Chapter 9

137 9 1
                                    

"Kita hanya akan menemaninya, bermain bersamanya. Seperti masa lalu."

----------

Author's POV
At the café, 07.00 AM

Hye Ra melihat ke arah meja no. 20 itu. 12 namja itu duduk disana lagi. Mungkin meja itu sudah menjadi tempat favorit 12 namja itu.

Hye Ra menghela nafasnya saat Brian lagi lagi menyuruhnya untuk melayani meja no. 20 itu.

Dengan sedikit ragu, Hye Ra mulai berjalan ke luar café dan semakin mendekat dengan kedua belas namja itu.

"Hai lagi, Song Hye Ra", ucap D.O sambil tersenyum hangat.

Kedua belas namja itu menatapnya dan tersenyum hangat. Tiba tiba Hye Ra merasakan suatu perasaan. Rindu. Entah rasanya badannya itu ingin berjalan ke arah 12 namja itu, lalu memeluk mereka dengan sangat erat. Tapi tentu saja Hye Ra menahannya. Aneh rasanya jika dia tiba tiba langsung memeluk mereka.

"Duduklah", ucap Lay hangat.

Hye Ra hanya mengangguk dan duduk di kursi yang sama seperti kemarin.

"Hye Ra-ssi mungkin kau masih bingung, tapi-", kata kata Suho langsung di potong oleh Hye Ra.

"Bantulah aku untuk mengingat semua, semua yang pernah terjadi", ucap Hye Ra sambil menatap kedua belas namja itu.

EXO terdiam setelah mendengar kata kata Hye Ra.

"Aku amnesia, karena kecelakaan itu. Atau lebih tepatnya kecelakaan yang katanya penyebabnya adalah kalian."
Mendengar perkataan Hye Ra, EXO semakin terdiam. Dan Sehun yang paling terdiam.

"Kami akan membantumu", jawab Luhan.

Semuanya mengarahkan pandangan ke arah Luhan. Sehun dan Kai pun mengingat pembicaraan semalam.

"Yeah, kami akan membantumu. Membantumu dengan cara kami", tambah Sehun.

"Dengan cara kalian? Cara apa?", tanya Hye Ra.

"Mengulang kembali apa yang telah kita semua lakukan", jawab Kai.

Hye Ra hanya menatap mereka bingung. Entahlah, sepertinya ini yang terbaik. Satu hal yang Hye Ra pikirkan adalah dia harus mengingat semuanya, semua termasuk kecelakaan itu.

"Sepertinya kita harus kembali ke Korea", ucap Xiumin.

"Apa?", tanya Hye Ra.

"Korea adalah tempat yang baik untuk mengingat semuanya", jawab Tao.

"Tapi bagaimana dengan pekerjaanku disini? Aku tidak bisa seenaknya pergi", ucap Hye Ra.

"Benar juga, tempat ini adalah tempat impianmu", ucap Sehun pelan, tetapi masih bisa di dengar oleh Hye Ra.

"Huh? Kau tau New Zealand itu tempat impianku?", tanya Hye Ra.

"Tentu saja. Kau itu banyak bercerita tentang tempat ini dulu, dan menganggap tempat ini adalah tempat impianmu", jawab Sehun singkat.

Hye Ra hanya bisa mendengar perkataan Sehun. Dia tidak tau ingin menjawab apa.

"Kurasa kita tidak akan langsung ke Korea, lebih baik kita menikmati waktu waktu disini terlebih dahulu", kata Sehun.

Dan lagi lagi, perkataan itu membuatnya menatap Sehun lagi. Dan dia menyadari sesuatu. Meskipun yang lain sudah mulai ramah kepadanya, entah kenapa dia merasa Sehun masih sedikit jauh. Dia hanya tersenyum sebentar tadi, setelah itu dia menunjukkan muka datarnya lagi.

Melihat Hye Ra yang terus menatap Sehun, Luhan pun mulai mencairkan suasana ketika tau apa pikiran Hye Ra.

"Ehm lebih baik kita makan dulu, perutku sudah sangat lapar", ucap Luhan sambil terkekeh pelan.

"Ah iya aku lupa! Kalian belum memesan makanan!", ucap Hye Ra, terlihat ada rasa bersalah dari matanya.

"Tak apa, baiklah kalian ingin memakan apa?", tanya Lay.

Setelah itu, semuanya sibuk melihat menu dan beberapa bertanya tanya soal restoran yang paling enak di New Zealand kepada Hye Ra. Sedangkan Luhan hanya terdiam sambil menatap Sehun. Sehun sedang menatap Hye Ra yang berbicara dengan Baekhyun.

Sekilas Luhan teringat ketika awal mereka ingin berangkat ke New Zealand.

Flashback On

Kami semua sedang berada di ruang tunggu. Menunggu pesawat yang akan membawa kami ke New Zealand tiba.

"Hyung", panggil Sehun ke arah 11 namja di depannya.

"Iya, Sehun?", jawab Chen.

"Maaf", ucap Sehun.

"Huh? Kau kenapa Sehun? Maaf kenapa?", tanya Tao.

"Kalian tau apa maksudku", ucap Sehun pelan dan dingin.

"Sehun-ah, sudah berapa kali kami bilang itu-", kata kata Kris langsung di potong oleh Sehun.

"Itu adalah salahku. Semua itu salahku", ucap Sehun sambil menunduk. Dia teringat kembali sesuatu yang terjadi dulu.

"Sehun-ah.. Sudahlah jangan salahkan dirimu. Itu bukan hanya kesalahanmu, tapi kesalahan kita semua", ucap Luhan sambil mengelus punggung dongsaengnya itu.

"Itu salahku. Dan selamanya akan menjadi salahku. Aku penyebabnya. Aku yang mengajaknya pergi malam itu. Aku."

Mendengar itu semua, yang lain hanya bisa terdiam.

"Karena aku, kalian harus merasakan kepergiannya. Karena aku, kalian tidak bisa bertemu lagi dengannya. Karena aku, kalian harus berkata bahwa itu kesalahan kalian juga. Karena aku, dia.. meninggalkan kita semua dan juga dunia ini."

Flashback Off

Luhan terus menatap Sehun dan memulai pembicaraan dari pikirannya.

'Sehun-ah', panggil Luhan dari dalam pikirannya.

Sehun yang merasa di panggil segera menatap Luhan. Dia melihat muka khawatir Luhan.

'Tenang hyung', jawab Sehun.

Ya inilah kelebihan telekinesis, dapat berbicara dengan semua orang hanya dengan melewati pikiran.

'Bagaimana aku bisa tenang?', tanya Luhan.

'Kau bisa, hyung', jawab Sehun.

'Oh Sehun, berhentilah menyalahkan dirimu sendiri.'

'Berhentilah hyung. Itu tidak akan merubah pikiranku, sudahlah.'

Sehun menatap Luhan dingin.

"Aku pergi", ucap Sehun sambil beranjak pergi dan meninggalkan mereka.

"Apa yang terjadi padanya?", tanya Hye Ra.

"Dia hanya ingin berkeliling", jawab Luhan sambil tersenyum.

Sedangkan yang lain hanya menatap kepergian Sehun.

'Sampai kapan kau akan bersikap seperti itu, Oh Sehun?'

----------

Maaf banget baru update ;-;
Maafkaaan~ chapter 10 mungkin bakal di update lusa.
Semoga sukaa~ jangan lupa vote and comment ya!!♥

Forget? •「slow update」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang