14

3.8K 374 1
                                    

Tepat pukul 09.15 pagi aku dan Hailey sampai di kampus, karena kami masih punya cukup waktu sebelum kelas dimulai, aku dan Hailey memilih untuk pergi ke kafetaria terlebih dahulu. Setelah membeli minuman dan telah mendudukkan diri ditempat yang biasa kami tempati, kami berdua langsung saja mengobrol mengenai beberapa hal random. Mulai dari dirinya yang katanya semakin sering berkirim pesan ataupun bertelfonan dengan Liam, sampai dia yang akhirnya menanyakan kembali soal hubunganku dengan Harry. Tentu saja aku langsung menghidari topik itu, walaupun Hailey sendiri sudah tau soal perasaanku terhadap Harry, tapi tetap saja aku tidak mau membahas hal semacam itu karena memang aku sedang menghindari untuk membahasnya dan juga menghindari untuk bertemu dengan nya.

Disela-sela kami masih asik mengobrol, secara tiba-tiba perhatian kami teralihkan dengan kemunculan dua orang, pria dan wanita, yang sedang memasukki kafetaria. Aku hanya bisa mengernyitkan dahi ketika melihat Harry sedang berjalan sambil mengobrol bersama dengan Veronica a.k.a the most wanted woman in my faculty.

"Ken, kenapa mereka bisa bersama?"

"Entahlah, aku juga tidak tau." Balasku sambil masih terus menatap mereka berdua, yang saat ini mulai duduk dimeja yang berada disisi kiri kafetaria, yang jaraknya sekitar 4 meja dari aku dan Hailey berada.

Dan dahiku semakin dibuat berkerut ketika melihat Harry yang melengos begitu saja setelah dia sempat menatapku. "Ada apa dengan dia sebenarnya?" gumamku.

"Ken, kau tidak cemburu dengan mereka berdua, bukan?" Tanya nya, yang langsung membuatku menoleh kearahnya.

"Tentu saja tidak, untuk apa aku cemburu. Lagipula itu haknya dia untuk dekat dengan siapapun." Balasku. Lalu aku berusaha untuk tidak lagi memperhatikan Harry dan juga Veronica. Tapi tetap saja mataku ini masih mencuri-curi pandang kearah mereka.

"Jangan bohongi dirimu sendiri, Ken."

"Hmm...Hailey, lebih baik kita kelas sekarang. Aku tidak ingin terlambat." Ucapku untuk menghentikan topik pembicaraan yang jika dilanjutkan akan semakin memburuk.

Melangkahkan kakiku lebih dulu, lagi-lagi aku masih saja mencuri-curi pandang kearah dua orang itu, yang saat ini bisa aku lihat dengan jelas kalau Harry sedang merangkul bahu Veronica. Kontan saja aku berdecak tidak percaya dengan tingkahnya itu, dan semakin mempercepat langkahku keluar dari kafetaria.

**

"Apa kau dijemput oleh Austin lagi?" Tanya Hailey ketika kami baru saja melangkah keluar dari kelas.

"Ya. Dan maaf ya, lagi-lagi kau harus pulang sendiri."

"Tidak apa, kau tidak perlu merasa bersalah seperti itu." Ujarnya, sambil memasang senyumannya itu. "Ohya Ken, ngomong-ngomong soal Austin, aku penasaran penelitian macam apa yang dilakukan oleh seorang mahasiswa design interior. Apa dia pernah mengatakan sesuatu tentang penelitiannya itu?" Tanya nya kemudian, dan aku rasa, rasa keingintahuannya yang tinggi itu mulai muncul.

"Entahlah, dia tidak pernah membicarakan hal itu denganku."

"Benarkah? Hmm...aku mulai curiga dengan dirinya."

"Hailey, berhentilah mencurigai dirinya. Dia itu tidak seperti orang yang kau pikirkan."

"Baiklah baiklah. Aku lupa jika ada kekasihnya disini yang membelanya."

Ketika kami berdua sampai di lobby fakultas, kami berdua pun mulai berpisah. Dan akhirnya aku melangkahkan kakiku sendirian untuk menuju halte bus. Melangkahkan kakiku dalam diam, entah kenapa dalam kesendirianku ini diriku justru memikirkan kedekatan antara Harry dan Verocina di kafetaria tadi.

Aku masih tidak tau apa yang terjadi dengan dirinya sampai dia bisa jadi sedekat itu dengan Veronica. Karena menurut pengamatanku selama ini, setiap kali Veronica sedang lewat dihadapannya dia tidak pernah terlihat melirik kearah wanita itu sama sekali. Tidak layaknya kebanyakkan pria di fakultasku yang pasti ketika Veronica lewat pasti akan terus memperhatikan tubuhnya yang langsing dan tinggi semampai bak super model itu. Dan dari situ sudah aku pastikan dia tidak pernah memiliki ketertarikkan apapun dengan Veronica.

With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang