BetapaAkuMencintaimu(selamanya)

27.9K 2.2K 158
                                    

Kamu pernah hadir dalam mimpiku dan menjadi kenyataan ketika matamu yang indah dapat terus kutatap karna kita pada akhirnya berikrar untuk saling mencintai....

~~BAMSelamanya~~

"B.A.M?" Aku menatap tulisan dikertas yang ditulis gadis cantik didepanku.

"Apa itu?" Lanjutku lagi.

"Sini, aku kasih tau," Agatha mendekat dan berbisik ditelingaku dan berkata lirih, "Betapa...Aku...Mencintaimu!"

"Tambahin S ya," ucapku sambil mengerling kearahnya.

"Apa S?"

"Selamanya..."

Agatha tersenyum manis. Senyum yang menghangatkan dadaku. Kusisihkan rambut yang jatuh dikeningnya dan mencium kening mulus yang ada dalam rengkuhanku.

Rasanya baru semalam kami bahagia. Waktu yang kurasa sangat cepat berlalu bersamanya. Manisnya cinta kami reguk bersama. Dan terlalu manis kurasa untuk dilupakan.

"Akuuu takut, aku takut takkan bisa sembuh..."
Aku menatapnya sedih saat dia terbaring diranjang rumah sakit dengan penyakit yang deritanya. Wajahnya yang pucat dan rambutnya yang rontok tak mengurangi pesona dia dimataku.
Tanpa kusangka Agatha mengidap penyakit leukimia disaat kami rasanya diambang batas cinta.

"Jangan bilang begitu, kamu pasti sembuh, sayang!" Aku menggenggam tangannya yang dingin.

"Betapa aku mencintaimu," ucapan Agatha terasa membuat hatiku berdenyut nyeri dan terdengar seakan menyesakkan dadaku.

"Andra, kamu harus janji, apapun yang terjadi sama aku, kamu takkan sedih berkepanjangan," suara lirihnya seakan mampu meluruhkan persendian tubuhku.

"Jangan bilang begitu," aku menutup bibirnya yang mengering dengan jariku. Entah kenapa perasaanku tak nyaman tapi selalu aku tepis. Pandangan Agatha yang sayu seakan menikam jantungku.

"Kamu akan sembuh dan kita akan terus bersama-sama," bisikku ditelinganya.

Entahlah, perasaanku sangat takut sekarang. Penyakit kanker darah itu menggerogoti tubuh Agatha dengan cepat. Aku berharap semangat yang aku tunjukkan padanya membuat dia lebih kuat.

"Aku mencintaimu, sayang!" Aku lirih berbisik menatap sayu matanya.

"Andraaa..." suara seraknya memanggilku lirih. Tangannya terangkat seakan ingin menggapai wajahku.

"Iya, sayang?" Aku meraih tangannya dan menyentuhkan kewajahku.

"Betapa aku mencintaimuuu..."

Entahlah, rasanya masih terngiang dalam ingatanku semua tentangnya. Semua tentang Agathaku. Yang harus pergi untuk selama-lamanya.

Yang tertinggal hanyalah fotonya. Yang terngiang canda tawanya sebelum ia dinyatakan mengidap penyakit leukimia. Dia sempurna. Baik hati. Tutur kata yang lembut melengkapi kesempurnaanya. Rasanya tak ada yang bisa menggantikan dia dalam hatiku. Bahkan jika ada penggantipun takkan bisa menggeser dirinya.

Masih ingat kala aku mencium nisannya setelah tubuhnya yang terbungkus kain kafan dibaringkan ketempat terakhirnya dan tertutup tanah lalu ditaburi dengan bunga bunga doa. Aku mencium nisannya seperti aku mencium keningnya saat dia terbaring tak berdaya.

"Ya Allah, ampuni segala dosanya, terima amal ibadahnya, beri dia tempat terbaik disisi-Mu."

Aku seorang pria yang mengeluarkan airmata saat kepergiannya. Padahal bukan cuma aku yang merasa sangat kehilangan Agatha. Papa dan mamanya mungkin lebih sedih dari aku. Agatha darah daging mereka.

Short Story CollectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang