membuat Via terkikik geli.

"Ah, jangan-jangan lo ngelamunin hal mesum ya!" Via terus menggoda temannya ini

"Apaan sih Lo!" raut wajahnya kini berubah

Tiba-tiba seseorang menyapanya dengan manis "hai, gue Adit! Lo Gita kan? Boleh kenalan? Lo suka photografi kan? Gue juga suka" lelaki itu bertanya seolah telah mengenal Gita.

Gita menatapnya dengan sinis "hai. Iya. Nggak. Iya. Bodo amat!" jawabannya untuk setiap pertanyaan orang yang mengganggunya ini. Lalu pergi disusul Via.

Kini mereka berjalan bersama. Via tetap melirik kearah Gita dengan aneh. Membuat gadis ini berhenti dan balik melirik Via yang berhenti pula.

"Apa!?" cetusnya

Via hanya menggelengkan kepalanya "nggak, aneh aja. Lo bilang kenapa lo terus jomblo kan?" tanya Via balik dan dibalas gerakan tubuh oleh Gita "gue tau jawabannya! Ta..ta.. Gimana lo mau dapet cowok, kalo setiap ada cowok sikap Lo dingin banget kayak es!" lanjutnya

Gita kembali berjalan. Ia menggaruk-garuk kepalanya yang tak terasa gatal. Pikirannya tak karuan. Ia khawatir akan benar-benar takluk pada lelaki itu. Tidak! Jeritnya dalam hati. Ia terus berjalan dengan kepala tertunduk tanpa menghiraukan apa yang ada didepannya. Hingga ia menabrak. Kepalanya mendarat pada tubuh yang cukup tegap. Ia menelan ludah sesaat, sebelum akhirnya menegakkan kembali kepalanya dan menatap orang didepannya ini.

Fake SmileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang