2. Girl in Black

83.4K 3.9K 16
                                    

SARA membuka lemari bajunya yang rata-rata berisi celana pendek dan kaos. Bagaimana mungkin dia bisa menggunakan dress malam ini? Oke, fine. Dia memang cewek-dua-puluh-tahun, tapi nggak berarti dia harus punya segala dress-dress menggelikan itu, kan? Dia bahkan hanya punya beberapa pasang high heels yang bisa dihitung pakai jari jumlahnya!

"AAAAAAAAA! Harus pake apaan gue, Wel? Lu kasih saran dong, jangan diem aja!", sungut Sara dengan kesal.

"Lu bener-bener nggak ada dress lain apa, Sar? Nih, menurut gue Pak Gibran itu kan dingin tuh, dia pasti sukanya cewek yang keliatan dewasa, anggun, elegan, gitu deh. Lu coba pake dress ini aja!", ucap Wella seraya mengeluarkan mini dress berwarna hitam dari TOPSHOP.

"Hah? Lu yakin, Wel? Gue sebenernya sih nggak peduli perkara tuh laki seneng gue pake ini apa engga, tapi masa sih gue harus pake dress begini? Lebay banget nggak sih? Tar kesannya gue ngarep bet lagi.", jawab Sara dengan tidak yakin melihat betapa seksinya potongan dress itu.

"Engga, Sar. Ini tuh fashionable banget. Gue nggak bisa nemuin dress lain yang 'oke'. Lagian ini selera lo juga, kan? Black is the new black. Udah buruan sanah pake-pake!", ujar Wella lagi seraya mendorong gadis itu ke kamar mandi.

Setengah jam sudah berlalu, entah apa yang dilakukan Sara didalam kamar mandi sampai mencoba baju saja memakan waktu segitu lamanya. Membuat Wella gemas sendiri.

"SARA! Apa yang kau lakukan didalam, bodoh! Kurang lama, sist!", ucap Wella seraya menggedor pintu putih gading itu.

"IYAAAA, aku sudah selesai.", sepersekian detik kemudian pintu itu pun terbuka.

"Oh my God, you look totally gorgeous! Kenapa lo nggak dari dulu aja sih jadi girly gini? EH, holy shit ini udah jam 6! Lo belum siap-siap sama sekali!", ucap Wella panik.

"Lah, udah gue nggak perlu makeup an segala. Rambut udah gue pakein volumizing spray, paling bedak, mascara, lipstick, sama eyebrow aja! Nggak usah yang menor-menor deh.", jawab Sara lalu mengambil sepasang strap heels dari Charlotte Olympia yang juga berwarna hitam dan clutch Tory Burch dengan warna senada.

"Gimana penampilan gue?", tanya Sara seraya menyisir rambutnya dengan jari.

"Adorable! Ini udah mau jam setengah tujuh nih, gue balik ya! Happy dinner, sist!", kata Wella setelah memastikan penampilan Sara 'stunning' sebelum meninggalkan gadis itu. Lalu dia mengambil handbag Givenchy miliknya lalu berjalan keluar.

"OKEY! Hati-hati, Wel!",

---

Gibran menatap gadis--tepatnya wanita dihadapannya dengan 'cukup' kaget. Siapa yang bisa menyangka seorang 'bad girl' yang biasa mengenakan ripped jeans dan kaos, sekarang menggunakan mini dress? It's a little bit confusing. Gibran mengakui penampilan Sara malam ini memang membuat gadis itu tampak jauh lebih cantik dan juga dewasa. Matanya terpaku beberapa detik sampai akhirnya Sara menjentikkan jarinya didepan mata lelaki itu, kemudian lamunannya buyar.

"Hei, jadi pergi nggak, sih?", tanya Sara.

"Eh, ya.", ucap Gibran lalu menggandeng tangan gadis itu menuju Audi R8 miliknya. Sebenarnya tidak dapat dipungkiri gadis itu 'risih' dengan perlakuan Gibran, tapi mau bagaimana lagi?

Suasana di mobil itupun hening sampai akhirnya Gibran memberhentikan mobilnya didepan sebuah restaurant perancis mewah.

"Mau sampai kapan kamu diam disitu?", ucapan Gibran akhirnya memecah keheningan.

"O-oh, sudah sampai, ya?",

"Hm.",

Akhirnya percakapan singkat itupun berakhir. Gibran berinisiatif untuk keluar duluan, dan membuka pintu sebelahnya mempersilahkan gadis itu turun lalu merangkul pinggangnya dengan posesif.

"Pak, ngapain sih pake rangkul-rangkulan segala, risih!", protes Sara dengan kesal. Protesan gadis itu bukannya dibalas, malah semakin mengeratkan rangkulan Gibran. Lelaki itu mendekat, menghirup aroma parfum gadis itu, dan kemudian berbisik,

"Saya nggak suka dipanggil 'Pak', terlebih olehmu, baby.",

Rasanya Sara ingin tenggelam di rawa-rawa mendengar suara berat itu yang memenuhi gendang telinganya. Kakinya seperti meleleh dan jantungnya beredetak dua kali lebih cepat.

"Eng-ngg, nggak enak diliat, Gibran.", tolak Sara halus seraya menyingkirkan kepala lelaki itu menjauh.

"Kenapa sih?", tanya Gibran dengan kesal terus menerus ditolak oleh gadis ini. Kemudian setelah resepsionis menunjukkan dimana ruangan reservasi atas nama Tantradinata, mereka berjalan beriringan.

Sara nyaris membelalakkan matanya melihat siapa saja yang ada di ruangan ini. Dia bahkan bersyukur sekarang untuk mengenakan dress ini. Ayah dan ibu Gibran.

"So.. our son does not come here alone. Siapa dirimu gadis cantik?", tanya Ezar.

"Dia kekasihku.", jawab Gibran lalu menggandeng gadis itu duduk dihadapan kedua orangtuanya.

Setelah Gibran dan Sara menempatkan diri di kursi kosong, acara makan malam itupun dimulai. Semuanya berjalan tenang sampai akhirnya Lexa tak sanggup menahan rasa penasarannya lagi untuk menanyakan status hubungan antara Gibran dengan gadis ini.

"Jadi.. kalian pacaran?",

"Emm, iya, Tan.", jawab Sara seraya tersenyum.

"Sebenarnya siapa dirimu?", tanya Ezar dengan penasaran. Karena belum pernah ada satu wanitapun diajak anak lelakinya dalam acara makan malam keluarga seperti ini.

"Saya Talitha Sara Maximillianzo, fakultas ekonomi semester lima Universitas Pelita Bangsa.",

Jawaban Sara mau tidak mau membuat Lexa dan Ezar berpandangan seraya tersenyum. Dugaan mereka tepat, putera mereka memang sedang jatuh cinta dengan muridnya sendiri.

"So, kau adalah murid Gibran?", tanya Ezar dengan geli.

"Betul, Om. Saya adalah mahasiswinya PAK Gibran.", ucap Sara dengan penekanan dalam kata 'PAK'. Membuat semua yang ada di ruangan itu tertawa-termasuk Gibran. Lelaki itu bisa tertawa, heh?

"Sara sayang, kau benar-benar nggak perlu menjelaskan statusku sebagai dosenmu, oke?", ucapnya dengan nada manja.

Well, lelaki ini bipolar?

"Lah, memang, kan? Kamu kan emang tua, om-om mesum!", jawab Sara seraya dengan kesal seraya memeletkan lidahnya. Membuat tawa Ezar dan Lexa pecah seketika. Baru pertama kali ada orang yang memanggil Gibran dengan sebutan 'om-om-mesum'.

"Idih, sayangnya 'om-om-mesum' itu adalah pacarmu, baby. Lagian aku nggak tua-tua amat kok.", kilah Gibran.

"Yaa anak tante emang mesum gitu, Sar. Kalo nakal omelin aja!", ucap Lexa dengan berapi-api.

"Kan aku 'nakal' nya dalam tanda kutip, Ma.", kata Gibran seraya menaik-turunkan alisnya.

"MESUMMM!!", balas Sara lalu mencubiti lelaki itu habis-habisan. Membuat Lexa dan Ezar hanya bisa geleng-geleng kepala melihat aksi mereka berdua. Lexa dan Ezar hanya bisa berharap bahwa malam ini akan menjadi awal yang baik.

---

A/N:

YAK SIAPA KANGEN DENGAN ABANG GIBRAN CUYUNG. Itu di mulmed ada dress dan juga Sara (ya, cast nya Cara Delevingne). Btw don't forget buat vote and comments ya, Enjoy!

Merry

Miss BombshellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang