Author Pov
'Maafin gue al, gue ngebohongin elo' ucap Ve dalam hati.
"Uhm. Sorry gue ga maksud buat ga sopan sama lo" ucap Aldi seraya melepas rangkulannya dan menggeser duduknya.
"Gapapa Al" ucap Ve seraya menghapus air matanya.
"Skrg lo tinggal dimana?" tanya Aldi dengan raut wajah iba.
"Untuk saat ini gue nginep dirumah temen gue, tapi gue gabisa lama2 tinggal disana makanya gue cari kerja disini buat kelangsungan hidup gue" jawab Ve dengan nada disedih-sedihkan.
"Tapi kalo gue tetep gabisa karena ga memenuhi persyaratan, gapapa kok Al" lanjut Ve membuat Aldi terkejut.
"Eh engga gitu kok, lo boleh kok kerja disini. Bentar yaaa --Naomi. Tolong ambilkan seragam pelayan diruangan saya. Segera" ucap Aldi kepada penjaga kasir yang bernama Naomi.
"Ya, sebentar pak" ucap Naomi lalu bergegas menuju ruangan Aldi.
"Naomi cantik sekali --ah tidak. semua pegawai disini cantik semua" ucap Ve seraya melihat sekeliling. Ia baru menyadari kalau pegawai disini hanya perempuan.
"Iya dong haha, gue emang cuma mempekerjakan seorang perempuan dengan good looking dan belum menikah" jawab Aldi sambil terkekeh.
"Eh iya, lo --belom nikah kan?" lanjut Aldi disambut gelengan cepat dari Ve.
"Permisi, ini seragam-nya" ucap Naomi setelah membungkuk sopan pada Aldi lalu memberikan seragam yang masih terbungkus rapih kepada Veranda. Ve tersenyum menerimanya.
"Makasih" ucap Aldi, sepersekian detik kemudian Naomi beranjak kembali menuju kasir.
"Mulai besok, lo kerja disini. Caffe ini buka dari jam 3 sore sampai jam 9 pagi. Lo boleh datang jam berapa aja, asal lo tetap harus kerja minimal 6 jam perhari" ucap Aldi tegas.
"Besok Naomi yang bakal jelasin tentang pekerjaan lo. Oh ya --selama lo dalam jam kerja. Tolong bersikap sopan ke gue maupun pelanggan, tapi diluar Cafe. Kita bisa jadi temen biasa. Lagian kayanya umur kita ga beda jauh" lanjut Aldi membuat Ve menelan ludah.
'umur gue udah 102 tahun, Aldi' ucap Ve dalam hati.
"eh? iya lo mau makan apa Ve?"
Aldi memberikan buku menunya dan membiarkan Ve membaca. Matanya tak bisa lepas dari wajah Ve. Menurutnya, Ve itu gadis yang cantik, baik, kuat, anggun dan ahh. Aldi yakin dalam hatinya kalau ia menyukai gadis yang ada di depannya ini.
***
Ve sampai di Kinal's Bakery pukul 9 malam. Kinal sudah menunggunya di depan pintu sambil melipat tanganya di depan dada. Wajahnya sangat menyebalkan untuk di lihat/?
"Kinal? Ngapain disini?" tanya Ve yang baru turun dari sebuah mobil.
"Ngapain? Menurut lo gue ngapain? Gue nungguin elo!" ucap Kinal dengan sewot
"Nungguin gue?"
"Jessica Veranda, kalo gue ga nungguin lo. Lo mau tidur dimana? depan toko? Engga kan?! Lagian lo kemana aja sih jam segini baru balik? Ibu nyariin lo dari tadi dan gue bilang lo di toilet. Berapa jam lo di toilet, hah?!" ucap Kinal dengan kesal.
"So-Sorry.." ucap Ve sambil menunduk.
Tiba-tiba Kinal memeluk Ve lalu mengelus punggungnya. ini adalah pertama kalinya Kinal memeluk seorang perempuan selain ibunya.
"Ayo pulang" ucap Kinal setelah melepas pelukannya.
Pukul 10 malam mereka baru sampai dirumah. Kinal melihat Ibu yang duduk di kursi teras dengan raut wajah khawatir. Kinal berjalan perlahan, sementara Ve berjalan dibelakang Kinal.
"Akhirnya kalian pulang juga, dari mana aja? Ibu khawatir" ucap ibu sambil mengelus pipi Kinal dan Ve bergantian.
"Tadi aku nungguin Ve dulu di toko" ucap Kinal seraya melirik Ve seolah meminta penjelasan.
"Uhm. Tadi aku jalan-jalan sebentar terus datang ke Caffe--"
"Lo kan ga bawa uang Ve" ucap Kinal shock memotong penjelasan Ve.
"Iya. Aku datang ke Caffe terus ngelamar kerja dan aku keterima disitu" ucap Ve ragu
"APA?! SEMUDAH ITU?!" tanya Kinal tak percaya disambut anggukan Ve.
"Yasudah, ayo masuk, udah malem. Ibu udah rapihin kamar buat di tempatin Ve" ucap Ibu seraya mengajak kedua gadis itu masuk lalu mengunci pintu dari dalam.
Setelah ditunjuki kamar yang akan Ve tempati, Ve bergegas mandi dan berganti pakaian menggunakan pakaian Kinal. Ia duduk depan cermin lalu mengikat satu rambutnya.
tok tok tok
"Masuk aja" ucap Ve tanpa beranjak dari depan cermin.
clek
"Ve? Belom tidur lo?" tanya Kinal seraya duduk di kasur.
"Baru mau sih" jawab Ve lalu pindah duduk di dekat Kinal.
"Kerja di Caffe mana?"
"Classy Caffe"
"Tempatnya Aldi?!?!" tanya Kinal tak percaya.
"Lo kenal sama dia?" Ve malah balik bertanya
"Gue sempet ngelamar kerja disitu, baru aja surat lamaran masuk eh gue di tolak. Aldi itu temen gue waktu SMA, dia ganteng, pinter, tajir, populer bgt. Banyak yang naksir sama dia, termasuk gue. Dan yang keterima di Caffe dia itu biasanya cuma orang-orang tertentu aja" jelas Kinal panjang x lebar x tinggi /?
"Gimana caranya lo bisa kerja disitu?" tanya Kinal dengan wajah penasaran. Ve-pun menceritakan dari awal ia tertabrak pintu sampai di terima bekerja oleh Aldi, tidak ada yang terlewat termasuk adegan cium kening itu.
"Serius lo? Di terima kerja, di bayarin makan, di cium juga? Beruntung bgt lo!" ucap Kinal dengan mata membulat seperti mau keluar/?
cup cup cup
"KINAL APAAN SIH LO!" Berontak Ve saat kinal mencium keningnya dengan paksa.
"ini secara ga langsung gue ciuman sama Aldi, iya ga? hahaha" ucap kinal lalu tertawa terbahak
"ih sinting lo! udah sana sana keluar. gue mau tidur!" ucap Ve sambil mendorong2 Kinal.
"besok lo kerja jam berapa? gue anter lo! siapa tau ketemu pangeran" tanya Kinal
"besok kan lo kuliah -_-" jawab Ve
"Lo kerja pagi emang? Classy Cafe kan buka jam 3?"
"Gue kerja setelah lo pulang kuliah. jd pagi selama lo kuliah gue bantuin ibu di toko, dan pas lo pulang gue kerja ke Caffe. deal?"
"deal" ucap Kinal dengan mata berbinar.
"udah sana lo keluar. gue ngantukkk!" usir Ve dengan sadis. ia mendorong2 kinal sampai keluar kamarnya lalu menutupnya rapat2.
Ve pun melepas kuncirannya lalu bergegas merebahkan tubuhnya di kasur. Ini hari pertama ia tinggal disini dan ia sudah hampir gila karena dicium kening oleh Kinal.
bersambung..
TENOT TENOTTTT/?
Aku next-nya cepeddddh kan? lg ada waktu aja siy. wkwkwk
vote sm saran bisa kelez/? wkwktengkyuu bebep bebep~
KAMU SEDANG MEMBACA
Forbidden Love
RomansaSudah dua kali aku menggelar pesta pernikahan, dan dua kali pula pesta itu gagal. Iblis-iblis sialan itu tak datang di hari pernikahan kami. Sakit, Sungguh. Jika ada kata yang menggambarkan perasaan lebih dari sakit dan hancur, itulah perasaanku. Be...