[15+]
Author Pov
"Ve? Gue panggilin kok ga nyaut sih. Tega banget bikin gue harus nyusul kesini"
Ve menoleh dan mendapati bos barunya yang tengah berdiri dan mengeluarkan sedikit keringatnya.
"Ngapain diem aja? Ayo berangkat" ajak Aldi seraya menggandeng tangan Ve.
Ve hanya menurutinya, ia berjalan sambil menggandeng tangan Ve. oke. Hati Ve mulai degdegan tak karuan.
"Veranda --down to earth" ucap Aldi sambil menepuk2 pipi Ve.
"Eh?" Ve mengerjap2kan matanya, tak sadar kalau ia sudah duduk di dalam mobil Aldi.
"Pake sitbealtnya Ve" ucap Aldi sambil menyalakan mesin mobil, Ve hanya mengikuti perintah Aldi barusan.
Aldi melajukan mobilnya dengan santai, sepertinya jalanan sudah tidak terlalu macet seperti tadi saat kinal pulang kuliah. Selama 15menit hanya diselimuti keheningan di dalam mobil dan entah sejak kapan mobil Aldi sudah terparkir manis di parkiran Caffe.
Ve melihat ke arah kanannya dan ternyata Aldi sudah tidak ada, baru saja ia akan membuka pintu ternyata pintu sudah terbuka dan Aldi sedang menatapnya sambil tersenyum.
"Ve? Betah ya ngelamun dimobil gue?" tanya Aldi membuat Ve salah tingkah.
"Engga, gue cuma ngantuk aja" jawab Ve sedikit bingung
"Lo ngantuk disaat mau kerja? Bisa-bisa gue rampas pekerjaan lo Ve. hahahaha" ucap Aldi membuat mata Ve membulat.
"udah cepet masuk dan kerja. Ini kunci loker pribadi lo" lanjut Aldi sambil memberikan sebuah kunci dengan gantungan bentuk hati. Ve bergegas turun dari mobil dan berjalan cepat menuju ruang pegawai.
Ve baru saja sampai di ruang pegawai dan melihat Naomi sedang merapihkan rambutnya. Manis. Jika saja Ve seorang laki-laki, ia pasti langsung jatuh cinta pada Naomi.
'Gimana sama Aldi? Dia suka sama Naomi gak ya? Atau bahkan pacaran?' pikir Ve dalam hati.
'Astaga. lo mikir apaan Ve? itu bukan urusan lo' pikir Ve lagi sambil mengibas2kan tangannya depan wajah
"Kenapa Ve?" tanya Naomi yang entah sejak kapan melihat Ve.
"Eh? Tadi ada nyamuk hehe" jawab Ve salah tingkah
"Yaudah cepet ganti baju, gue mau kerja duluan ya" ucap Naomi lalu pergi meninggalkan Ve.
Ve menghela nafas panjang. Ia menghampiri loker yang tertera nama 'Jessica Veranda' pada pintu loker lalu membukanya. Ia memasukan tas-nya lalu mengeluarkan seragam dan menggntinya di ruang ganti.
'it's not bad lah. seragam ini terlalu keren buat pegawai' batin Ve. Ia melihat tubuhnya yang saat ini terbalut kemeja hitam dengan garis putih di bagian lengan dipadu dengan rok hitam pendek di atas lutut.
Setelah berganti pakaian, ia mengikat satu rambutnya dan berjalan keluar untuk bekerja.
Keadaan Caffe malam ini sangat ramai dengan di dominasi oleh laki-laki. Caffe ini memang selalu ramai apalagi di saat jam pulang kerja, bahkan sampai tengah malampun tetap ada yang berkunjung walau hanya untuk memesan Coffee untuk mengilangkan kantuk.
"Mbak" panggil salah seorang pelanggan, kebetulan Ve menoleh jadi dia lah yang harus melayani meja nomer 7 tersebut.
"Ya? Ada yang bisa saya bantu?" tanya Ve dengan sopan. ia sempat membaca nametag yang berada di dekat laptop pelanggannya itu.
'Azriel Suhartono' baca Ve dalam hati.
"Mau minta mbak duduk sini dan temenin saya, bisa ga?" tanya azriel mebuat Ve tak nyaman.
"Em. Maaf?" ucap Ve sambil menunjukan raut wajah bingung.
"Sini duduk" ucap azriel sambil menarik tangan Ve membuat Ve terkejut dan duduk seketika. ia melihat rok pendeknya tersingkap dan mengekpos paha mulusnya membuat mata coklat azriel semakin tajam. secepat kilat Ve membenarkan roknya.
"kenapa di tutup lagi sayang?" tanya azriel sambil mengelus paha Ve yang tertutup rok.
"Em maaf pak, eh mas, tapi saya harus bekerja" jawab Ve sambil berusaha menyingkirkan tangan Azriel. Ia hampir menangis karena takut, matanya melirik ke arah kasir dan melihat Naomi yang baru saja menutup telfon dan sekarang menatap tajam dirinya dan Azriel.
brak
Suara bantingan pintu terdengar dari ruang manager. Aldi berjalan cepat menghampiri meja nomer 7 dan menarik tangan Ve.
"Permisi, para pegawai sini bukan wanita murahan yang bisa seenaknya saja anda goda. Mohon maaf, sebaiknya anda segera pergi dari sini" ucap Aldi dengan tegas tanpa memperdulikan pengunjung yang menjadikannya bahan tontonan, Ve bersembunyi di balik punggung Aldi sambil menangis.
"Bukan perempuan murahan? Tapi setau gue, lo cuma mempekerjakan seorang wanita. Dan lo bisa liat kalo pegawai lo cantik, sexy dan mulus semua! Atau lo yang otaknya mesum ya?"
buggghh
Satu tinjuan mendarat mulus di pipi kanan Azriel. Sebagian orang yang melihat banyak yang berdesis, mungkin seperti merasakan sakit yang di alami azriel.
"Satpam, bawa laki-laki ini keluar sekarang" ucap Aldi tegas namun seperti menahan emosi yang masih membara.
"Mohon maaf atas kejadian yang kurang mengenakan ini dan menganggu aktifitas santai semuanya" ucap Aldi dengan sopan sambil membungkuk ke berbagai arah. Ve masih menangis di belakang Aldi tiba-tiba tangannya di tarik menuju ruang manager.
Ve duduk sambil menyeka air matanya menggunakan sapu tangan yang Aldi berikan.
"Maaf Ve" ucap Aldi tiba-tiba
"Gapapa, bukan salah bapak juga" jawab Ve sambil berusaha tersenyum dan membuat semuanya seakan baik-baik saja.
"Ve izin kembali kerja ya pak. Makasih udah bantuin Ve" ucap Ve seraya berjalan keluar ruangan.
"Ve" panggil Aldi membuat Ve menghentikan langkahnya lalu menoleh
"Gue bakal lindungin lo terus" lanjut Aldi sambil tersenyum.
Sepertinya mulai saat ini Ve harus membawa tabung oksigen kemana2, Aldi selalu membuatnya susah bernafas.
"Makasih" ucap Ve sambil tersenyum lalu berjalan keluar ruangan.
Ve melanjutkan pekerjaannya, ia berusaha semaksimal mungkin untuk memberikan pelayanan terbaik dihari pertama bekerja. Sampai jam menjunjukan pukul 11 malam, pelanggan mulai sedikit bersisa 12 orang. Ve beristirahat sejenak di sebelah Naomi.
"Cape?" tanya Aldi sambil memberikan sebotol air putih, Ve menggeleng lalu meminumnya sedikit.
sssrrrt
Aldi menarik ikat rambut Ve membuat rambutnya jatuh terurai, ia merapihkan rambut Ve menggunakan jari tangannya sambil tersenyum membuat Ve sesak nafas dan membuat jantung Ve berdetak tak karuan.
"Kaya gini lebih cantik" ucap Aldi.
Medis medis! Ve membutuhkan tabung oksigen saat ini juga
bersambung
JRENG JRENG~~~
Votment ah mbung nyaho huh. wkwkwkwk
tengkyuuu
KAMU SEDANG MEMBACA
Forbidden Love
RomanceSudah dua kali aku menggelar pesta pernikahan, dan dua kali pula pesta itu gagal. Iblis-iblis sialan itu tak datang di hari pernikahan kami. Sakit, Sungguh. Jika ada kata yang menggambarkan perasaan lebih dari sakit dan hancur, itulah perasaanku. Be...