Melangkahkan kakiku, aku mulai berjalan untuk keluar dari area kampus untuk menunggu Austin yang akan datang menjemputku. Dia sudah dalam perjalanan, dan sampai kira-kira 15 menit.
Namun langkahku terhenti ketika ada seseorang yang menahan tanganku. Menolehkan kepalaku, aku melihat keberadaan Harry. Aku pun memberikan senyumanku kearahnya.
"Kau mau kemana? Kenapa tidak pulang bersama dengan Hailey?" Tanya nya.
"Austin akan menjemputku." balasku, dan setelah itu secara perlahan dia mulai melepaskan tangannya dari tanganku.
"Austin akan datang menjemputmu?" Tanya nya lagi, dan aku menganggukkan kepalaku.
Aku pun kembali melangkahkan kakiku, dan Harry masih saja mengikutiku dengan berjalan di sampingku. "Ingin aku temani?" Tanya Harry kemudian.
"Hmm...tidak perlu. Lebih baik kau pulang saja, ok?" balasku seraya menoleh sesaat kearahnya.
"Kau yakin tidak butuh teman mengobrol selama menunggu Austin? Atau, apa kau tidak membutuhkan seorang bodyguard? Mungkin saja nanti ketika kau sedang menunggu ada pria iseng yang mengganggumu. Aku bisa menemanimu untuk menjauhkan pria iseng seperti itu darimu." Ujarnya yang penuh dengan trik. Aku pun hanya bisa terkekeh ketika mendengarnya.
"Lebih baik kau menghabiskan waktumu bersama dengan Veronica."
"Kenapa kau kembali mengungkit soal Veronica?"
"Karena memang kau sedang dekat dengan dia, bukan?" balasku, dan entah kenapa dia justru tergelak dengan ucapanku.
"Oh, Ken, aku dan dia sama sekali tidak ada hubungan apa-apa. Veronica saja sedang dekat dengan pria lain saat ini. Waktu itu aku dan dia dekat karena kami sedang membicarakan soal tugas kelompok. Jangan bilang kau benar-benar cemburu ketika melihat aku dekat dengannya waktu itu."
Mendengar kalimat terakhirnya itu, membuatku menghela nafas panjang sambil mulai menghentikan langkahku dan berdiri menghadapanya. "Kenapa kau selalu bilang aku cemburu ketika melihat kau dekat dengan wanita lain? Aku sama sekali tidak cemburu tau." Ujarku sambil menyilangkan kedua tanganku didada. Kemudian aku melihat dirinya yang tersenyum miring kearahku. Jengah melihat senyumannya itu, aku langsung saja bergerak untuk membalik tubuhnya dan mendorongnya untuk melangkah pergi. "Sudah lebih baik kau pulang dan istirahat di rumah. Bye, see you soon." Ucapku setelah merasa cukup mendorong tubuhnya, dan langsung melangkah dengan cepat pergi dari hadapannya.
Tapi baru aku melangkah sebentar, tanganku kembali ditahan olehnya. Menoleh kearahnya, aku sudah ingin membuka mulut, tapi terhenti karena aku merasakan dia yang meletakkan sesuatu ditanganku yang berada digenggamannya. "Ini. Kau harus memakainya dan juga merawatnya dengan baik." Dia memberikanku sebuah gelang yang terbuat dari tali yang tebal berwarna merah yang ujungnya diikat mati dan ujungnya yang lain dibuat seperti pengait untuk dikaitkan dengan ujung yang diikat mati.
"Tapi ini untuk apa?" tanyaku sambil menatapnya dengan sedikit bingung.
"Sebagai tanda persabatan kita. Lihat, aku juga mengenakannya." Dia pun menunjukkan sebuah gelang yang sama yang melingkar dipergelangan tangan kanannya. "Jangan lupa dipakai, ok? Kalau begitu, bye Ken. See you soon." Lanjutnya, yang kemudian melangkah pergi meninggalkanku.
Melihat dirinya yang sudah pergi menjauh, aku beralih untuk menatap kearah gelang yang masih berada ditelapak tanganku. Gelang persahabatan ya? Aku pun mulai mengenakannya ditangan kananku, tepat disebelah jam tanganku. Dan entah kenapa aku tersenyum ketika melihat gelang merah itu sudah melingakar dengan pas dipergelangan tanganku.
**
Kali ini Austin benar datang tepat waktu, dan saat ini pun aku sudah duduk didalam mobilnya yang membawaku pergi menyusuri jalan raya kota New York. Melihat kearah luar jendela mobil, aku merasa kalau Austin melajukan mobilnya kearah yang salah.
"Austin, kita mau kemana?" tanyaku seraya menoleh kearahnya dengan bingung.
"Kita akan jalan-jalan sebentar. Karena beberapa hari lagi aku akan kembali ke LA, jadi aku ingin menghabiskan waktuku bersama denganmu."
"Kau ingin kembali lagi ke LA? Kapan?" tanyaku, yang merasa cukup terkejut dengan informasi ini
"Kemungkinan hari Senin."
"Tapikan itu masih beberapa hari lagi. Itu artinya kita masih punya waktu untuk menghabiskan waktu bersama, kan?"
"Kemungkinan untuk beberapa hari kedepan aku akan sibuk dengan penelitian akhirku. Oleh karena itu aku memanfaatkan hari ini untuk jalan-jalan denganmu." Jelasnya, dan aku hanya bisa mengangguk lemah ketika mendengarnya. "Tenang, aku akan tetap berusaha untuk menghubungimu." Ujarnya lagi sambil mengelus puncak kepalaku dengan lembut. Aku pun hanya bisa tersenyum kearahnya.
Selama kurang lebih 30 menit menempuh perjalanan, Austin pun membawaku ke Times Square. Disana kami hanya berjalan-jalan, berfoto bersama, makan disalah satu resroran, dan Austin juga mengajakku kesebuah toko perhiasan dan membelikanku sebuah gelang berwarna emas dengan aksen seperti mur disekelilingnya.
Satu pertanyaan dibenakku saat ini. Kenapa kedua pria ini saling memberikanku gelang diwaktu yang bersamaan?
***
KAMU SEDANG MEMBACA
With You
FanfictionWith You everything is different. With You, I feel better. With You, I feel comfortable. With You, I feel safe. I always feel different when I'm With You. Dan aku juga merasa bahwa kau adalah orang yang tepat untukku. Bahwa memang kau lah yang se...