Cinta Tau Kemana Berlabuh

104K 4.4K 215
                                    

'Kenapa hari ini sangat resah rasanya. Gelisah sekali hatiku. Ada apa? Aku takut terjadi sesuatu. Mataku sedari tadi berkedut disebelah kiri. Kalau kata orang tua jaman dulu, artinya akan menangis. Berarti aku akan berduka, entah karna apa?

Hati Prilly sedari tadi berkata-kata tak jelas karena resah dan gelisah seharian. Prilly menggulingkan tubuhnya kekanan dan kekiri karna tak nyaman.

'Jangan....
Jangan sampai aku mempercayai hal itu. Itu hanya mitos. Belum tentu fakta. Jika memang sering terjadi. Itu hanya suatu kebetulan.'

Tlililitttt....tlililittt...tlililittt...
Handphone Prilly berbunyi nyaring.
Dilihatnya layar handphone untuk membaca nama pemanggilnya.

"Hallo sayang...." Dengan nada sumringah Prilly mengangkat telpon dari Aldo kekasihnya yang sudah setahun merajut asa bersama-sama.

"Kamu dimana?" Suara dinginnya menyambut nada sumringah Prilly. Prilly tak peduli, itu sudah biasa dan Prilly menerimanya apa adanya.

"Aku dirumah, mau kesini sayang?" Prilly tetap berkata manis walaupun dia sebaliknya.

"Ya, tunggu aku kesana..." suara beratnya tetaplah dingin terdengar. Dan itu sudah biasa bagi Prilly.

Prilly bangun dari berbaringnya dan bersiap menyambut kedatangan Aldo.Prilly rindu. Sudah tiga hari dia tak datang kerumah. Untung saja setiap Prilly Sms tetap dibalas. Katanya dia sedang sibuk, lembur tiap malam karna awal bulan. Menjadi seorang HRD disebuah perusahaan swasta dengan karyawan ratusan membuatnya memang sedikit sibuk. Tapi Prilly tak pernah mengeluhkan. Prilly percaya pada Aldo dan Prilly mengerti dia.

***

"Lo terlalu sabar menghadapi dia, Pril..." Ali mengomentari ketika malam itu Prilly berdiri didepan gedung kantor mereka. Ali sedang menunggu Prilly dijemput Aldo, kekasihnya.

"Jarak kantornya sama kantor kita kan jauh, Li..." Prilly memasang badan membela Aldo.

"Hmmm..."

"Lo sendiri, apa gak jemput Gita? Pasti dia kelamaan nungguin lo, gak papa kalau mau duluan..."

"Gita ngerti kok, sama kaya lo, dia tau jarak kantorku dan kantornya jauh..."

"Tapi lo telatkan karna gw Li, bukan karna jauh..."

"Gw gak tega ninggalin lo..."

"Gak papa kok..."

"Beneran?"

"Iya..."

"Hati-hati ya..."
Ali meninggalkan Prilly dengan tatapan tak tega. Didepan kantor sudah malam begini sepi sekali. Bagaimana kalau Prilly diganggu orang? Sampai kapan sih dia harus menunggu disitu? Ali resah.

Meninggalkan Prilly, mata Ali tak lepas memandangnya.

DUAARRR...
Suara petir menggelegar dan tiba-tiba langit gelap dengan hembusan angin yang kencang. Dari parkiran motornya Ali berlari kembali menghampiri Prilly yang sudah terlihat memeluk tubuhnya sendiri karna angin terasa kencang menerpa. Ali membuka jaket yang tadi baru dipakainya ketika akan menaiki motor. Mendekati Prilly, Ali menutup kepala Prilly dengan jaketnya. Prilly mendongak menatap ingin tahu siapakah malaikat yang tiba-tiba datang menutupi kepalanya dari rintik hujan.

"Kenapa gak mundur sih cari tempat yang teduh, masa udah tau ujan masih aja berdiri disini?" Tatapan mata Ali menghujam ulu hatinya.

Baru kali ini Prilly bertatapan mata dan tak bisa menghindar lagi dari tatapan pria didepannya. Hatinya nyeri seketika kenapa orang yang selalu memperhatikannya bukanlah Aldo orang yang statusnya sekarang adalah kekasihnya? Kenapa justru Ali, seseorang yang hanya berstatus teman selalu bersikap begitu manis dan memperlakukannya bak ratu? Dan itu bukan hanya kali ini terjadi.

Short Story CollectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang