'Saya ingin menjadi orang yang bisa membuatmu tenang, bukan menjadi seperti dia, tetapi menjadi saya yang penuh cinta bagimu'
-Digo'Kamu yang membuat saya tidak menunggu tanpa kepastian dan kamu membuat waktu yang singkat menjadi berkualitas karna kesejatian cinta'
-Sisi~°I'm Yours°~
~°~°~
Pintu lift lantai 7 terbuka. Dengan langkah pasti Digo melangkah gagah menuju ruang HRD yang ditunjukkan oleh security dilantai dasar yang tadi ditanyainya.
"Selamat pagi!"
"Selamat pagi, silahkan!"
"Terima Kasih, Bu, saya Radmile Adelardigo."
"Silahkan Radmile, nama yang susah, asal mana?"
"Saya orang Indonesia bu, biasa dipanggil Digo!"
"Tapi namanya kok kaya orang asing ya?"
"Ibu saya ada keturunan sedikit nggak banyak bu..."
"Ohhhh baiklah, kita mulai interview ya!"
Sihleta Sivana. Sisi. Ibu HRD yang cantik. Pertama kali bertemu, Digo sudah terkesan dengan tatap mata coklat bersinarnya.
Interview kali itu sebenarnya hanya formalitas. Digo mendapatkan tawaran kerja dari CEO atau pemilik perusahaan langsung yang kenal dengan ayahnya yang membutuhkan seorang manager Accounting.
MomSi, semua karyawan memanggilnya begitu, HRD yang disayangi karyawan dan karyawati disana. Meski tegas dengan aturan kantor mereka tapi Sisi begitu perhatian dan bersikap sangat kekeluargaan.
Berbulan-bulan bekerja disana, pekerjaan yang bisa mempertemukan hanyalah masalah absensi dan kalau ada meeting mengenai kinerja karyawan, selebihnya tidak.
"Pak Digo, permisi."
"Iya MomSi?" Digo mengangkat wajahnya dan melihat Sisi berdiri didepannya dengan selembar kertas ditangannya dan Digo mengisyaratkan untuk Sisi duduk.
"Jangan ikut-ikutan manggil momSi kayak anak-anak, Pak, bapak bukan bawahan saya." Sisi menghempaskan pantatnya dikursi depan meja Digo.
"Kamu juga bukan bawahan saya kenapa manggilnya bapak, emangnya saya kelihatan udah tua?"
"Itu udah harus Pak, setidaknya dikantor, mana enak sih manggil nama, dikata nggak sopan nanti!"
"Oh iya, ada apa?"
"Ini cuma mau nanya, di absen ada tercantum tanda merah satu hari, keterangan sakit? Tapi saya belum terima surat keterangan dokternya Pak, nanti gajinya nggak bisa saya proses kalau arsip belum lengkap."
"Harus ya itu?"
"Ya haruslah..."
"Meskipun manager?"
"Iya Pak Digooo, semua karyawan disini harus ngikutin semua aturan dan kalau tidak ngikutin harus siap nanggung akibatnya, tapi jangan mentang-mentang Pak Digo nggak butuh uang lalu Pak Digo nggak mau nyelesain ya, itu bisa ganggu kerja saya dan saya tidak bisa kompromi dengan karyawan yang membuat kerja saya jadi tertunda!" Panjang kali lebar ucapan Sisi berkata menegaskan aturan perusahaan membuat Digo tertawa.
"Iya, ini suratnya, sengaja biar kamu nyamperin kesini!" Digo menarik laci mejanya dan menyerahnya sebuah amplop berisi surat keterangan dari dokter.
"Ishhhh, Pak Digo iniiii!!" Sisi mengerucutkan bibirnya dibalas Digo dengan kerucutan juga dihidungnya.
Digo sangat suka menggoda Sisi. Sikapnya yang tegas tapi baik juga ramah pada semua orang dan menurut gosip masih lajang membuat Digo penasaran. Kenapa Gadis semanis Sisi, belum mempunyai calon pendamping diusianya yang sudah menginjak 26tahun itu?
KAMU SEDANG MEMBACA
Short Story Collection
RomanceDisini Berisi kumpulan Cerita Pendek. Setiap Part berisi cerita yang berbeda. Tidak menggantung, tidak bersambung dan langsung tamat. Sengaja digabung di sini supaya readers tidak perlu mencari dan menyimpan lagi Tinggal tunggu update One Short Sto...