Author Pov
Matahari bersinar dengan terangnya, cahayanya masuk melalui celah-celah jendela mengusik mimpi indah Ve. Ia terbangun lalu bergegas mandi dan berganti pakaian. Ia harus membantu Ibu di Kinal's Bakery.
Ve mematut-matutkan dirinya di depan cermin, baju berwarna pink membalut tubuhnya. Rambutnya ia cepol di atas. Wajah cantiknya sudah terpoles make up natural. Ia-pun bergegas untuk berangkat.
"Ibuu? Udah mau berangkat?" tanya Ve sambil berjalan ke arah dapur
"Ya sayang, tolong bawa bahan-bahannya ya"
Ve mengangguk lalu membawa plastik berisi bahan-bahan untuk membuat kue. Ve dan Bu Dari berjalan beriringan menuju Kinal's Bakery. Sementara Kinal sudah berangkat ke kampusnya.
Setelah Rapat seminggu yang lalu, Ve memutuskan untuk tinggal di rumah Kinal dan kembali membantu ibu dan melody di toko kue. Sorenya ia bekerja di Classy Caffe dan berusaha bersikap biasa saat bertemu Aldi.
Mereka belum putus, hanya saja Ve butuh waktu untuk memikirkan semuanya.
"Ve! Kamu datang lagi? waaah imel seneng deh seminggu ini dibantuin terus sama Ve. Waktu Ve ga kesini, aku kangen banget! Kamu kemana aja waktu itu?" tanya Melody sambil memeluk Ve yang baru sampai toko.
"Ahh kak mel, aku juga kangen bikin kue sama kakak! Aku lagi ada urusan dari kemariin hehehe" jawab Ve sambil tertawa renyah
"Yaudah, imel sama Ve bikin kue ya? Ibu yang bersih-bersih di sini.."
"Oke"
*****
Jam sudah menunjukan pukul 3 sore. Ve bergegas merapihkan diri untuk melanjutkan kerjanya di Classy Caffe. Setelah berpamitan pada ibu dan melody, ia berjalan ke terminal lalu naik bus sampai ke Classy Caffe.
"Semuanya kerasa beda kalau ga sama Aldi.." batin Ve.
Ia kembali mengingat masa-masanya bersama Aldi. Saat pertama kali bertemu, saat dirumah sakit, saat di classy caffe, saat aldi mengejarnya sampai terminal bus, saat dirumah aldi, saat makan bersama, saat dipeluk olehnya, semua saat bersama Aldi. Ve merindukan semuanya.
"Pak, berhenti" ucap Ve seraya berdiri dan turun dari bus.
Ia berjalan sedikit menuju Classy Caffe dan melihat Naomi sedang menyapu di teras.
"Sore Naomi" sapa Ve dengan ramah
"Sore juga Ve.." balas Naomi sambil tersenyum
"Ohiya, ini ada titipan dati Pak Aldi" lanjutnya sambil memberikan amplop berwarna biru langit.
"Uhm? Oke. Makasih.. Gue masuk ya.." ucap Ve sambil menerima amplop tersrbut.
Ve berjalan menuju ruang ganti, tapi bukannya ganti baju ia malah duduk dekat loker lalu membuka amplop tadi.
Halo Ve.
Apa kabar? Semoga kamu baik-baik aja..
Ve, aku kangen deh sama kamu. Aku kangen bareng-bareng terus sama kamu. Bisa ga kita ketemu?
Aku tunggu kamu di ruangan ya, sekarang.~Aldi Tampan~
Ve cekikian membaca tulisan 'Aldi Tampan' disitu. Kekasihnya sungguh percaya diri. Ahh, Ve jadi ingat waktu Aldi memberinya bunga dan di note-nya juga ada tulisan Aldi Tampan.
Ve membuka lokernya, di dalam pintu lokernya ada foto Ve dengan Aldi. Ahh. Ve merindukannya. Ia memasukan tas-nya ke loker lalu kembali menguncinya dan langsung berjalan menuju ruangan Aldi.
Tok Tok Tok
"Masuk" ucap Aldi dari dalam ruangan
Clek
"Permisi" ucap Ve sopan lalu menutup pintu dari dalam.
Ia melihat Aldi sedang berdiri dekat rak buku, sepertinya Aldi baru saja selesai membaca buku. Tanpa basa-basi apapun, Ve berlari lalu memeluk Aldi --seperti anak kecil.
"Aku kangen sama kamu.." lirih Ve
Aldi hanya diam, perlahan ia menggerakan tangannya untuk membalas pelukan Ve.
"Aku lebih kangen sama kamu.."
"Aku gamau jauh dari kamu.."
"Jangan pergi lagii.."
"Aku ga pergi, aku cuma butuh waktu.."
"Apapun alesannya, aku gamau kamu ngejauh kaya seminggu ini Veranda"
Ve melepaskan pelukannya, menatap mata Aldi dalam-dalam. Kakinya sedikit berjinjit untuk mencium bibir Aldi. Aldi membalas ciuman Ve, cukup lama. Penuh kasih sayang.
Ve yang merasa nafasnya terengah-engah menjauhkan wajahnya lalu tersenyum.
"Aku sayang sama kamu, Veranda"
"Aku lebih sayang sama kamu, Aldi"
Ve kembali memeluk Aldi. Ia menangis. Rasanya berat kehilangan sosok manis seperti Aldi.
"Aku pengen kamu selalu bahagia Ald" ucap Ve disela tangisannya
"Kamu kenapa nangis, Ve?" tanya Aldi, ia mencoba melepas pelukannya namun di tahan oleh Ve
"Aku ga pengen kamu terus-terusan dapet masalah gara2 aku yang ga nyesuain sama takdir.."
"Veranda, kamu ngomong apa sih? Jangan bilang kaya gitu! Aku sayang sama kamu, Ve. Kita bisa lewatin semuanya bareng2"
"Aku sayang banget sama kamu, Ald.."
Ve melepas pelukannya. Sekarang Aldi bisa melihat wajah Ve yang begitu basah dipenuhi air mata.
"Maaf ald, kita putus"
DEG.
Aldi mematung. Ternyata Ve memilih untuk menyudahi semuanya."Tapi--"
"Kita gabisa sama-sama, aku seorang dewi dan kamu manusia.." ucap Ve sambil menangis.
Aldi menangkup wajah Ve dengan kedua tangannya, ibu jarinya mengahapus air mata di pipi Ve. Bibirnya tersenyum dengan sangat terpaksa. Hatinya? Tak usah dibahas. Sudah hancur.
"Jangan nangis" ucap Aldi..
"Kalau itu emang bisa bikin kamu bahagia, aku ikhlas.. Kebahagiaan kamu jauh lebih penting buat aku" lanjutnya.
"Makasih selama ini udah hadir di hidup aku. Nemenin aku. Jadi pengisi hati aku. Ngeribetin aku dengan sikap kamu. Makasih buat semuanya, Ve.."
Ucapan aldi membuat Ve semakin menangis. Sungguh. Berat rasanya melepaskan seseorang yang di cintai..
"Makasih juga Ald kamu udah selalu ada buat aku.." jawab Ve sambil berusaha tersenyum.
Ve kembali memeluk Aldi, kemeja yang Aldi gunakan basah akibat air mata Ve.
Clek
"Menjauh, bajingan!!"
BUGH!
"Aldiiii!!!!!!!!!"
bersambung....
Baper gaa? Ngga ya? Yaudaaah:']
Forbidden Love bentar lagi tamat, aku mau bikin cerita lagi ah yang lebih manusiawi wkwk. Eum. Votments yaaa❤arigatouuu
KAMU SEDANG MEMBACA
Forbidden Love
RomanceSudah dua kali aku menggelar pesta pernikahan, dan dua kali pula pesta itu gagal. Iblis-iblis sialan itu tak datang di hari pernikahan kami. Sakit, Sungguh. Jika ada kata yang menggambarkan perasaan lebih dari sakit dan hancur, itulah perasaanku. Be...