"MENJAUHLAH DARI CHIHIRO!!"
Laki-laki yang Yuzuru dorong terkejut akan kehadirannya yang tak ia sangka. Tapi setelah itu matanya menatap kesal pada sosok Yuzuru yang ia anggap sebagai pengganggu. Ia kembali berdiri, menatap Yuzuru dengan penuh menantang.
Chihiro merasa lega akan kehadiran Yuzuru. Ia langsung menggenggam lengan kanan Yuzuru, ia seakan ingin menangis.
"Pahlawan kecil? Tidak! Kau seperti malaikat kecil. Wow!" ucap Mikado Zen menyindir. "Tapi seharusnya kau tak datang," ucapnya dengan nada datar tapi tersirat amarah.
Yuzuru tak menjawab. Ia hanya menatap Mikado dengan tatapan menantang, meski ia sendiri juga agak merasa takut tak bisa melawan laki-laki yang lebih tinggi darinya, bahkan lebih tinggi dari Chihiro. Ia menggenggam tangan Chihiro untuk membawanya pergi jauh dari Mikado.
"Tunggu dulu," cegat Mikado. "Kami masih punya urusan. Kau tahu, Recording Test, lagu!"
"Jangan mengatasnamakan tugas untuk mendekati Chihiro!"
"Memang itulah keinginanku. Apa aku salah?"
"Iya! Kau menyakitinya!"
"Ups! Apa aku salah dengar? Menyakitinya? Apa?" Mikado menyangkal pernyataan Yuzuru.
"Perasaannya!"
"Perasaannya? Justru aku ingin menyelamatkan perasaannya, hatinya, dari perasaannya pada orang yang sudah menyakitinya! Aku ingin memberi cinta yang lebih dari apa yang orang itu berikan pada Chihiro!"
"Dari orang sebelumnya?" heran Yuzuru. Ia menatap Chihiro, lalu menyebut nama Kurosawa. Chihiro menggeleng, ia tak bisa menjawab dengan suara. Lalu kembali melihat Mikado yang tersenyum sinis padanya.
"Kau benar-benar pengganggu," ucap Mikado kesal.
Kening Yuzuru berkerut. "Kalau kamu tak membuatnya takut seperti ini mungkin aku tak akan mengganggu! Aku tak akan ikut campur! Tapi lihat sendiri teman satu tugasmu! Apa Chihiro terlihat nyaman bersamamu?"
Mikado merasa tertekan. Ia merasa yakin apa yang ia lakukan tak lah kasar, tak ingin menyakiti Chihiro, ia hanya bertindak agar dimengerti oleh gadis yang ia sukai. Ia melihat Chihiro yang tertunduk. Bahkan gadis itu tak mau menatapnya. Tangannya saja gemetar ketakutan.
"Hei, Chihiro, katakan padanya kalau kamu nyaman denganku? Aku... aku tak melukaimu, kan?" tanya Mikado dengan suara takut, takut kalau hal itu benar.
Namun Chihiro tetap tak bersuara. Ia tetap menunduk di balik punggung Yuzuru.
"Lihat, kan? Terbukti kamu udah buat Chihiro tak menyukaimu!" timpal Yuzuru.
Mikado merasa putus asa saat mendengar kata terakhir Yuzuru.
Padahal aku hanya menggenggam tangannya, menyuruhnya untuk berhenti, memintanya untuk mendengar kata-kataku, mendengarkan pengakuan cintaku! Memintanya untuk melupakan laki-laki yang tak bisa membuatnya bahagia! Memintanya untuk menerimaku! Aku...aku...aku sangat...sangat... menyukainya. Sangat lama!
Mikado menundukkan kepala dengan lemas. "Aku melakukannya demi cinta..." gumamnya lemah.
"Demi cinta? Yang benar saja!" kesal Yuzuru.
Ia kembali menarik tangan Chihiro untuk pergi. Begitu telah melewati Mikado, laki-laki itu menangkap sebelah tangan Chihiro untuk membuatnya berhenti. Sontak Chihiro kaget. Dengan sekuat tenaga ia melepaskan tangan Mikado tapi tak terlepas juga. Yuzuru bertambah kesal dan membantu Chihiro melepaskan tangan Mikado dari lengan temannya.
"Lepaskan tangan Chihiro! Waa--!"
Mikado mendorong Yuzuru dengan kasar dan terjatuh.
"Apa yang kau lakukan!" tanya Chihiro marah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Saotome Academy [END]
Teen FictionPENTING!! CERITA INI BUKAN CERITA FANTASI, MURNI SEKOLAH IDOLA 😂. ✳✳✳ Cerita berdasarkan latar sekolah Saotome Academy dari game/anime Uta no☆Prince-sama, di mana para karakter asli dari cerita ini bersekolah di Saotome Gakuen dan juga juniornya Na...