8. Promise and Kiss

58.9K 2.8K 15
                                    

SARA terbangun dengan histeris melihat dia terbangun BUKAN di kamarnya. Dan terlebih dia tidak tidur sendirian.

"AAAAAAAAAAAAAA!!! Dimana ini woy?!",

"Buset, berisik!", protes seseorang disampingnya yang membuat Sara teriak lebih kencang.

"HUAAAA, ELU SIAPE!",

"Kau itu cerewet sekali, ya? Ini aku, bodoh!", ucap Gibran dengan kesal seraya menarik gadis itu lalu kembali ke alam mimpi.

"HAH, kok kamu bisa ada disini, sih? Lagian kenapa juga aku bisa ada disini?", tanya Sara kepada dirinya sendiri dengan bingung. Membuat Gibran ingin membenturkan kepalanya ke atas meja.

"Kau tak ingat insiden semalam, huh?",

WAIT.
Insiden? Insi--INSIDEN APA?!

Sara membelalakkan matanya seraya menatap Gibran dengan melotot. Apa sebenarnya yang terjadi? Sara menatap Gibran dengan penuh selidik. Apakah semalam...

"NO! I DON'T TOUCH YOU I SWEAR!",

"I never say you touch me, geez. Oh my Godness. You freaked me out!",

Ucap Sara seraya mengelus dadanya dengan lega. Kemudian dia beranjak dari tempat tidur king size itu berjalan kearah kamar mandi.

"HEY, KAU MAU APA?",

"Kebelet pipis.",

Oh, God.

---

Hari-hari berjalan lancar, seperti biasa. Gibran dan kedua orang tuanya akan pergi ke Milan, Italia, untuk melamar Sara dengan resmi. Kedua orangtua Gibran ingin segala sesuatunya berjalan dengan cepat. Jadi hari ini, Gibran berencana untuk memberitahu Sara akan rencana mengunjungi orangtua Sara di Milan.

"Sara, kamu lagi dimana?", tanya Gibran seraya menempelkan benda tipis berwarna hitam itu ke dekat telinganya.

"What? Kantin lah.",

"Kamu bisa ke ruangan saya sekarang?",

"Ngapain, sih?",

Ck.

"Saya tunggu sepuluh menit lagi.",

Gibran tersenyum puas seraya mematikan sambungan telepon itu secara sepihak. Like what? Gadis itu memang susah sekali diatur!

Dan lima menit kemudian kenop pintu itu berbunyi. Senyum Gibran mengembang mendapati sesosok gadis tinggi yang dirindukannya. Sara nampak berbeda hari ini, biasanya dia hanya menggunakan croptee ataupun kaos dengan celana pendek. Namun entah kenapa hari ini dia memilih menggunakan office look all black. Jelas tidak mengurangi kecantikannya, sama sekali tidak.

"Apa?",

"Nope. Hanya mau memberi tahumu beberapa hal.",

"C'mon Gibran, kamu bisa mengabariku via telepon. Memangnya tentang apa, sih?", ucap Sara dengan kesal seraya melempar sling bag hitam Jimmy Choo miliknya secara asal ke sofa ruangan Gibran.

"Tentang kita.",

"Ya, maksudku APA?!",

"Perihal pernikahan kita. Orangtuaku sepakat akan pergi ke Milan tiga hari lagi. Kau harus ikut denganku juga!",

Sara kemudian mengangkat kepalanya menatap Gibran dengan kaget. Tiga hari lagi? Well, out of expectation.

"Tiga hari lagi?",

"Ya, memangnya kenapa?",

"Okay. Tiga hari lagi, kan? Kau atur semuanya. Bye.",

Sebelum Sara bahkan melangkahkan kakinya pergi, Gibran menahannya lalu berbisik,

Miss BombshellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang