Chapter 5

145 11 1
                                    

"Apa?", tanya Kris bingung.

"Hye Ra, adik kecilku yang sangat kalian sayangi itu, dia.. masih hidup."

----------

Author's POV

'Song Hye Ra! Sadarlah!'

'Hye Ra bertahanlah!'

'Song Hye Ra! HYE RA!!!!'

"AAAAAA!!!!!!!", teriak Hye Ra. Tubuhnya berkeringat dingin dan gemetar.

'Mimpi buruk', pikirnya.

Dengan lemas dia melirik ke arah jam yang menunjukkan pukul 04.30 AM, sudah pagi ternyata.

Setelah mengumpulkan nyawanya, dia pun berjalan ke arah dapur dan mengambil segelas air untuk menjernihkan pikirannya.

'Mimpi buruk tadi.. kenapa muncul kembali?', pikirnya bingung.

Dia pun meneguk segelas air di tangannya dengan cepat, lalu berjalan dan duduk di sofa.

Dia bingung. Mimpi buruk tadi sebenarnya sudah sering dia dapatkan. Tetapi sekitar 2 tahun yang lalu.. ketika pertama kali dia sadar setelah mengalami kecelakaan 'itu'. Kecelakaan yang sama sekali dia tidak bisa ingat secara detailnya. Yang dia ingat hanya bayang bayang orang mengelilingi nya sambil berteriak meminta dia untuk bertahan. Ya, sesuai dengan mimpinya. Teriakan itu sama persis.

Dan kecelakaan itu merebut sesuatu yang sangat penting dalam hidupnya. Meskipun dia tidak ingat apa itu. Apa hal penting yang sudah di rebut darinya? Hal penting yang membuat dia merasa kosong saat dia sadar waktu itu.

'Semua ini akan membuatku menjadi gila', pikirnya frustasi.

Tiba tiba dia teringat perkataan laki laki bernama Luhan itu.

'Karena... kami ada disana.'

'Mereka ada disana? Apa maksud laki laki itu? Apa ada yang kulewatkan? Apa ada yang kulupakan?', Hye Ra terdiam. Berusaha memikirkan tentang semuanya. Berusaha mencari jawabannya.

----------

New Zealand, 2015
At the Café, 07.30 AM

Hye Ra's POV

"Ms. Song! You come late huh?", ucap Tiffany.

"Sorry, aku sedang banyak pikiran Fany-ah", ucapku lemas.

Tiffany terdiam. Matanya menatapku. Dan aku tau maksud dari tatapan itu. Dia khawatir dan ingin aku menceritakan tentang hal yang menggangguku.

"Aku bingung Fany-ah. Aku mengalami mimpi buruk dan aku merasa itu bukan mimpi, melainkan ingatan", jelasku.

"Ingatan? Apa maksudmu Ms. Song?", benar dugaanku. Dia bingung.

"Aku juga bingung. Entah kenapa aku merasakan seperti pernah melihat kejadian itu, pernah mendengar secara langsung. Mimpi ku itu terlihat familiar, dan seperti nyata", jelasku lagi.

Tiffany tampak berpikir dan berkata, "Kau pernah bilang kalau kau pernah mengalami kecelakaan bukan? Apa ka-", ucapan Tiffany terputus karena Brian memanggil kami berdua.

"Hey! Tiffany, Vanessa! Come here and help me!", teriak Brian.

"Okay okay! Selalu saja ada yang memotong pembicaraanku", dengus Tiffany kesal.

Dia menatapku dan berkata, "Kita akan melanjutkan ini nanti, ingat!", lalu berjalan ke arah kasir untuk membantu Brian.

"Vanessa, bring this to table no. 20!", ucap Brian sambil menunjuk ke arah 12 kopi hitam di sampingnya.

Aku terdiam. 12? Apa mungkin?

"Vanessa! Hurry up!", ucap Brian kesal.

"Yeah", kataku sekilas dan membawa 12 kopi itu dengan sangat hati hati.

Saat aku ingin membuka pintu café, tiba tiba seseorang sudah membukakannya untukku.

"Thank yo-", kata kataku terputus. Laki laki ini...

"Need help?", ucapnya.

Hye Ra's POV End.

----------

Kris's POV

Kami semua datang lagi ke café itu. Setelah menceritakan tentang perkataan Hye Rin noona semalam, mereka semua langsung shock dan terlihat tidak percaya. Aku juga tidak percaya.

Aku pun mengingat kembali obrolanku dengan Hye Rin noona semalam.

Flashback On

"Hye Ra, adik kecilku yang sangat kalian sayangi itu, dia.. masih hidup."

"A-apa? Apa maksudmu noona?"

"Aku tau ini pasti sulit untuk di percaya, tetapi Hye Ra memang masih hidup."

"Ta-tapi, bagaimana bisa..?"

"Sebenarnya kalian berhasil menyelamatkannya waktu itu."

Aku terdiam. Terdiam sangat lama.

"Noona tolong jelaskan padaku, semuanya."

Aku memberi penekanan pada kata 'semuanya'.

"Pada saat kecelakaan itu, Lay sempat menyembuhkannya bukan?"

"Ya benar."

"Tetapi detak jantungnya berhenti. Dan saat itu kalian menganggapnya sudah tidak ada. Tetapi.."

"Tetapi?"

"Sebenarnya dia masih selamat."

Aku terdiam sekali lagi. Entah berapa kali aku sudah terdiam.

"Dia masih selamat, Kris. Tetapi kalian berpikir bahwa dia sudah tidak ada."

"T-tidak mungkin...."

"Itulah yang terjadi. Dan bahkan setelah kalian menganggap dia sudah pergi, kalian menghilang begitu saja selama 2 tahun. 2 tahun."

Flashback Off

Aku menghela nafas dan mengacak rambutku asal. Aku melihat sekeliling dan menemukannya. Dia sedang membawa kopi dengan sangat hati hati.

'Apa itu kopi untuk kami?', pikirku.

Dengan cepat aku berjalan ke arah pintu café mengabaikan Tao dan yang lain memanggilku. Aku pun langsung membuka kan pintu café untuknya.

"Thank yo-", kata katanya terputus setelah melihatku. Apa dia mengenaliku?

"Need help?"

----------

Jangan lupa comment and vote!!
Maaf kalo chapter ini jelek atau apa wkwkwk
Ini murni pikiranku sendirii~~♥
Enjoy! ㅋㅋㅋ

Forget? •「slow update」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang