Satu minggu telah berlalu setelah Austin mengajakku pergi jalan-jalan ke Times Square, dan tepat hari ini, dihari Senin Austin akan kembali ke LA. Tepat pukul 10 pagi aku dan dia sudah berada di bandara, dan dalam 10 menit lagi dia sudah harus masuk kedalam pesawat.
Karena kami sudah berpisah selama 2 tahun dan hanya ada waktu 2 minggu untuk menghabiskan waktu bersama rasanya masih kurang bagiku. Apalagi selama 2 minggu ini kami hanya menghabiskan waktu bersama selama beberapa kali karena Austin yang sedang sibuk dengan penelitiannya. Oleh karena itu sejak kami berangkat tadi aku tidak mau melepaskan tanganku darinya. Aku masih ingin menghabiskan waktu bersama dengannya.
Mendengar suatu pengumuman yang memberitahukan kalau pesawat yang akan Austin tumpangi akan segera take off dalam beberapa menit dan meminta untuk para penumpangnya untuk segera masuk kedalam pesawat, membuatku langsung memandang lesu kearahnya. Austin pun tampak tersenyum ketika melihat ekspresiku saat ini. "Hey, jangan seperti itu, tersenyumlah. Nanti kalau aku ada waktu luang, aku akan datang mengunjungimu lagi." Ujarnya sambil mencubit kecil pipiku.
"Baiklah. Kau hati-hati dijalan. Kabari aku jika kau sudah sampai."
"Aku pasti akan mengabarimu." Ucapnya yang kemudian bergerak memeluk tubuhku. "Kau jaga diri selalu, ok? Dan selama aku tidak ada jangan berani kau kembali dekat dengan pria kriting itu." Ujarnya lagi yang terdengar begitu serius. Menghela sedikit nafasku, aku pun hanya bisa menganggukkan kepalaku dipelukkannya.
Melepaskan pelukkan kami, Austin pun menatap lurus kearahku sambil memberikan senyuman termanisnya. "Tersenyumlah, Ken? Aku tidak bisa pergi jika kau terus terlihat murung seperti itu." Aku pun berusaha untuk memberikan senyuman terbaikku untuknya, yang kemudian semakin membuat dirinya tersenyum lebar.
Dan setelah itu dia mulai mendekatkan wajahnya denganku, lalu dia mencium bibirku selama beberapa saat. "I love you." Ucapnya dengan wajahnya yang masih begitu dekat denganku.
"I love you too." Balasku.
Kemudian jari-jari tanganku yang masih berkaitan dengan jari-jari tangannya mulai terlepas. Sambil masih memberikan senyumannya kepadaku, perlahan Austin melangkah pergi. Aku sama sekali tidak bisa menahannya dan hanya bisa berdiri terdiam melihatnya sambil berusaha keras untuk tidak menangis.
**
Dari bandara aku langsung berangkat kekampus. Dan sebenarnya jam 10 tadi aku ada kelas, tapi aku terpaksa membolos hanya karena ingin mengantarkan Austin. Aku masih ada satu kelas lagi dijam 2, dan karena masih pukul 11.05 dan tidak mungkin jika aku masuk kelas mata kuliahku yang pertama walaupun memang kelas masih berlangsung, aku pun memilih untuk menunggu di taman kampus.
Seperti seminggu yang lalu, aku kembali mendudukkan diriku di bawah pohon yang sama dan kembali mendengarkan musik yang sama dengan menggunakan earphone. Dan entah apakah Harry akan datang secara tiba-tiba lagi atau tidak. Tapi kemudian tanpa diduga aku melihat dirinya yang baru saja melangkah keluar dari Auditorium dan sedang ingin kembali kegedung fakultasnya. Aku bertanya-tanya apakah dia akan kembali menyadari keberadaan diriku disini atau tidak. Tapi kemudian kepalanya tampak menoleh kearahku, dan tanpa perlu dipanggil dengan inisiatifnya sendiri dia melangkah menghampiriku.
"Hey, kenapa kau disini? Apa sedang tidak ada kelas?" Tanya nya, seraya mendudukkan dirinya tepat disebelahku.
"Sebenarnya ada, tapi aku terpaksa membolos Karena harus mengantarkan Austin kebandara."
"Jadi, Austin telah kembali keLA?" Tanya nya dengan nada yang terdengar hati-hati. Aku pun hanya bisa mengangguk mengiyakan pertanyaannya itu. "Pantas saja kau terlihat murung."
KAMU SEDANG MEMBACA
With You
FanfictionWith You everything is different. With You, I feel better. With You, I feel comfortable. With You, I feel safe. I always feel different when I'm With You. Dan aku juga merasa bahwa kau adalah orang yang tepat untukku. Bahwa memang kau lah yang se...