Ya Allah,
Jika ku bisa meminta, kembalikanlah dia....~~°~~
"Mau kemana sayang?"
"Aku pergi dulu ya..."
"Memancing lagi?"
Digo mengangguk sambil mempersiapkan alat pancingnya.
Aku melirik Anye yang sedang pulas tertidur siang dikamar kami. Wajah polosnya yang menggemaskan begitu tenang. Setenang setiap hari ketika ia bersamaku berdua sambil menunggu ayahnya pulang kerja.Memancing. Pekerjaan yang aku rasa membosankan itu menjadi hobby Digo sejak lama. Terlebih kalau yang mengajaknya manager dikantor tempat dia bekerja. Dia akan begitu saja meninggalkan kami berdua dirumah dengan janji setelah pulang memancing ia akan mengajak kami jalan-jalan.
Hari ini ketika dia pamit untuk pergi memancing hatiku terasa berat. Entahlah. Anye saja beberapa hari ini setiap bertemu ayahnya selalu rewel minta digendong, minta diajak bermain, sampai ketoilet dan tidurpun harus bersama ayahnya. Bahkan ketika berangkat bekerja, anak kami yang baru berusia dua tahun itu selalu menggelayuti kaki Digo. Aku hanya berpikir itu hal yang biasa. Anye hanya sedang ingin bersama ayahnya karna ayahnya tiap hari pergi kerja dan meninggalkan kami berdua yang menunggunya pulang membawakan makanan.
"Pergi dulu ya." Digo pamit lagi dan aku hanya menatapnya karna sudah tahu aku takkan bisa menahannya untuk pergi.
Entahlah, kenapa aku tiba-tiba memeluknya erat. Dia sendiri langsung mengusap rambut dan terasa menunduk mencium puncak kepalaku. Aku mengangkat wajah dan berjinjit menjangkau bibirnya dan dibalas dengan hangat. Ku hirup udara yang keluar dari hidungnya dan memejamkan mata ketika kurasa ibu jarinya menekan pipiku dan mencium penuh penekanan.
"Hati-hati, ayah!" Aku menangkup pipinya ketika ciuman kami terlepas.
"Siap, bunda, aku akan bawa ikan yang banyak buat makan malam kita!" Digo mencubit pipi dan sekali lagi mencium keningku.
"Aku hanya ingin lihat kamu kembali kerumah dengan utuh, itu aja!"
"Bahasanya berat banget, sayang!"
"Janji?"
Digo mengangguk dan melambaikan tangannya seiring motor bebeknya yang berlalu dari hadapanku. Aku berbalik dan mataku bertemu dengan foto pernikahan kami didinding.
Sudah tiga tahun kami menikah, memiliki anak lucu seperti Anye yang kini berumur dua tahun membuat bahagia kami bertambah. Kami sama-sama pendiam tak banyak bicara. Sejak pertama bertemu karna satu lingkungan pekerjaan disebuah hotel, aku mengenal Digo adalah sosok yang dingin dan agak pendiam. Sering berpapasan tetapi kami hanya saling memandang. Saling tersenyum dan terkadang diam-diam mencuri pandang jika saling berdekatan.
"Ehem." suara Riskha teman satu shiftku berdehem seiring menghilangnya Digo dari hadapanku ketika itu. Aku resepsionis, Digo seorang koki dihotel yang sama.
"Apa sih kha, ehem-ehem?" Aku membetulkan tatanan rambutku untuk menghilangkan rasa grogi dan kaget saat Riskha yang biasa aku panggil Kha menepuk bahuku tidak keras tapi tetap saja mengagetkan.
"Kalian itu kenapa sih, Si? Gue perhatiin sering pandang-pandangan tapi nggak pernah terlihat saling ngobrol gitu!" sahut Kha dengan wajah keheranan.
"Enggak kenapa-kenapa!" elakku sambil siap-siap dimeja resepsionis siap menerima tamu yang mungkin saja tiba-tiba datang untuk menginap.
"Alahhh, bilang aja sukaaa..." goda Kha membuat semburat merah mungkin menghiasi wajahku karna kurasa desiran darah mengalir cepat kearah wajah yang seketika menghangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Short Story Collection
Любовные романыDisini Berisi kumpulan Cerita Pendek. Setiap Part berisi cerita yang berbeda. Tidak menggantung, tidak bersambung dan langsung tamat. Sengaja digabung di sini supaya readers tidak perlu mencari dan menyimpan lagi Tinggal tunggu update One Short Sto...