21. It's Over

40.5K 2K 33
                                    

Universitas Pelita Bangsa
Fakultas Ekonomi & Bisnis
Gedung F

"Talitha Sara Maximillianzo!",

Sara kemudian berjalan dengan bangga seraya tersenyum menerima trophy kelulusannya. Kerja kerasnya terbayar sudah. Dia pergi ke Indonesia jauh dari Milan dan kembali tidak dengan tangan kosong.

Wella dan Bara turut merasa bahagia melihat sahabat mereka akhirnya lulus.

"Wah, selamat ya, Tha. Akhirnya lo lulus duluan diantara kita bertiga.", ucap Bara seraya memeluk sepupunya itu dengan senang.

"Gue nggak nyangka, ternyata otak lo emang encer banget ya, Ra. Gue pasti kangen banget sama lo. Lo pasti bakalan pindah, kan?",

Kini gantian Wella memeluk gadis itu dengan sedih. Dia pasti akan sangat kehilangan sesosok sahabatnya ini. Terlebih Sara pasti akan kembali ke Milan.

"Jadi.. Lo ada plan apa kedepannya?", tanya Bara pada akhirnya.

"Gue yang pasti bakalan balik ke Milan, itu rumah gue, bro-sis. Entahlah, mungkin starting career gue lagi dari nol?", tanya Sara kemudian memeluk kedua sahabatnya secara bersamaan.

Ya, mungkin memori tentang kisah cintanya yang tercipta di Indonesia tidaklah indah, tetapi memori persahabatan ini akan selalu ada dihati, untuk selamanya.

Sara kemudian berjalan di koridor perkampusan yang mulai sepi. Dikarenakan ini Desember, musim hujan telah tiba. Hujan mengguyur kota Jakarta dengan derasnya. Sederas hatinya. Sebentar lagi dia pasti akan pergi, meninggalkan sejuta kenangan dan juga... Serpihan hatinya.

Dia kemudian berjalan kearah taman belakang kampus, tak perduli hujan yang semakin deras, tak perduli bajunya yang telah basah.

"Selamat atas kelulusanmu, Sara. Om turut bahagia.",

Sara segera membalikkan badan mendengar suara itu. Untuk apa lelaki itu ada disini?

"Om Ezar?",

Ezardi hanya tersenyum melihat gadis cantik itu yang memasang raut bingung melihatnya ada disini.

"Om bangga sekali padamu, selamat ya.", ucap Ezar sekali lagi seraya mengulurkan tangannya.

Sara kemudian menjabat tangan mantan calon mertuanya itu dengan ragu-ragu.

"Kamu nggak perlu merasa canggung gitu sama Om.", ucap Ezar seraya tertawa kecil.

Keduanya berjalan menuju tempat duduk dipinggir koridor belakang yang tidak terkena hujan, kemudian berjalan layaknya ayah dan anak.

"Om.. Apa kabar? Tante juga apa kabar?", tanya Sara berusaha mencairkan suasana.

"Om.. Baik. Tante syukur juga baik. Kamu bagaimana kabar? Rencana mau gimana sehabis ini?", tanya Ezar kepada gadis muda yang terduduk disebelahnya ini.

Sara kemudian menghela nafas dengan pelan kemudian menjawab,

"Saya.. Nggak tahu, om. Paling kembali ke Milan, itu sih plan yang paling dekat ini udah terbayang di pikiran saya. Dan oh ya, Gibran... Apa kabar?", jawab Sara seraya tersenyum kecil.

Miss BombshellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang