06 - The Unchanged Heart

1K 76 16
                                    

Yuzuru masih memperhatikan orang itu bermain. Ia seakan tersihir, terdiam dan terpesona. Ia tak mampu menggerakkan kakinya selangkahpun, ia sudah merasa kakinya tak menginjak dataran.

Orang itu lambat mengetahui kehadiran Yuzuru, saat ia membuka sedikit matanya dan menatap lurus, saat itu ia melihat seseorang berdiri tak jauh dari piano yang ia mainkan. Perlahan jarinya berhenti bermain, lalu berhenti. Kemudian tersenyum ramah pada Yuzuru.

Setelah suara piano berhenti, satu detik kemudian ia tersadar. Yuzuru melihat orang yang bermain piano itu tersenyum padanya. Ia sadar kemudian bahwa ia masuk ke ruang latihan tanpa izin orang yang sudah memakainya, dan pipinya memerah.

Yuzuru langsung membugkuk untuk meminta maaf. "Maaf sudah masuk seenaknya."

Orang itu langsung tak enak hati saat Yuzuru meminta maaf, padahal baginya tak merasa terganggu. "Tak apa. Jangan dipikirkan. Aku hanya sedikit terkejut."

"Waaa, maaf!!" Yuzuru kembali membungkuk karena merasa sangat bersalah.

Orang itu malah tambah merasa bersalah. "Gak, gak pa-pa kok."

Yuzuru meluruskan punggungnya, melihat mata gadis itu langsung. Terlihat sangat tulus dan ramah. Tatapan mata yang Yuzuru suka, bersahabat, sama dengan Chihiro, pikirnya.

Beberapa detik kemudian ia menyadari kalau gadis itu siswi tahun kedua. Dan sedetik kemudian satu nama terbersit dalam pikirannya. Ia agak ragu, tapi ia terlanjut mengatakan apa yang ada dalam pikirannya.

"Apa senpai . . . Nanami Haruka-san?"

Gadis itu agak terkejut, tapi kemudian ia tersenyum pada Yuzuru.

"Iya. Namaku Nanami Haruka. Kamu?"

Mata Yuzuru terbelalak tak percaya. Awalnya ia sudah menyerah menemui senior yang bernama Nanami Haruka. Tapi secara tak sengaja ia malah bertemu dengan orang yang ia cari. Namun ia agak ragu, ia ingin memastikannya lagi.

"Nanami Haruka-san dari kelas A?"

Nanami Haruka memang terkejut karena siswi di hadapannya itu tahu dirinya tapi ia sama sekali tak tahu tentang junior di depannya. Namun ia tak menampakkan wajah bingungnya. Ia berdiri dan menghampiri Yuzuru.

"Iya. Maaf, apa sebelumnya kita pernah bertemu?" tanya Haruka hati-hati.

Yuzuru menggeleng. "Tidak. Tapi aku dengar nama senpai dari teman sekelasku. Ah, namaku Kitani Yuzuru, tahun pertama kelas A." Yuzuru langsung membungkuk sebagai salam, Haruka juga melakukannya. Lalu mereka kembali sama-sama memandang. "Aku dan teman-temanku mencari senpai."

Haruka semakin bingung, kenapa adik kelas mencarinya.

"Ada apa?"

Dengan terus terang dan polosnya Yuzuru menjelaskan. "Kami dengar senpai siswi jurusan komposer terhebat saat ini. Dan kami ingin belajar beberapa hal dari senpai. Terutama tentang Recording Test!"

Wajah Haruka memerah karena pujian Yuzuru. "Aku tidak sehebat itu, kok," ujarnya malu-malu. "Recording Test, ya? Memang awalnya aku sangat kesulitan saat menyelesaikan tugas itu. Bahkan saat itu aku belum bisa baca not lagu."

Wajah sedih Haruka terlihat, ia mengenang saat pertama kali belajar di tahun pertama.

Yuzuru agak kaget, ia tak percaya senior di depannya itu tak bisa baca not lagu. Yang benar saja?

"Lalu, lalu? Bagaimana senpai menyelesaikan Recording Test?" tanya Yuzuru penasaran.

"Tentu saja aku belajar membaca not lagu dari awal sampai aku mengerti."

Haruka kembali teringat masa-masa ia belajar sendirian di luar pelajaran kelas, karena ia ingin menjadi komposer dan berharap suatu hari nanti bisa membuat lagu untuk penyanyi favoritnya saat itu. Ia malah terbayang wajah seseorang dan membuat pipinya agak merah. Ia melanjutkan bicaranya untuk menghilangkan bayangannya itu.

Saotome Academy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang