Ketika semakin MARAH, semakin jauh.
Pertengkaran itu hanya menghasilkan MARAH.
MARAH itu hanya menimbulkan rasa jauh.
Penyesalan hanya menimbulkan sesak.
Akibat kata tak bijak.
Menghindar
Atau
Menjauh
Hanya membuat semakin terkenang
Akan janji yang pernah diucapkan
Indahnya saat bersama
Akankah kenangan mampu membawa kembali?
Saat menyusuri jalan kenangan sendiri
Menepis ego
Mencoba membangun lagi
Kata demi kata diantara dua hati
Sungguh ketika emosi harusnya
Tak saling menyakiti
Karna MARAH hanya menciptakan jarak
Dan Jarak hanya menciptakan rindu
Jika cinta, harusnya yang ada hanya tatap
Karna semakin CINTA, semakin tak butuh kata
Yang dibutuhkan hanyalah rasa
Yang menuntun untuk saling mengatakan....
AKU SELALU CINTA.*****
"Kamu darimana sih? Pulang malam terus, pulang malam terus, harusnya belok kanan kamu belok kiri dulu ya?"
Baru memasuki rumah dan menutup pintu yang dibukanya dengan kunci duplikat, Ali sudah mendengar suara pertanyaan dibelakangnya. Artinya berasal dari dalam rumah. Di Sofa ruang tengah.
"Apaan sih pertanyaannya? Curiga terus menuduh terus!"
Ali melanjutkan menutup pintu dan menguncinya setelah menyanggah ucapan Prilly.
"Tapi tadi Dinar lihat kamu diHolybar main bilyard? Mulai lagi main kesana? Sudah bosen ngeliat aku terus dirumah?"
Pertanyaan bertubi dengan nada menuduh. Membuat Ali sontak menyahut.
"Ngarang. Dinar salah lihat, percaya banget sih sama ucapan dia?"
"Iya karna Dinar selalu akurat, gak mungkin dia salah lihat!" Tegas Prilly yakin dengan penglihatan Dinar dan percaya dengan ucapannya.
"Kamu lebih percaya sama oranglain daripada aku, hah?"
"Ya, karna oranglain itu lebih bisa dipercaya daripada kamu!!" Prilly membela sahabatnya.
Ia tahu sahabatnya tak mungkin dengan sengaja melaporkan kejadian yang tidak benar-benar ia lihat. Prilly memang sudah berpesan agar jangan ada rahasia.
Jangan sampai kasep seperti teman mereka, Novi. Seorang teman pernah melihat suaminya sedang jalan dengan oranglain, tetapi diam saja. Dan Novi terlampau percaya pada suaminya. Tak tanggung, perusak hubungannya adalah sahabatnya sendiri. Yang menikah diam-diam dengan suaminya. Padahal Melly selalu diajak kemanapun Novi dan suaminya pergi. Sahabat baik yang peduli akan sahabatnya yang menjadi janda karna ditinggal meninggal suaminya."Ya sudah, hidup saja dengan oranglain itu, gak usah hidup denganku!!"
Ali membalas ucap Prilly dengan kesal. Baru datang, tubuhnya lelah, diberondong pertanyaan bertubi yang menekan.
Saling berada didekat tetapi berteriak. Begitulah disaat sedang marah. Persoalannya tak besar, hanya cemburu dan tak bisa percaya. Terlalu merasa saling memiliki, hingga lupa tak harus saling menguji.
Bukan yang pertama bertengkar. Bukan yang pertama juga saling marah. Bukan yang pertama saling berteriak satu dengan yang lain.
"Bisa gak sih kalau sama suami yang lembutan? Gak usah kasar kenapa sih? Gak bisa?" Protes Ali sambil melangkah masuk menuju kamar mereka.
"Yang kasar duluan siapa? Aku cuma nanya kamu nyolot!" Prilly membela diri dan mengikuti langkah Ali.
"Yang nyolot kamu duluan, suami pulang bukannya disambut senyuman manis malah pertanyaan sinis!" Ucap Ali sambil membuka pintu kamar dan menoleh sekilas pada Prilly.

KAMU SEDANG MEMBACA
Short Story Collection
RomanceDisini Berisi kumpulan Cerita Pendek. Setiap Part berisi cerita yang berbeda. Tidak menggantung, tidak bersambung dan langsung tamat. Sengaja digabung di sini supaya readers tidak perlu mencari dan menyimpan lagi Tinggal tunggu update One Short Sto...