2

1.6K 46 4
                                    

RUPANYA REYNA LEBIH SUKA JALAN kaki ketimbang naik taksi. Kata Reyna supir taksi menjadi lebih menyebalkan akhir-akhir ini makanya dia lebih memilih berajalan kaki. Kami sudah 30 menit berjalan dan sepertinya rumahnya masih jauh. Menurut pengamatan-ku, Reyna mendapatkan perlakuan yang berbeda dari para pejalan kaki. Tidak sepertiku, para pejalan kaki yang lewat malah memandangi Reyna dengan tatapan aneh dan sengaja menyenggolnya selagi berjalan. Reyna seperti nya sudah biasa diperlakukan seperti itu.

Aku tidak menahan rasa penasaranku. "Kenapa mereka jahat padamu?" tanyaku.

"Karna aku seperti orang kulit hitam dikumpulan orang kulit putih atau anjing di penangkaran kucing." jawabnya datar.


"Maksudmu?"


"Lupakan. Aku takut jika aku menjelaskannya kepadamu aku akan menyampaikan hal yang salah, karna ini semua begitu rumit. Kau harus mendengarkannya dari orang yang tepat."

"Rumit? Kemana kau akan membawaku?" tanyaku lagi.


"Ke rumahku. Rumah kami mungkin."


"Maksudmu rumahmu dan suamimu?" tanyaku dengan sedikit penekanan pada kata suami.

"Tentu saja tidak, bodoh. Aku menawarkan rumahku menjadi tempat perkumpulan orang-orang sepertiku. Sepertimu juga. Kami berusaha mencari orang lain seperti kami. Orang yang kebal." ucapnya datar.


"Orang kebal? Kebal dari apa? Berapa jumlah kalian?"


"Lihat saja nanti." ekspresi Reyna jelas mengatakan cukup bertanyanya. Mau tidak mau aku pun menurut.




Matahari sudah tepat berada diatas kepala. Kata Reyna sebentar lagi sampai. Tiga menit kemudian kami memang sampai. Rumah itu berwarna abu-abu dan lumayan besar. Pekarangannya berumput dan diisi oleh jalur untuk mobil dan ada air mancur kecil beberapa meter di depan pintu masuknya. Rumahnya tidak bertingkat, namun langit-langitnya dibuat tinggi. Arsitektur rumah ini mengingatkan kita dengan rumah bos mafia di film-film.


"Ayo masuk. Ini rumahmu juga sekarang." ajak Reyna. Dia berjalan kedalam duluan.


"Dengan senang hati. Aku ahli dalam menindas rumah orang." tiba-tiba Reyna berhenti dan berbalik. "Kau tidak akan menang melawanku." ujar Reyna. Dia kembali berjalan dan meninggalkan aku, namun aku bisa mendengar tawa kecil Reyna.


"Kawan-kawan, kita kedatangan kawan baru!" seru Reyna.


"Kami dibawah." teriak seorang perempuan.


"Dibawah? Basement kah?" tanyaku penasaran.


"Ya, kurang lebih begitu. Itu suatu ruangan bawah tanah yang dibangun ayah dan ibuku untuk menyimpan perlengkapan mereka, seperti bunker." jelasnya.


"Perlengkapan? Kau memang penuh misteri, tapi baiklah. Ayo kita kebawah."


Kami menuju ke sudut ruang keluarga. Di sana terdapat semacam tutup brankas di lantainya dan ketika dibuka ada tangga yang menuju ke bawah. Mungkin bunker ini sedalam 7 meter. Pemandangan di bunker ini membuatku mematung untuk beberapa saat. Bunker ini persegi dan seukuran dengan rumah Reyna beserta halamannya. Di tengah ruangan terdapat sofa, meja, beserta tv untuk bersantai seperti ruang rekreasi yang menghadap ke semacam tempat untuk latihan bertarung dan arena tembak di belakangnya. Di ujung ruangan dialih fungsikan sebagai parkiran mobil, satu mobil SUV, 2 mobil sedan hitam, dan 1 mobil sport putih. Di ketiga sisi dindingnya terdapat panel transparan dengan berbagai macam jenis senjata. Setiap panel memiliki warna senjata yang berbeda. Di panel sebelah kiri semua senjatanya berwarna hitam dan disinari dengan lampu biru, isinya sebagian pistol dan senjata-senjata kecil lainnya seperti pisau, granat, peluru bius, dan banyak lagi yang tidak kuketahui namanya. Panel tengah berisi senjata-senjata yang lebih besar seperti RPG, senapan mesin, sniper, dan peledak berukuran besar yang berwarna silver metalik dengan disinari lampu berwarna merah. Menurutku panel ketiga adalah yang lebih keren. Senjata lebih bervariasi daripada panel pendahulunya dan semuanya berwarna putih dengan sedikit motif sederhana seperti garis atau api yang berwarna hitam, bentuknya pun lebih modern. Ada satu senjata yang sangat menarik perhatianku. Aku pun mendekat agar bisa melihat senjata itu lebih jelas.

ResistTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang